Hariyati, JehanRamdani (2013) Kelulushidupan dan Pertumbuhan Beberapa Bibit Spesies Pohon Asli di Lahan Restorasi Ranu Pani-Ranu Regulo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan salah satu kawasan konservasi di Jawa Timur yang memiliki zonasi tipe ekosistem sub montana (1000-1500 m dpl), montana (1600-2400 m dpl) dan sub alpin (2500-3600 m dpl). Ketiga zona tersebut merupakan zonasi utama pegunungan di Pulau Jawa, dimana Zona pegunungan di bawah sub alpin umumnya berupa hutan dengan kanopi tinggi yang menyusun sebagian besar vegetasi hutan hujan tropis pegunungan. Keanekaragaman hayati ekosistem hutan pegunungan memiliki sejumlah fungsi ekologis. Vegetasi, terutama hutan, sangat penting perannya bagi ketahanan tanah setelah gangguan (misalnya, curah hujan yang tinggi dan longsoran) dan berlaku sebagai area tangkapan air yang berpengaruh pada ketersediaan pasokan air sumur dan sungai. Hutan juga merupakan penyimpan karbon (C) tertinggi bila dibandingkan dengan sistem penggunaan lahan (SPL) pertanian, dikarenakan keragaman pohonnya yang tinggi, dengan tumbuhan bawah dan seresah di permukaan tanah yang banyak. Kawasan TNBTS memiliki desa enclave Ranupani yang terletak di kaki Gunung Semeru dengan mata pencaharian utama penduduk di bidang pertanian. Pertanian di Ranu Pani dilakukan secara intensif dengan pengelolaan lahan yang tidak berkelanjutan sehingga menimbukan kerusakan lahan, erosi dan longsor.Selain itu, aktivitas pembalakan terus menerus terjadi untuk memenuhi kebutuhan warga desa akan kayu bakar dan bahan bangunan yang menyebabkan terjadinya deforestasi hutan hujan pegunungan Deforestasi menyebabkan tumbuhnya anekaragam tumbuhan eksotik yang menginvasi pada area terbuka, seperti Eupatorium odoratum dan E. riparium . Tanaman tersebut dapat menjadi tanaman pengganggu bagi pertumbuhan tanaman asli hutan Ranupani . Deforestasi tersebut juga menyebabkan menurunnya ecological services penahan tanah yang ditandai dengan terjadinya sedimentasi di Danau Ranu Pani. Usaha untuk mengatasi kerusakan hutan di kawasan TNBTS dan juga kawasan taman nasional lainnya di Indonesia dicanangkan oleh Pemerintah melalui pelaksanaan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dalam bentuk Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL/Gerhan). Gerhan merupakan upaya rehabilitasi hutan dan lahan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Kegiatan pembibitan dalam Gerhan menggunakan bibit-bibit dari jenis tanaman yang akrab dengan kehidupan masyarakat setempat ( Multi Purpose Trees Species /MPTS). Spesies-spesies eksotik, tidak berasal dari area tersebut. Acacia decurens adalah salah satu contoh dari jenis eksotik yang digunakan untuk rehabilitasi di TNBTS. A. decurens adalah pohon eksotik yang bersifat invasif sehingga menyebabkan diversitas pohon asli menurun akibat adanya kompetisi. Oleh karena itu diperlukan upaya pengembalian fungsi hutan untuk meningkatkan kembali ecological services berupa upaya restorasi, yaitu penanaman kembali diversitas spesies pohon asli. Melalui penanaman kembali ini diharapkan terjadinya akselerasi suksesi sekunder sehingga mempercepat kembalinya fungsi hutan. Namun demikian saat ini belum terdapat informasi kelulushidupan ( survival rate ) dan pertumbuhan tanaman tersebut. Data dan informasi tersebut sangat penting, terutama dalam menyusun desain restorasi ekosistem di sekitar Ranu Pani – Ranu Regulo. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu penanaman, kompetisi semak invasif dan selubung sebagai bantuan penanganan frost terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan beberapa spesies pohon asli dalam restorasi lahan Ranu Pani – Ranu Regulo. Selain itu, tujuan penelitian ini adalah menentukan spesies pohon asli yang tumbuh adaptif dalam restorasi lahan Ranu Pani – Ranu Regulo serta mengetahui persepsi deskriptif masyarakat Desa Ranupani terhadap program restorasi ini. Penanaman bibit spesies pohon asli di blok uji sesuai rancangan percobaan faktorial sesuai hasil studi pendahuluan dengan empat perlakuan, yaitu perbedaan waktu penanaman (dua tingkat), pembersihan semak invasif (dua tingkat), serta bantuan penanganan ancaman frost berupa selubung (dua tingkat). Bibit berasal dari cabutan anakan alami yang tumbuh di hutan sekitar area restorasi. Bibit yang digunakan ada 11 spesies, yaitu Acer laurinum Hassk. , Acmena acuminatissima (Blume) Merr. & L.M. Perry , Aglaia odoratissima Blume , Dodonaea viscosa Jacq. , Engelhardia spicata Bl. , Ficus sp., Homalanthus giganteus Zoll. & Mor. , Lithocarpus sundaicus (Blume) Rehd. Macropanax dispermum Kuntze ., Pittosporum moluccanum (Lamk.) Miq. dan Vernonia arborea Buch.