Zen, AisyahRahmawati (2015) Upaya Penurunan Hiperhidrisitas Tunas Nilam (Pogostemon Cablin Benth.) Hasil Shoot-Tip Culture Melalui Perlakuan Konsentrasi Amonium Nitrat Atau Garam Makro Pada Media Ms (Murashige And Skoog). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri termasuk famili Labiateae. Pengembangan nilam hingga 17 propinsi tidak diikuti dengan peningkatan luas pertanaman nilam. Penurunan tidak hanya terjadi pada luas pertanaman nilam akan tetapi juga pada produktivitas nilam di Indonesia. Rendahnya produktivitas dan mutu minyak antara lain disebabkan rendahnya mutu genetik tanaman yang disebabkan oleh bibit yang belum pasti kualitasnya dan berkembangnya berbagai penyakit. Selama ini, bibit nilam didapatkan oleh petani dengan cara setek batang, sehingga kualitas bibit yang didapatkan kurang baik karena semakin tua umur tanaman yang disetek maka produktivitasnya juga semakin menurun. Salah satu upaya untuk mendapatkan bibit nilam yang bebas penyakit adalah dengan teknik shoot tip culture. Planlet yang dihasilkan dari shoot tip culture biasanya bebas virus karena shoot-tip yang digunakan umumnya bebas virus, namun kandungan nutrisi dan media cair yang digunakan sebagai media pada shoot tip culture dapat meningkatkan hiperhidrisitas. Hiperhidrisitas pada tunas hasil kultur dapat menyebabkan penurunan kemampuan planlet untuk beregenerasi dan nekrosis pada jaringan serta rendahnya kualitas tunas yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini antara lain untuk: (1) mengetahui pengaruh penurunan konsentrasi amonium dan garam makro media MS terhadap penurunan hiperhidrisitas tunas nilam hasil shoot-tip culture, (2) mengetahui pengaruh penurunan konsentrasi amonium dan garam makro media MS terhadap regenerasi planlet nilam dari tunas hasil shoot-tip culture. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Shoot tip yang digunakan diambil dari tunas nilam hasil kultur daun nilam pada media Murashige and Skoog (MS) padat yang mengandung 0,1 mg/L NAA dan 0,3 mg/L BAP. Shoot tip pada tunas nilam hasil kultur ditanam pada media MS cair dan diinkubasi dalam kondisi terang pada suhu 25 ºC selama 6 minggu. Tunas hiperhidrisitas hasil shoottip culture yang memiliki tinggi dan ukuran yang sama dikultur pada media MS padat dengan konsentrasi ammonium dan garam makro 0, ¼, ½, dan 1x konsentrasi. Kultur diinkubasi dalam kondisi terang pada suhu 25 ºC. Tunas nilam umur 8 minggu kultur dievaluasi tingkat hiperhidrisitasnya dengan mengukur kadar air, kadar klorofil, dan jumlah sel palisade serta stomata daun. Kemampuan regenerasi planlet di evaluasi dengan mengukur tinggi planlet dan deskripsi performa planlet hasil perlakuan, jumlah tunas lateral, jumlah daun, jumlah akar, dan persentase planlet hidup saat aklimatisasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey (α = 0,05). Kadar air tunas yang disubkultur pada media dengan variasi ammonium nitrat dan garam makro berkisar antara 90-91%. Peningkatan kadar klorofil daun pada tunas yang disubkultur pada media MS dengan ¼x konsentrasi ammonium nitrat lebih tinggi dibandingkan dengan kadar klorofil daun pada tunas yang disubkultur pada media MS dengan ½x dan 1x konsentrasi ammonium nitrat yaitu sebesar 0,97 mg/g. Perlakuan variasi konsentrasi ammonium nitrat menunjukkan hasil yang cenderung lebih baik dalam meningkatkan jumlah sel palisade daun dibandingkan perlakuan variasi konsentrasi garam makro. Namun demikian, perlakuan 1x konsentrasi amonium nitrat dan garam makro menunjukkan hasil paling baik dalam meningkatkan jumlah sel palisade yaitu dari 12 sel ii palisade menjadi 26 sel palisade. Perlakuan 1x konsentrasi amonium nitrat dan garam makro menunjukkan hasil jumlah stomata paling tinggi yaitu sebanyak 64 stomata. Penurunan konsentrasi ammonium nitrat dan garam makro pada media regenerasi mampu meningkatkan regenerasi planlet dari tunas nilam yang mengalami hiperhidrisitas. Namun konsentrasi ammonium nitrat dan garam makro hanya berpengaruh pada jumlah akar dan jumlah daun, tetapi tidak berpengaruh pada jumlah tunas dan tinggi planlet. Media dengan ¼x konsentrasi amonium tampak memberikan pengaruh paling signifikan terhadap parameter jumlah akar dan jumlah daun yang terbentuk. Pada media MS dengan ¼x konsentrasi amonium, rerata jumlah akar yang terbentuk sebanyak 22 dan rerata jumlah daun sebanyak 11. Tinggi planlet nilam pada semua media perlakuan konsentrasi amonium nitrat dan garam makro tidak berbeda signifikan. Planlet nilam pada perlakuan variasi konsentrasi amonium nitrat dan garam makro juga memiliki rerata jumlah tunas lateral yang tidak berbeda secara signifikan antara semua perlakuan. Daya tumbuh paling baik ditemukan pada planlet nilam yang disubkultur pada media MS dengan ¼ konsentrasi amonium dengan persentase planlet hidup sebesar 100%.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/FMIPA/2015/583.96/041601626 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 583 Magnoliopsida (Dicotyledons) > 583.9 Asteridae |
Divisions: | S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 24 Jun 2016 10:36 |
Last Modified: | 24 Jun 2016 10:36 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160348 |
Actions (login required)
View Item |