Analisis Biaya Sumberdaya Domestik Berdasarkan Tipe Usaha Ternak Sapi Potong Di Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai/DAS Benain-Noelmina, Timor Barat, Nusa Tenggara Timur.

Nalle, AgusArnold (2017) Analisis Biaya Sumberdaya Domestik Berdasarkan Tipe Usaha Ternak Sapi Potong Di Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai/DAS Benain-Noelmina, Timor Barat, Nusa Tenggara Timur. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Impor daging sapi dan ternak sapi potong nasional dalam jangka pendek dan menengah memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan domestik seiring dengan meningkatnya permintaan. Untuk jangka panjang diperlukan terobosan berupa peningkatan produksi dalam negeri yaitu mengoptimalkan kawasan-kawasan baru yang berpotensi untuk dikembangkannya ternak sapi potong secara efisien dan berdaya saing. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah yang dapat diandalkan dalam memenuhi permintaan ternak sapi potong nasional. Kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Benain-Noelmina di wilayah Timor Barat, NTT merupakan kawasan yang secara spesifik memiliki potensi sumberdaya alam dan sumberdaya peternak yang mendukung pengembangan usaha ternak sapi potong. Sebaran geografis kawasan hulu DAS ini mencakup 4 kecamatan, 11 desa di dua kabupaten yaitu Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU). Jumlah populasi terrnak sapi potong di kabupaten TTS pada tahun 2013 dan kawasan hulu DAS Benain-Noelmina merupakan salah satu bagian wilayahnya, adalah terbanyak dibanding kabupaten lain di Timor Barat yaitu sebanyak 165.959 ekor (29,42%). Sebaran kelerengan kawasan bervariasi antara 15% sampai di atas 40%, sistem pemeliharaan ternak sapi potong dilakukan dengan sistem lepas dan ikat, dan strata pemilikan bervariasi. Dengan variasi fisik kawasan dan penerapan sistem pemeliharaan yang berbeda, menyebabkan tipe usaha ternak sapi potong menjadi unik, sehingga penting untuk dikaji tentang efisiensi dan daya saing usaha ternak sapi potong yang berlangsung di kawasan hulu DAS tersebut. Tujuan penelitian adalah : 1) mengkaji tingkat penggunaan biaya sumberdaya domestik pada usaha ternak sapi potong di kawasan hulu DAS Benain-Noelmina, dengan mempertimbangkan kombinasi dari kelas kelerengan (lebih besar dan kurang dari 40%), sistem pemeliharaan (sistem lepas dan sistem ikat) dan strata pemilikan, dan 2) mengkaji tingkat keunggulan lokasi usaha ternak sapi potong di kawasan hulu DAS Benain-Noelmina, dengan mempertimbangkan kombinasi dari kelas kelerengan (lebih besar dan kurang dari 40%), sistem pemeliharaan (sistem lepas dan sistem ikat) dan strata pemilikan. Lokasi penelitian adalah desa-desa yang tersebar pada kawasan hulu DAS Benain-Noelmina yang ditetapkan secara purposive. Desa-desa tersebut adalah desa Bonleu, Fatuneno, Nenas, Nuapin dan Tasinifu yang mewakili kelas lereng > 40%, serta desa Fatumnasi, Kuanoel, Noepesu, Tobu, Tune dan desa Tutem mewakili kelas lereng < 40%. Total responden peternak ditetapkan secara kuota minimal sebanyak 120 responden dengan tetap mempertimbangkan karakteristik sistem pemeliharaan dan strata pemilikan ternak sapi potong. Penetapan responden dilakukan dengan metoda stratified sampling yaitu strata I adalah peternak dengan jumlah sapi potong yang dipelihara dengan sistem ikat sebanyak 1- 2 ekor dan strata-II adalah mereka dengan jumlah > 2 ekor. Sistem lepas sebanyak < 8 ekor untuk strata-I, dan ≥ 8 ekor untuk Strata-II. Analisis data menggunakan metode Policy Analysis Matrix (PAM), yang secara berturut-turut dihitung efisiensi usaha, keunggulan kompetitif dan komparatif usaha ternak sapi potong. Analisis efisiensi dilakukan dengan menghitung keuntungan privat dan sosial. Indikator Private Cost Ratio (PCR) dan Domestic Resources Cost Ratio (DRCR) masing-masing digunakan untuk menilai keunggulan kompetitif dan komparatif ternak sapi potong dengan perbedaan karakteristik kelerengan, sistem pemeliharaan dan strata pemilikan. Perhitungan divergensi sebagai perwujudan distorsi kebijakan dan kegagalan pasar, baik pada output maupun input yang digunakan pada usaha ternak sapi potong di tingkat peternak. Analisis sensitivitas juga dilakukan dengan asumsi apabila terjadi perubahan pada harga ternak sapi bakalan,harga pakan, upah tenaga kerja dan harga output. Untuk mengetahui keunggulan lokasi yang berkenaan dengan usaha ternak sapi potong pada desa-desa di kawasan hulu DAS Benain-Noelmina dilakukan dengan menghitung indeks Location Quotient (LQ) dan Shift Share. