Azmi, YuyunNurul (2013) Pemetaan Potensi Komoditas Peternakan Kabupaten Lombok Timur, NTB. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Permintaan produk ternak asal Provinsi Nusa Tenggara Barat seperti kerbau, sapi, kuda dan kambing masih berlangsung hingga kini. Kegiatan ekspor dan pengantar-pulauan ternak telah dilakukan NTB sejak dekade 1930-an dengan negara tujuan pengiriman meliputi Hongkong, Singapura, Malaysia dan belakangan pada tahun 2006 pengiriman juga dilakukan ke Brunai Darussalam dan Timor Leste. Adapun untuk keperluan pengantar-pulauan di dalam negeri, NTB mengirim ternak dengan tujuan utama sejumlah kabupaten di Pulau Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku, Papua, Jawa serta ke NTT. Ekspor ternak sapi asal NTB dalam beberapa tahun terakhir cenderung dibatasi antara lain karena tingginya permintaan daging di dalam negeri yang membuat Indonesia belum bisa berswasembada daging. Ekspor kerbau dan kuda juga dihentikan karena permintaan daging kedua jenis ternak itu di dalam negeri cukup tinggi. Indonesia pada dekade 1990-an hingga 2010-an mengalami kekurangan daging sehingga harus mengimpornya dari berbagai negara. Peran NTB, khususnya Kabupaten Lombok Timur, sebagai salah satu daerah pemasok utama ternak semakin lama semakin penting dan tidak tergantikan di lingkup peternakan nasional pada dekade tahun 2000-an. Posisi Lombok Timur tersebut semakin tidak terhindarkan mengingat banyak daerah lain di Indonesia yang selama ini dikenal sebagai sumber ternak besar, khususnya sapi Bali seperti Provinsi Sulawesi Selatan dan NTT, tidak lagi mampu memainkan peran itu. Kekurangan plasma nutfah sapi Bali, kuda dan kerbau bahkan berlangsung drastis yang ditandai beberapa daerah pemasok sapi Bali seperti NTT dan Sulawesi Selatan kini meminta pasokan sapi Bali dari NTB. Posisi strategis Lombok Timur tersebut terkait erat dengan kegemaran warga mengusahakan hewan peliharaan, khususnya ternak besar. Aktifitas beternak bagi sebagian kalangan masyarakat dianggap telah mendarah-daging karena sudah dilakukan secara turun temurun. Bagi sebagian warga pedesaan Lombok Timur, kehidupan sehari-hari berlangsung ganjil tanpa aktivitas memelihara ternak. Kegiatan beternak, meskipun telah mendarah-daging, namun di beberapa wilayah NTB kegiatan itu cenderung dilakukan sebagai usaha sambilan. Peternak pada umumnya kurang yakin bahwa aktivitas beternak bisa memberikan sumber penghidupan yang layak sebagai mata pencaharian pokok. Hal itu diduga membuat aktifitas beternak belum berorientasi menciptakan optimalisasi keuntungan dan laba tertinggi berbasis daya dukung lahan. Muara akhir dari persoalan tersebut adalah ternak tidak tumbuh dan bekembang sesuai dengan potensi kodratinya dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini belum bisa menikmati manfaat optimal dari usaha peternakan. Ketidak-tersediaan peta wilayah pengembangan ternak yang memadai pada akhirnya membuat ternak belum sepenuhnya