-Ham. Setelah 6 dan 12 bulan penanaman, dilakukan pengukuran pertumbuhan meliputi: tinggi dan diameter tanaman, jumlah tunas dan kelimpahan daun. Selain itu dilakukan pula penghitungan jumlah individu tiap spesies bibit pohon yang dapat bertahan hidup hingga akhir pengamatan. Data pengamatan kemudian ditabulasi menggunakan Microsoft Excel 2007 for Windows dan dilakukan analisis data secara deskriptif. Kemudian dilakukan pula analisis multivariat cluster dan biplot menggunakan program Paleontological Statistics (PAST) yang dilakukan untuk mengetahui kesamaan adaptasi bibit spesies pohon asli berdasarkan karakter pertumbuhannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu penanaman di bulan Januari menghasilkan kelulushidupan dan pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan penanaman di bulan Mei bagi bibit pohon A. acuminatissima, A. odoratissima dan L. sundaicus . Kelulushidupan ketiga bibit pohon tersebut pada penanaman bulan Januari berkisar 68,75 – 97 % dengan pertumbuhan tinggi 0,19 – 12 %, pertumbuhan diameter batang 22 – 70 %, peningkatan kelimpahan tunas 0,32 – 5 % dan peningkatan kelimpahan daun muda 0,21 %. Sebaliknya, waktu penanaman di bulan Mei menghasilkan kelulushidupan dan pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan penanaman di bulan Januari bagi bibit pohon E. spicata, H. giganteus, P. moluccanum, A. laurinum, Ficus sp. dan M. disperm
English Abstract
Bromo Tengger Semeru National Park (BTSNP) is one of protected forest area in East Java composed by three main ecosystem, namely sub montana (1000-1500 m asl), montana (1600-2400 m asl) and sub alpin (2500-3600 m asl). Those three ecosystems types are commonly found in Java Island. Biodiversity of mountainous forest ecosystem provide some ecological services, including protecting soil and enhancing water catchment capacity. Mountainous forest ecosystem also provides significant role in carbon sequestration than annual agricultural system. enclave village area inside BTSNP, namely Ranupani Villages provides significant negative impact to national park biodiversity. re are unsustainable agricultural practices leading deforestation. This intensive agriculture system leads to extensive erosion and landslide. Live in cold environment on mountain lead local people to exploit tree for fire wood and charcoal. refore, illegal logging has been reported as one of main problems in Ranupani. Deforestation also enhances invasion of exotic shrub species such as Eupatorium odoratum and E. riparium . In Ranupani area, deforestation has been reported decreasing ecological services of mountainous forest, especially to protect Ranupani Lake. Many strategies to cope forest degradation in BTSNP area and o r national park in Indonesia guided by government role through UU/41/1999 on National Movement for Forest and Land Rehabilitation (GN-RHL). GN-RHL is a national program to rehabilitate degraded forest and soil. se programs addressed to maintain and increase forest function, productivity and carrying capacity. In implementation, GN-RHL used Multi Purpose Trees Species (MPTS) as a species target to be planted. In mountain protected forest, Acacia decurens often used as a species target of GN-RHL. Ecologically, this practice is quite dangerous due to invasiveness of this exotic species in BTNSP. A new approach for degraded land rehabilitation in protected area has been proposed by JICA using special restoration project. restoration was expected to accelerate forest secondary succession becomes climax tropical forest. Reintroduction of various native species has been considered to be very important. However, re is still no information on native species richness and ir seedlings growth in restoration program. information of