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden peternak cukup variatif pada beberapa indikator berdasarkan karakteristik kelerengan, sistem pemeliharaan dan strata pemilikan ternak sapi potong yang berbeda. Peternak yang menerapkan sistem lepas pada kelerengan > 40% dan strata pemlikan 1, distribusi umur peternak cenderung merata dengan proporsi antara 20,00 – 26,27%. Pada strata pemilikan 2, prosentase distribusi umur peternak lebih terkonsentrasi pada rentang umur di atas 41 tahun. Pada kelerengan < 40% dan strata pemilikan 1, prosen peternak lebih terkonsentrasi pada kisaran umur 47-52 tahun, sementara pada strata pemilikan 2 lebih terkonsentrasi pada rentang umur antara 35-52 tahun. Umur responden peternak yang mengusahakan ternak sapi potong dengan sistem ikat menunjukan bahwa pada kelerengan > 40% dan strata pemilikan 1, umur peternak lebih terkonsentrasi pada kisaran umur 37-41 tahun, sementara pada strata 2 relatif lebih homogen kecuali sedikit lebih besar pada kisaran umur 47-51 tahun (33,33%) dan 57-61 tahun sebesar 26,67%. Umur peternak pada kelerengan < 40% dan strata pemilikan 1, lebih terkonsentrasi pada kisaran umur 37-41 tahun (40,00%) dan 33,33% pada kisaran umur 57-61 tahun. Pada strata pemilikan 2, cenderung terkonsentrasi pada kisaran umur antara 47-61 tahun yakni sebesar 20,00-40,00%. Tingkat pendidikan peternak secara umum tergolong rendah, yakni terkonsentrasi pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Bahkan masih terdapat 13,33% peternak yang menerapkan sistem lepas dan 6,67% peternak yang menerapkan sistem ikat dengan kategori buta huruf atau tidak menamatkan jenjang pendidikan sekolah dasar. Pengalaman usaha peternak yang menerapkan sistem lepas maupun sistem ikat pada kelerengan dan strata pemilikan yang berbeda lebih terkonsentrasi pada kisaran 2-7 tahun yang ditunjukan dengan nilai prosentase yang lebih besar (26,67%-66,67%) dibanding kisaran pengalaman usaha lainnya. Kondisi yang sedikit berbedapada sistem lepas bahwa pada kelerengan > 40% dengan strata pemilikan 1, bahwa terdapat 13,33% yang memiliki pengalaman usaha antara 13-15 tahun, sementara pada strata pemilikan 2 sebanyak 20,00% peternak yang memiliki pengalaman usaha 13-15 tahun dan sebanyak 6,67% memiliki pengalaman di atas 15 tahun. Peternak yang menerapkan sistem ikat pada kelerengan > 40% dan strata pemilikan 2, terdapat peternak yang memiliki pengalaman usaha lebih dari 8 tahun, dan pada kelerengan < 40% sebanyak 6,67% yang memiliki pengalaman usaha antara 8-10 tahun. Kombinasi indikator umur, tingkat pendidikan dan pengalaman usaha peternak yang bervariasi menurut kelerengan, sistem pemeliharaan dan strata pemilikan yang berbeda pada hakekatnya menggambarkan tentang kondisi karakteristik usaha ternak sapi potong yang selama ini diterapkan di kawasan hulu DAS Benain-Noelmina. Prosentase umur peternak yang relatif lebih terkonsentrasi pada umur produktif yang disertai dengan prosentasi peternak dengan pengalaman usaha pada kisaran yang tinggi, merupakan kondisi yang cukup baik dalam mereduksi pengaruh jenjang pendidikan formal peternak yang relatif rendah. Kondisi ini sekaligus akan memudahkan proses adopsi dan inovasi teknologi produksi dalam memperbaiki kinerja usaha ternak sapi potong yang dikembangkan. Usaha ternak sapi potong rakyat di kawasan hulu DAS Benain-Noelmina pada karakteristik kelerengan, sistem pemeliharaan dan strata pemilikan yang berbeda merupakan usaha yang efisien baik dari aspek finansial maupun ekonomi. Keuntungan privat pada sistem lepas berkisar antara Rp. 159.089 – Rp. 760.426,-/UT/tahun dan keuntungan sosial sebesar Rp. 312.174 – Rp. 913.858,-/UT/tahun. Pada sistem ikat keuntungan privat berkisar antara Rp. 400.0

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/636.213/NAL/a/2017/061702862
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals
Divisions: S2/S3 > Doktor Teknik Industri Pertanian, Fakultas Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 13 Apr 2017 11:01
Last Modified: 13 Apr 2017 11:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160557
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item