Kalsum, Umi (2013) Evaluasi Mikroba Endogenous Asal Usus serta Implikasi Efeknya terhadap Produktivitas Burung Puyuh. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini terbagi menjadi empat tahap. Penelitian tahap pertama: identifikasi bakteri asal usus halus burung puyuh, menggunakan metode diskriptif. Identifikasi untuk isolate Lactobacillus menggunakan kit API 50 CH, sedangkan spesifikasi sampai tingkat DNA menggunakan PCR. Isolat yang berhasil diidentifikasi adalah bakteri Lactobacillus fermentum , Lactobacillus salivarius , dan Bacillus sp CFM28. Penelitian tahap kedua: uji potensi probiotik, merupakan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Macam uji yang dilakukan yaitu: uji toleransi pH saluran pencernaan (4, 5, dan 6) dan garam empedu (0,3 % dan 1 %) pada inkubasi 20 dan 90 menit, uji aktivitas protease dan amilase serta uji minimal inhibisi Salmonella sp dan Escherichia coli dengan tujuh variasi konsentrasi CFS (0, 10, 20, 30, 40, 50, 60) %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas protease dari bakteri Bacillus sp CFM28 pada media CCA mencapai 0,385 unit pada waktu inkubasi 24 jam. Aktivitas amilase dari isolat bakteri amilolitik mencapi 0,025 unit pada waktu inkubasi 48 jam. Variasi pH, garam empedu, dan waktu inkubasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah bakteri Lactobacillus fermentum , namun tidak berpengaruh pada jumlah bakteri Lactobacillus salivarius . Probiotik Lactobacillus fermentum dan Lactobacillus salivarius mempunyai senyawa antibakteri berupa Cell Free Supernatant (CFS) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Konsentrasi minimal CFS dari Lactobacillus fermentum untuk menghambat pertumbuhan bakteri uji adalah 30 % untuk Salmonella typhimurium , 30 % untuk Escherichia coli (manusia), dan 20 % untuk Escherichia coli (unggas), sedangkan untuk menghambat lebih dari 99 % pertumbuhan Salmonella typhimurium dan Escherichia coli (unggas) masing-masing pada konsentrasi 50 % dan 60 %. Konsentrasi minimal CFS dari Lactobacillus salivarius untuk menghambat pertumbuhan bakteri uji adalah 20 % untuk Salmonella typhimurium , 20 % untuk Escherichia coli (manusia), dan 10 % untuk Escherichia coli (unggas), sedangkan untuk menghambat lebih dari 99 % pertumbuhan bakteri uji dibutuhkan minimal konsentrasi CFS sebesar 40 % untuk Salmonella typhimurium dan Escherichia coli (unggas) serta 50 % untuk Escherichia coli (manusia). Penelitian tahap ketiga: uji kualitas probiotik secara biologis pada burung puyuh, merupakan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan pakan yaitu: P0 (pakan kontrol), P1 (P0 + 50 mg/kg zinc bacitracin ), P2 (P0 + 5,27 x 10 8 sel/ml Lactobacillus fermentum ), P3 (P0 + 2,35 x 10 9 sel/ml Lactobacillus fermentum ). Setiap perlakuan diulang empat kali dan tiap ulangan terdiri atas 10 ekor burung puyuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sangat nyata (P<0,01) meningkatkan aktivitas protease dan amilase dalam usus, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kecernaan protein, Energi Metabolis semu (AME) dan Energi Metabolis terkoreksi nitrogen (AMEn). Perlakuan nyata (P<0,05) meningkatkan jumlah BAL dan menurunkan jumlah Escherichia coli dan Salmonella sp dalam usus. Perlakuan nyata (P<0,05) meningkatkan produksi telur burung puyuh, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada konsumsi pakan, egg mass , konversi pakan, mortalitas dan IOFC. Perlakuan sangat nyata (P<0,01) menurunkan kadar kolesterol kuning telur burung puyuh, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada berat telur, tebal kerabang, dan haugh unit telur burung puyuh. Penelitian tahap keempat: uji kualitas probiotik sebagai feed additive , merupakan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap empat ulangan dengan sebelas variasi waktu penyimpanan (0,1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16) pecan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah bakteri hidup. Probiotik Bacillus sp CFM28 mampu bertahan hidup selama 16 pekan masa penyimpanan dalam feed additive yang disimpan pada suhu ruang, sedangkan probiotik Lactobacillus fermentum hanya mampu bertahan hidup hingga 14 pekan masa penyimpanan. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan probiotik Lactobacillus fermentum sebagai feed additive dapat meningkatkan produktivitas burung puyuh serta kualitas dan kuantitas telur.
