Kajian Transportasi Multimoda di Provinsi Kalimantan Utara.

Bakri, MuhammadDjaya (2015) Kajian Transportasi Multimoda di Provinsi Kalimantan Utara. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Permasalahan konektifitas pada kawasan Provinsi Kalimantan Utara, disebabkan kondisi sarana dan prasarana yang belum memadai sehingga menyebabkan angkutan barang dari pusat produksi ke wilayah distribusi tidak dapat dilaksanakan secara just in time. Ketidak seimbangan kondisi prasarana dan sarana transportasi antara wilayah pesisir dan wilayah pedalaman (hinterland) menyebabkan aksesibilitas transportasi antar kawasan menjadi tidak merata. Permasalahan ketidak-terpaduan (unintegrated) sistem transportasi berpengaruh terhadap penyelenggaraan transportasi dan rantai pasok (supply chain) di Provinsi Kalimantan Utara. Hal tersebut mendasari kajian ini, untuk mengetahui: (1) Tingkat aksesibilitas wilayah; (2) Pengaruh supply chain integration (integrasi rantai pasok), supply chain information sharing (berbagi informasi rantai pasok), supply chain design (desain rantai pasok), dan supply chain responsiveness (daya tanggap rantai pasok) terhadap kinerja rantai pasok (supply chain); (3) Pengaruh kebijakan transportasi, sistem transportasi dan pengguna transportasi terhadap transportasi multimoda, dan (4) Rekomendasi yang sesuai untuk kebijakan penyelenggaraan transportasi multimoda di Provinsi Kalimantan Utara. Metode yang digunakan untuk Analisis Aksesibilitas Wilayah adalah metode Integrated Rural Accessibilty Planning (IRAP). Untuk Analisis Kinerja Supply Chain dan Pemodelan Transportasi Multimoda menggunakan metode Structural Equation Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS). Penelitian dilaksanakan dengan metode observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner pada responden terpilih. Untuk responden penelitian aksesibilitas wilayah dan pemodelan transportasi multimoda berasal dari Dinas Pekerjaan Umum, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Perhubungan, DPRD, dan akademisi yang berada di Kabupaten/Kota se Provinsi Kalimantan Utara sebanyak 63 responden, sedangkan untuk penelitian Kinerja Supply Chain, responden sebanyak 46 orang berasal dari perusahaan-perusahaan pertambangan batubara, kehutanan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan perdagangan bahan bangunan dan sejenisnya di wilayah Provinsi Kalimantan Utara Dari hasil penelitian aksesibilitas wilayah diketahui semakin tinggi nilai Indeks Aksesibilitas (IA) menunjukkan semakin buruknya aksesibilitas suatu wilayah. Hasil analisis memperlihatkan kesenjangan aksesibilitas wilayah antara wilayah yang berada di pedalaman dibanding dengan wilayah di kawasan pesisir dan kepulauan Provinsi Kalimantan Utara. Indeks aksesibilitas tertinggi dan menjadi prioritas utama penanganan secara berurutan adalah Kabupaten Malinau (IA-7,75), Kabupaten Tana Tidung (IA-7,41), Kabupaten Bulungan (IA-6,79), Kabupaten Nunukan (IA-6,25), dan Kota Tarakan (IA-4,41). Sektor yang menjadi prioritas utama penanganan adalah sektor pemasaran produksi (IA-7,78). Sementara sub sektor prioritas adalah dari sektor mobilitas/transportasi, yaitu sub sektor aksesibilitas ke ibukota provinsi (IA-7,58). Hasil analisis kinerja supply chain menunjukkan penyelenggaraan supply chain information sharing (berbagi informasi rantai pasok), supply chain design (desain rantai pasok), dan supply chain responsiveness (daya tanggap rantai pasok) yang baik pada perusahaan- 1Mahasiswa PDTS PMD Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2Guru Besar Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 3DosenTeknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ix perusahaan pertambangan batubara, kehutanan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan perdagangan bahan bangunan dan sejenisnya di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja supply chain (rantai pasok). Sebaliknya, praktik supply chain integration (integrasi rantai pasok) yang tidak diterapkan secara baik pada perusahaan-perusahaan tersebut berakibat tidak memberikan dampak peningkatan kinerja supply chain. Hasil analisis transportasi multimoda menunjukkan kebijakan transportasi, sistem transportasi dan persepsi pengguna transportasi berpengaruh positif terhadap transportasi multimoda. Ini artinya, dengan dukungan kebijakan transportasi dan sistem transportasi yang baik, serta adanya keinginan pengguna transportasi terhadap layanan transportasi yang baik dan berkesinambungan seperti pelayanan angkutan barang dengan transportasi multimoda, memberikan indikasi bahwa transportasi multimoda sangat diperlukan untuk diterapkan di Provinsi Kalimantan Utara. Dari hasil analisis aksesibilitas wilayah, kinerja supply chain (rantai pasok), dan pemodelan transportasi multimoda tersebut mengindikasikan bahwa transportasi multimoda di Provinsi Kalimantan Utara dapat dilaksanakan dengan didukung oleh kebijakan transportasi untuk pengembangan prasarana dan sarana transportasi dengan memfaatkan potensi wilayah, serta menyelenggarakan sistem transportasi yang baik, sehingga memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna transportasi, mendorong peningkatan kinerja supply chain (rantai pasok), dan meningkatkan aksesibilitas wilayah. Dari hasil penelitian ini direkomendasikan antara lain adalah kebijakan perencanaan pembangunan transportasi wilayah hendaknya disesuaikan dengan karakteristik wilayah dengan memprioritaskan transportasi sungai/penyeberangan dan laut sebagai moda penggerak utama, dan transportasi darat sebagai feeder. Perlunya sinergi antara kebijakan pemerintah pusat dan kebijakan pemerintah daerah untuk program sektoral yang berhubungan dengan pengembangan transportasi, pengembangan wilayah serta pembangunan yang meningkatkan sektor perekonomian di Provinsi Kalimantan Utara. Terkait rantai pasok (supply chain), diperlukan kebijakan untuk menciptakan aliran distribusi dan logistik yang memadai yang didukung pengembangan prasarana, pelayanan dan sarana transportasi yang meningkatkan aksesibilitas wilayah, sehingga terintegrasi dengan baik antar pelaku rantai pasok hingga ke konsumen akhir. Terkait transportasi multimoda, untuk mendukung aksesibilitas wilayah dan terselenggaranya rantai pasok (supply chain) dengan baik, diperlukan kebijakan perencanaan pembangunan transportasi wilayah secara terpadu dalam aspek prasarana, sarana, dan jaringan pelayanan transportasi, dan sinkronisasi dengan kebijakan transportasi multimoda nasional sehingga dapat diterapkan transportasi multimoda di Provinsi Kalimantan Utara dengan memperhatikan karakteristik wilayah. Saran untuk penelitian berikutnya perlu mempertimbangkan metode dan model lain yang lebih banyak melibatkan variabel penelitian. Kata-kata kunci: Transportasi Multimoda, Integrated Rural Accessibilty Planning (IRAP), Kinerja Supply Chain, SEM-PLS

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/388.044/BAK/k/2015/161506971
Subjects: 300 Social sciences > 388 Transportation
Divisions: S2/S3 > Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 21 Dec 2015 10:09
Last Modified: 21 Dec 2015 10:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160483
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item