Penambahan Enzim Fitase Pada Pakan Berbasis Bahan Nabati Terhadap Kandungan Fosfor Dan Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp)

Aristi, KykyDwi (2017) Penambahan Enzim Fitase Pada Pakan Berbasis Bahan Nabati Terhadap Kandungan Fosfor Dan Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ikan lele merupakan jenis ikan karnivora yang berjenis (Bottom feeder) yaitu makan di dasar perairan. Oleh karena itu pakan buatan yang diberikan mengandung banyak protein hewani. Tepung ikan merupakan sumber protein utama yang digunakan dalam pembuatan pakan ikan, namun mengalami masalah pada harga dan ketersediaannya untuk memenuhi kebutuhan budidaya. Salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mensubstitusi tepung ikan menggunakan sumber protein nabati. Bahan pengganti tersebut dapat berupa tepung kedelai, karena asam aminonya hampir sama dengan profil asam amino tepung ikan. Namun yang harus diperhatikn dalam pengunaan bahan nabati adalah faktor antinutrisi yaitu asam fitat. Asam fitat yaitu asam myo-inositol 1,2,3,4,5,6- hexakis dihidrogen fosfat, mampu membentuk kompleks dengan bermacammacam kation atau protein dan mempengaruhi derajat kelarutan komponen tersebut. Asam fitat juga merupakan bentuk penyimpanan utama fosfor dalam bijibijian tanaman, sekitar 60-80% dari total fosfor yang ada. Molekul asam fitat mengandung mineral P yang tinggi yaitu sekitar 28,8%. Fosfor yang terkandung dalam bahan nabati tidak dapat dimanfaatkan oleh ikan karena keterbatasan enzim fitase di dalam usus. Oleh karena itu perlu adanya penambahan enzim fitase. Fitase adalah enzim yang dapat memecah senyawa fitat menjadi mio-inositol dan fosfor anorganik. Fitase dapat berasal dari sejumlah sumber termasuk tanaman, fungi dan bakteri. Berdasarkan profil pH, termostabilitas yang tinggi, substrat yang spesifik dan hampir menyerupai sifat fisiologis fitat dalam saluran pencernaan, fitase dari Bacillus dianggap paling ideal karena dapat stabil pada suhu yang relatif tinggi dan memungkinkan masih stabil pada suhu pembuatan pakan (pelleting). Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa Bacillus licheniformis AQ1 mempunyai stabilitas suhu yang baik yaitu 55oC. Penelitian ini dilakukan tiga tahab yaitu (1) isolasi enzim dari Bacillus licheniformis AQ1 (2) menyusun formulasi pakan dan membuat pakan (3) studi pada hewan coba lele (Clarias sp) yang diberi perlakuan pakan uji dengan empat variasi yaitu pakan (A) kontrol, pakan (B) pakan dengan penambahan P-anorganik, (C) pakan dengan penambahan enzim fitase, (D) pakan dengan penambahan enzim fitase dan Panorganik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim fitase diperoleh dari isolasi bakteri Bacilllus licheniformis AQ1 pada suhu 37oC dan waktu inkubasi selama 24 jam. Aktivitas fitase diukur dari crude enzym fitase menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 415 nm, sebesar 0,082 U/mL. Kadar protein diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm mempunyai nilai sebesar 0,547 mg/mL. Terdapat kenaikan laju pertumbuhan ikan lele sebesar 7,2 %, terdapat penurunan nilai konversi pakan (FCR) sebesar 9%, dan terdapat kenaikan kandungan mineral fosfor pada daging dan tulang ikan lele sebesar 18,9% dan 6,9%. Berdasarkan hasil analisis statistik dan ANOVA bahwa penambahan enzim fitase berpengaruh nyata (P 0,05) terhadap laju pertumbuhan ikan.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/639.3/ARI/p/2017/041702376
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: S2/S3 > Magister Matematika, Fakultas MIPA
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 06 Jun 2017 11:25
Last Modified: 06 Jun 2017 11:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/159057
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item