Penyelesaian Sengketa Pelanggaran Norma Perkawinan Adat Merarik dalam Masyarakat Hukum Adat Sasak

Sabardi, Lalu (2011) Penyelesaian Sengketa Pelanggaran Norma Perkawinan Adat Merarik dalam Masyarakat Hukum Adat Sasak. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkawinan adat merarik dalam hukum perkawinan adat Sasak, berlangsung atas inisiatif kedua calon mempelai. Dalam perkembangan pelaksanaan perkawinan adat merarik sampai saat ini ada orang tua yang kecewa dengan pilihan maupun putusan anakanaknya, terutama bagi keluarga wanita. Sedangkan bagi keluarga laki-laki jarang dapat mengelak dari pilihan anaknya. Hal tersebut terjadi karena wanita yang meninggalkan rumahnya pergi bersama laki-laki tidak dengan ijin orang tuanya, masyarakat telah menganggapnya melakukan perkawinan adat merarik . Jika kemudian wanita tersebut dibawa kembali ke orang tuanya, maka perbuatan tersebut dianggap sebagai suatu bentuk penghinaan. Oleh karena itu pihak keluarga yang tidak menyetujui perkawinan anaknya (biasanya pihak keluarga wanita), melalukan pencegahan ketika proses lari bersama. Jika pada kesempatan tersebut tidak berhasil dilakukan, maka pencegahan berlanjut kembali ketika proses pelaksanaan sejati , demikian selanjutnya sampai pelaksanaan selabar. Pencegahan ini dilakukan dengan menolak lanjutan dari proses adat, termasuk untuk acara permintaan wali ( bait janji ) untuk melaksanakan akad nikah menurut hukum Islam. Secara sederhana pencegahan dapat diartikan sebagai perbuatan menghalang-halangi, merintangi, menahan, tidak menurutkan sehingga perkawinan tidak berlangsung atau setidak-tidaknya terhalang untuk diselesaikan dengan cepat. Akibatnya perkawinan tersebut menjadi tertunda. Proses ini sering berlangsung berlarut-larut dan dapat berlanjut menjadi sumber sengketa. Keadaan tersebut dalam praktek, berimplikasi terhadap pelaksanaan acara selabar . Jika dalam limit waktu yang ditentukan (3) hari tidak juga dilaksanakan acara selabar , maka peristiwa ini ditanggapi dengan berbagai cara. Keluarga pihak wanita ada yang melaporkannya ke kepala desa jika bakal calon mempelai laki-laki berasal dari desa sama dengan bakal calon mempelai wanita. Ada juga yang menyerahkan persoalannya ke camat, jika kedua calon mempelai yang bersangkutan berasal dari kecamatan yang sama. Ada juga yang melaporkannya ke Pegawai Pembantu Pencatat Nikah. Persoalannya menjadi bertambah rumit kalau laporan tersebut disampaikan ke Kepolisian. Dari berbagai uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan : (1) Mengapa dilakukan perkawinan merarik oleh masyarakat hukum adat sasak? (2) Bagaimanakah bentuk pelanggaran norma perkawinan adat merarik dalam masyarakat hukum adat sasak? (3) Mengapa terjadi sengketa dalam perkawinan merarik dan bagaimana cara penyelesaiannya? Tujuan Penelitian penyusunan disertasi ini adalah, (1) Untuk memahami dan menganalisis perkawinan merarik yang dilakukan oleh masyarakat hukum adat Sasak. (2) Untuk memahami bentuk perkawinan merarik dalam masyarakat hukum adat Sasak. (3) Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya sengketa dalam perkawinan merarik dan mekanisme penyelesaian sengkata. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut (1) Memberikan pemahaman yang lebih mendasar ata

English Abstract

Merarik customary behavior in a customary marriage law Sasak, took place at the initiative of the prospective bride and groom. In the development of implementation until now Merarik seems that many parents were disappointed with the choice and decision of his/her children, especially for the woman`s family. As for the male family can rarely escape from his son`s choice. This happens because the woman who left home to go with a man not with the permission of their parents, society has thought to do Merarik . If then women are taken back to his parents, then the act is considered as a form of humiliation. Therefore, the family did not approve her marriage (usually the woman`s family), pull through prevention when the process ran together. If the opportunity is not successful, then the prevention continues conducted back when the sejati implementation process, so subsequent to the implementation of selabar . Prevention is done by rejecting the continuation of traditional processes, including to events guardians request (take promise) to conduct the marriage contract according to Islamic law. In simple prevention can be interpreted as an act to obstruct, hinder, resist, not so that followed the marriage did not last, or at least prevented it to be completed quickly. As a result of marriage is to be delayed. This process often dragged on and may continue to be a source of dispute condition, in practice, implications for implementation of this selabar . If within the specified time limit (three) days nor selabar implemented, then this event met with a variety of ways. Female side of the family have reported him to the head village if the prospective bridegroom came from the same village with prospective bride. There are also submitting the matter to the district, if the bride and groom in question originated from the same district. There is also a report to the Civil Registrar of Marriages Aid. The issue became more complicated when the report was submitted to the Police. From the description above can be formulated in a variety of problems: (1) Why is marriage by customary law community Merarik by the Sasak? (2) How is the form of marriage in society Merarik sasak customary law? (3) Why Merarik dispute arises in a marriage and how to completion? The purpose of this dissertation is to study preparation, (1) To understand and analyze the way Merarik marriage by customary law community Sasak. (2) To understand the form of marriage in society law Merarik indigenous Sasak. (3) To identify and analyze the factors that cause the occurrence in marital disputes and resolution mechanisms of Merarik dispute? The results of this study is expected to be useful following (1) Provide a more fundamental understanding of various forms of marriage and the reasons Merarik choice of marriage and how to establish institutions (the models of dispute resolution) Sasak customary law in society that can be developed to resolve disputes, particularly disputes of customary marriage Merarik . Furthermore, expected to be useful to form an insight of nationality of Indonesia into the basis of mu

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DES/346.016/SAB/p/061102530
Subjects: 300 Social sciences > 346 Private law
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 22 Sep 2011 15:29
Last Modified: 22 Sep 2011 15:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160901
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item