seedlings growth character is crucial, especially in restoring design of species diversity for improving better ecosystems of Ranu Pani-Ranu Regulo area. Growth characters express ability of species to grow in particular condition. objectives of this research are to determine effect of planting time, competitiveness with invasive shrubs and plant cover to face against frost on growth and survival rate of native trees species seedlings in Ranu Pani – Ranu Regulo restoration areas. Outcomes of research will deal with potential plant trees species for restoration program, i.e. growing and adaptive to local environments. In this study, local people perception on restoration programs was assessed descriptively. reserach was done in planting block using factorial experimental design. Some parameter were involved in analysis, encompasses different planting time, existence of invasive shrubs grown surrounding seedling, and cover application to face against frost. observed seedling plants were Acer laurinum Hassk. , Acmena acuminatissima (Blume) Merr. & L.M. Perry , Aglaia odoratissima Blume , Dodonaea viscosa Jacq. , Engelhardia spicata Bl. , Ficus sp., Homalanthus giganteus Zoll. & Mor. , Lithocarpus sundaicus (Blume) Rehd. Macropanax dispermum Kuntze ., Pittosporum moluccanum (Lamk.) Miq. and Vernonia arborea Buch.-Ham. After six and twelve months of initial planting, height and diameter of stem, as well as bud and leaves abundance of plant was measured. Data n tabulated by Microsoft Excel 2007 for Windows and analyzed descriptively. classification of native trees seedlings were conducted by multivariate cluster and bi plot analysis using Paleontological Statistics (PAST) program. Results of research showed that seedlings growth of A. acuminatissima, A. odoratissima and L. sundaicus planted in January showed highest survival and more adaptive than those of May planting. Survival rate of seedling planted in January were 69 – 97 %, and stem height increased 0,19 – 12 %, while diameters grew 22 – 70 %, bud abundance 0,32 – 5 % and young leaves abundance 0,21 %. seedling of E. spicata, H. giganteus, P. moluccanum, A. laurinum, Ficus sp. and M. dispermum planted in May showed highest survival rates and adaptability compared to those of January planting. Survival rate of those seedlings planted in May reached 50 – 100 % in dry season and 32 – 100 % in rainy one. height grows 1 – 46 % followed by stem diameter growth 2 – 10 %, whereas bud abundance 4 – 13 % and young leaves abundance 2,5 %. Seedlings of D. viscosa dan V. arborea showed a high similarity growth pattern. se species showed high survival rate and adaptive growth ei r planted in January or May. Survival rates of both seedlings planted in January were 92 – 94 % with height grows 5 – 34 %, followed by stem diameter growth 7 – 46 %, bud growth 1 – 10 % and young leaves growth 8 – 9 %. Survival rates of D. viscosa dan V. arborea seedlings planted in May were 96 – 100 % with height grew 13 – 21 %, steam diameter growth 6 – 9 %, bud grows 0,08 – 9 % and young leaves growth 16 – 26 %. Compared to area where invasive plant species were controlable, seedlings growth of E. spicata , H. giganteus, P. moluccanum, V. arborea and Ficus sp. under an uncontrolable exotic species coverage showed highest survival rates. In experimental plot, survival rates of se five seedlings in first measurement (sixth month after planting) were about 67 – 100 % with height growth 8 – 22 %; while in second measurement 3 – 5 %. stem diameter grew 11 – 29 % in first sixth month and calculated 2 – 7 % in second one. re is no increasing bud number among E. Spicata , H. Giganteus, P. Moluccanum, V. arborea and Ficus sp. in first measurement, but bud number increase to 6
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/634.956 2/HAR/k/041304747 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 634 Orchards, fruits, forestry > 634.9 Forestry |
Divisions: | S2/S3 > Magister Matematika, Fakultas MIPA |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 10 Apr 2014 14:50 |
Last Modified: | 10 Apr 2014 14:50 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158961 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |