Naim, Abu (2016) Kelulushidupan Individu Sambung Pucuk Durian (Durio Zibethinus Murr.) Di Kebun Masyarakat Suku Osing Banyuwangi. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sebaran lokasi tumbuh seedling durian di kebun, kelulushidupan dan pertumbuhan scion hasil sambung pucuk, pengetahuan dan persepsi masyarakat pemilik kebun serta mengkaji strategi yang tepat dalam pelaksanaan sambung pucuk durian di kebun masyarakat suku Osing Banyuwangi. Pemetaan lokasi tumbuh seedling durian dilakukan dengan menggunakan program Q 2.8 (wien). Rootstock yang akan disambung adalah seedling durian yang berumur 4 – 5 bulan, memiliki tinggi 30 – 60 cm, dan tumbuh di open canopy maupun di under close canopy. Scion yang digunakan adalah tiga varian durian merah yang meliputi: Dubang (DB), Reed extra (RX), dan Bumisari (BMS). Survey pengetahuan dan persepsi masyarakat dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dan pembagian kuesioner. Perumusan strategi grafting durian disusun berdasarkan strategi SWOT yang didasarkan pada faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal. Analisis pemetaan lokasi tumbuh seedling di kebun percobaan dilakukan dengan mentabulasikan data ke dalam Microsoft excel 2010 untuk mengetahui densitas seedling per satuan lahan kebun percobaan. Analisis pertumbuhan scion dilakukan dengan menggunakan multivariat cluster dan biplot melalui progam Paleontological Statistic (PAST). Hasil wawancara pengetahuan dan persepsi masyarakat dianalisis secara deskriptif, sedangkan hasil kuesioner dianalisis dengan menggunakan skala Likert. Analisis strategi pelaksanaan sambung pucuk dilakukan dengan penyusunan internal factor strategy (IFAS) dan external factor strategy (EFAS). Hasil tersebut kemudian ditabulasi ke dalam matriks SWOT, sehingga dapat diperoleh rekomendasi strategi dalam sambung pucuk durian di kebun masyarakat suku Osing. Hasil pemetaan distribusi seedling di tiga kebun percobaan menunjukkan bahwa seedling durian dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu seedling dengan ketinggian 30 – 60 cm dan seedling dengan ketinggian 1 – 2 m. Densitas seedling durian di kebun pertama 76 individu/hektar, kebun kedua sebanyak 68 individu/hektar dan kebun ketiga sebanyak 94 individu/hektar. Pada kebun pertama, kelulushidupan (survival rate) scion hasil sambung pucuk tertinggi adalah varian DB (80 %) yang lokasi tumbuhnya di close canopy. Pada kebun kedua kelulushidupan tertinggi adalah varian DB dan RX (40 %) yang lokasi tumbuhnya di close canopy, sedangkan pada kebun ketiga adalah varian BMS dengan tingkat kelulushidupan (survival rate) 60 %. Hasil analisis kesamaan adaptasi berdasarkan karakter pertumbuhan scion dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Kelompok pertama dengan karakter kurang adaptif adalah BMS-K1-O, BMS-K2-C, BMS-K2-O, BMS-K3-O, DB-K2-O, DB-K3-O, RX-K1-O, RX-K2-O, dan RX-K3-O. Kelompok kedua yang memiliki karakter adaptif adalah DB-K1-O, DB-K2-C, DB-K3-C, RX-K1-C, RX-K2-C, RX-K3-C, dan BMS-K1-C. Kelompok ketiga yang memiliki karakter lebih adaptif adalah DB-K1-C dan BMS-K3-C. 8 Hasil analisis persepsi masyarakat dengan skala Likert menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap aspek manfaat sambung pucuk durian, sedangkan analisis terhadap keterlibatan masyarakat pemilik kebun terhadap sambung pucuk menunjukkan bahwa masyarakat bersikap netral terhadap keterlibatan yang bersifat rutinitas seperti penyiraman dan penyemprotan fungisida pasca grafting. Berdasarkan analisis SWOT terdapat beberapa strategi dalam sambung pucuk durian di kebun masyarakat suku Osing yang dilakukan di musim kemarau, di antaranya penggunaan varian DB sebagai scion yang disambungkan di area close canopy dengan ketinggian kebun 400-450 mdpl, dan penggunaan varian BMS sebagai scion yang disambungkan di area close canopy dengan ketinggian kebun 500-550 mdpl. Perlu dilakukan pelatihan dan pendampingan pasca grafting terutama dalam hal perawatan yang bersifat periodik. Para peneliti dan lembaga masyarakat pemerhati hortikultura Banyuwangi dapat melakukan penyusunan dan pemetaan varian durian unggul yang kompatibel untuk dapat disambung di kebun masyarakat suku Osing. Peran pemerintah diharapkan mampu memberikan pembatasan izin buka lahan sebagai tambang batu di sekitar kebun masyarakat suku Osing Banyuwangi untuk mempertahankan kelestarian sumber mata air dan tidak terjadinya alih fungsi lahan.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/634.6/NAI/k/2016/041602777 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 634 Orchards, fruits, forestry > 634.6 Tropical and subtropical fruits |
Divisions: | S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 13 Apr 2016 14:06 |
Last Modified: | 13 Apr 2016 14:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158953 |
Actions (login required)
View Item |