berkembang sesuai dengan potensi alaminya. Potensi peternakan tersebut terbuka untuk dieksploitir jika tersedia data, informasi dan semacam peta tentang hasil kajian ilmiah mengenai kegiatan peternakan di Kabupaten Lombok Timur. Bertolak dari kondisi itulah maka penelitian ini dipandang relevan untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan memetakan potensi komoditas peternakan Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB; serta mengkaji potensi pengembangan masing-masing ternak di daerah itu. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang dipadukan dengan analisis data primer dan data sekunder. Data yang terkumpul diolah menggunakan analisis location question (LQ), analisis shift share , analisis model rasio pertumbuhan dan analisis overlay . Hasil penelitian menunjukkan ternak sapi unggul di Kecamatan Suela, Sambelia, Labuan Haji, Pringgasela dan Montong Gading. Kerbau menonjol di Jerowaru, Sembelia, Sakra Timur, Keruak dan Pringgabaya. Keunggulan kuda terjadi di Masbagik, Suralaga, Sakra Timur Keruak dan Selong. Kambing menonjol di Sakra Timur, Sakra, Sakra Barat, Montong Gading, Terara, Sikur, Suralaga, Sukamulia, Selong, Labuhan Haji, Suela, Wanasaba dan Sembalun. Domba menonjol di Kecamatan Jerowaru, Pringgasela, Pringgabaya, Keruak dan Sambelia. Wilayah yang memberikan efek keunggulan kompetitif terhadap sapi meliputi Aikmel, Terara, Montong Gading, Wanasaba dan Selong. Keunggulan kompetitif kerbau hanya terjadi di Kecamatan Sakra. Keunggulan kompetitif kuda terjadi di Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Wanasaba dan Pringgabaya. Keunggulan kompetitif kambing di Jerowaru, Pringgabara, Sambelia, Sakra Timur dan Selong. Keunggulan kompetitif domba terdapat di Kecamatan Keruak. Ternak sapi memiliki laju pertumbuhan tinggi di Terara, Sukamulia, Aikmel, Sembelia, Sikur, Pringgasela, Masbagik, Pringgabaya, Wanasaba, Labuhan Haji, Selong, Sembalun, Terara, Montong Gading, Suralaga dan Suela. Lombok Timur tidak memiliki wilayah dengan laju pertumbuhan tinggi untuk kerbau. Laju pertumbuhan kuda terjadi di Sakra Barat, Terara, Aikmel, dan Pringgabaya. Laju pertumbuhan tinggi kambing ditemukan di Kecamatan Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Terara, Masbagik, Pringgasela, Selong, Labuhan Haji, Pringgabaya, Suela, Aikmel, Wanasaba dan Sukamulia memandang tidak ada wilayah Lombok Timur yang tinggi laju pertumbuhan dombanya. Wilayah Lombok Timur yang memiliki sapi dengan potensi besar dan berpeluang dikembangkan meliputi Kecamatan Terara, Montong Gading, Sikur, Pringgasela, Sukamulia, Suralaga, Selong, Labuan Haji, Swela dan Sambelia. Kerbau di Lombok Timur tidak memiliki potensi untuk dikembangkan. Terara dan Aikmel baik bagi pengembangan kuda. Wilayah Lombok Timur yang potensial untuk pengembangan kambing meliputi Sakra Timur, Terara, Selong, Labuhan Haji, Wanasaba dan Sambelia. Wilayah Lombok Timur yang potensial untuk pengembangan domba adalah Pringgabaya.