English Abstract
This experiment was divided in four steps. The first experiment: identification of bacteria from quail intestine using descriptive method. Identification of Isolate Lactobacillus using API 50 CH kit and DNA specification using PCR. Isolates were identified Lactobacillus fermentum, Lactobacillus salivarius , and Bacillus sp CFM28. The second experiment: the potential of probiotic test using experimental method by completely randomized design with three replications. These tests were: gastrointestinal pH tolerance test (4 , 5 , and 6) and bile salts (0.3% and 1%) at 20 and 90 minutes incubation, protease and amylase activity tests, minimal inhibition tests of Salmonella sp and Escherichia coli with seven variations of CFS concentrations (0, 10, 20, 30, 40, 50, 60)% . The results showed that the protease activity of Bacillus sp CFM28 on medium CCA reached 3.85 units in a 24-hour incubation period. Amylase activity of Isolates of amylolytic bacterial reached 2.47 units in 48-hour incubation period. Variations in pH, bile salts, and the incubation time significantly affect (P<0.05) to total bacteria Lactobacillus fermentum , but had no effect on the number of bacteria Lactobacillus salivarius . Probiotic Lactobacillus salivarius and Lactobacillus fermentum have antibacterial compounds such as Cell free supernatant (CFS) which can inhibit the growth of pathogenic bacteria. Minimal concentration of CFS of Lactobacillus fermentum to inhibit the growth of test bacteria was 30% for Salmonella typhimurium , 30% for Escherichia coli (human), and 20% for Escherichia coli (poultry), whereas to inhibit more than 99 % the growth of Salmonella typhimurium and Escherichia coli (poultry) needed minimum concentration of CFS of 50% and 60%. Minimal concentration of CFS of Lactobacillus salivarius to inhibit the growth of test bacteria was 20% for Salmonella typhimurium , 20% for Escherichia coli (human), and 10% for Escherichia coli (poultry), while to inhibit more than 99% the growth of test bacteria takes minimum concentration of test CFS by 40% for Salmonella typhimurium and Escherichia coli (poultry) and 50% for Escherichia coli (human). The third experiment: biological test of the probiotic quality on quail using experimental method by completely randomized design with four feed treatments, namely P0 (control feed), P1 (P0 + 50 mg/kg of zinc bacitracin), P2 (P0 + 5.27 x 10 8 cells/ml of Lactobacillus fermentum ), P3 (P0 + 2.35 x 10 9 cells/ml Lactobacillus fermentum ) with four replication of 10 heads quail each. The results showed that the treatments significantly (P<0.01) increased the activity of protease and amylase in the intestine, but not significant (P>0.05) on AME (protein digestibility, apparent metabolic energy) and AMEn (nitrogen corrected metabolic energy). The treatment significantly (P<0.05) increased the number of BAL and decrease the amount of Escherichia coli and Salmonella sp in the intestine. The treatments significantly (P<0.05) increased quail egg production, but had not effect (P>0.05) on feed intake, egg mass, feed conversion, mortality and IOFC. The treatment significantly (P<0.01) reduced egg yolk cholesterol, but did not differ (P>0.05) on egg weight, shell thickness, and Haugh unit of quail eggs. The fourth experiment : quality test of the probiotic as feed additive, using experimental method by completely randomized design with eleven variations of the storage time (0, 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16) weeks with four replications. The results showed that the storage time was significantly affect (P<0.01) to the number of viable bacteria. In the feed additive probiotic Bacillus sp CFM28 survive for 16 weeks during storage at room temperature, whereas probiotics Lactobacillus fermentum only able to survive up to 14 weeks. In conclusion, the use of probiotic Lactobacillus fermentum on quail feed had increased the quail productivity and the quality and quantity of egg.
| Item Type: | Thesis (Doctor) |
|---|---|
| Identification Number: | DES/598.627/KAL/e/061304846 |
| Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 598 Aves (Birds) > 598.6 Galliformes and Columbiformes |
| Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan |
| Depositing User: | Endro Setyobudi |
| Date Deposited: | 22 May 2014 11:34 |
| Last Modified: | 22 May 2014 11:34 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161038 |
Actions (login required)
 |
View Item |