English Abstract
Demand for livestock products home province of West Nusa Tenggara such as buffalo, cattle, horses and goats still continues today. Activities and introduction to the islands export cattle NTB has done since the 1930s with the country of delivery includes Hong Kong, Singapore, Malaysia and later in 2006 also made deliveries to Brunei Darussalam and Timor Leste. As an introduction to the purposes of the islands in the country, NTB send cattle to the main purpose of a number of districts on the island of Borneo, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Papua, Java, as well as to NTT. Cattle exports from NTB in recent years tend to be limited in part because of the high demand for meat in the country that can not make Indonesia self-sufficient in meat. Export of buffalo and horses also discontinued because demand for meat both types of cattle in the country is quite high. Indonesia in the 1990s to the 2010s to experience shortages of meat that must be imported from various countries. NTB role, especially East Lombok, as one of the leading suppliers of livestock increasingly important and irreplaceable national in scope farms in the decade of the 2000s. The position of the East Lombok increasingly inevitable given the many other areas in Indonesia, which is known as a major source of livestock, especially cattle Bali such as South Sulawesi and NTT, are no longer able to play that role. Shortage of Bali cattle germplasm, horses and buffaloes even take drastic marked some areas of Bali cattle suppliers such as NTT and South Sulawesi, Bali cattle are now asking for supplies from NTB. East Lombok strategic position are closely related to commercialize Favourite pets, especially large livestock. Raising activities for most of the people considered to have been ingrained, as has been done for generations. For some rural residents of East Lombok, daily life activities take place without raising livestock odd. Raising activities, despite the deep-seated, but in some areas it tends NTB activities conducted as a sideline business. Breeders generally less confident that ranching activities can provide a decent livelihood as a principal livelihood. It was allegedly made yet oriented farming activities create the highest profit and profit optimization-based capacity of the soil. Estuary end of the problem is growing and cattle are not in accordance with the potential kodratinya developing States and all those involved in this activity have not been able to enjoy the benefits of optimal farm. Map unavailability of adequate areas of livestock development ultimately make animals are not fully developed in accordance with their natural potential. The farm is open to the potential of exploited if available data, information, and a sort of map of the results of scientific studies on operations in East Lombok. Starting from the condition that it is deemed relevant to the research conducted. This study aims to map the potential for farm commodity East Lombok, West Nusa Tenggara Province, as well as assessing the development potential of each animal in the area. This study uses descriptive analysis, combined with the analysis of primary data and secondary data. The collected data is processed using location analysis question (LQ), shift share analysis, model analysis and the growth ratio overlay analysis. The results showed superior cattle in District Suela, Sambelia, Labuan Haji, Pringgasela and Montong Ivory. Buffaloes standout in Jerowaru, Sembelia, East Sakra, Keruak and Pringgabaya. Excellence horses occurred in Masbagik, Suralaga, Sakra and Selong Keruak East. Goat stands out in East Sakra, Sakra, West Sakra, Montong Ivory, Terara, Sikur, Suralaga, Sukamulia, Selong, Labuan Haji, Suela, Wanasaba and Sembalun. Sheep stand in District Jerowaru, Pringgasela, Pringgabaya, Keruak and Sambelia. Areas that provide a competitive edge effects on cattle include Aikmel, Terara, Montong Ivory, Wanasaba and Selong. Competitive advantage occurs only in the District buffalo Sakra. Competitive advantage occurs in horses Sakra, Sakra East, West Sakra, Wanasaba and Pringgabaya. Competitive advantage in Jerowaru goats, Pringgabara, Sambelia, Sakra and Selong East. Competitive advantage in the district are sheep Keruak. Cattle have a high growth rate in Terara, Sukamulia, Aikmel, Sembelia, Sikur, Pringgasela, Masbagik, Pringgabaya, Wanasaba, Labuan Haji, Selong, Sembalun, Terara, Montong Ivory, Suralaga and Suela. East Lombok does not have a region with a high growth rate for buffalo. Growth rate occurred in Sakra western horse, Terara, Aikmel, and Pringgabaya. High growth rate of goat found in the District of Sakra, Sakra West, East Sakra, Terara, Masbagik, Pringgasela, Selong, Labuan Haji, Pringgabaya, Suela, Aikmel, Wanasaba and Sukamulia look no East Lombok district high growth rate of the sheep. East Lombok region that has beef with great potential and opportunity to be developed includes District Terara, Montong Ivory, Sikur, Pringgasela, Sukamulia, Suralaga, Selong, Labuan Haji, Swela and Sambelia. Buffalo in East Lombok does not have the potential to be developed. Aikmel Terara and good for the development of the horse. East Lombok potential areas for development include goats East Sakra, Terara, Selong, Labuan Haji, Wanasaba and Sambelia. East Lombok potential areas for development of sheep is Pringgabaya.
Item Type: | Thesis (Doctor) |
---|---|
Identification Number: | DES/636.01/AZM/p/061400064 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.01 Ranches and farms |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 07 May 2014 18:15 |
Last Modified: | 07 May 2014 18:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161063 |
Actions (login required)
View Item |