Kajian Sistem Pemberian Air Irigasi sebagai Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi pada Daerah Irigasi Tumpang Kabupaten Malang

Huda, M Nurul (2012) Kajian Sistem Pemberian Air Irigasi sebagai Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi pada Daerah Irigasi Tumpang Kabupaten Malang. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam rangka usaha menunjang Program Pemerintah untuk mewujudkan surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014, maka diperlukan strategi melalui peningkatan produktivitas, perbaikan manajemen, perluasan areal dan pengurangan konsumsi. (Sumber : Draft Roadmap Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Menuju Surplus Beras 10 Juta Ton pada tahun 2014). Daerah irigasi (DI.) Tumpang merupakan salah satu DI. Yang terletak di Kabupaten Malang dengan luas area irigasi sebesar 614 Ha. Daerah Irigasi Tumpang ini sebagai sarana dan prasarana untuk menunjang program pemerintah mewujudkan surplus 10 juta ton beras. Berdasarkan hasil evaluasi kondisi eksisting didapat bahwa realisasi pola tanam Padi dan Palawija pada DI Tumpang sebesar 204 %. Dengan kondisi rerata ketersediaan air di intake terhadap kebutuhan air di lapangan adalah cukup, hal ini dengan memperhatikan hasil evaluasi ketersediaan air menggunakan faktor K terhadap neraca dan pembagian air kondisi eksisting. Dari hasil evaluasi tersebut didapat rerata nilai Faktor K ≥ 1 dengan pembagian air secara terus menerus dan tidak ada kejadian rotasi. Berdasarkan hasil evaluasi ini kemudian dilakukan rencana tata tanam ulang dengan cara meningkatkan intensitas tanam Padi dan dengan sistem pemberian air yaitu metode SCH ( stagnant contant headI) dan metode SRI ( system ric e of intencification ). Berdasarkan hasil pembahasan dengan pola tanam Padi+Palawija+Tebu - Padi+Palawija+Tebu - Padi+Palawija/tanaman lain-lain+Tebu didapatkan intensitas tanam Padi menjadi 245%. Dari hasil evaluasi pembagian air dan rekapitulasi kejadian rotasi dapat diketahui bahwa kejadian rotasi menggunakan Metode SCH lebih banyak dibandingkan Metode SRI. Untuk Debit Modus kejadian rotasi Metode SCH yaitu dengan 6 kali dan Metode SRI tidak ada kejadian rotasi. Sedangkan untuk Debit Minimum kejadian rotasi metode SCH yaitu 14 kali dan metode SRI yaitu tidak ada kejadian rotasi. Berdasarkan hasil rekapitulasi kebutuhan air irigasi dalam satu tahun periode tanam didapat bahwa kebutuhan air Padi menggunakan metode SRI lebih hemat 41% dibandingkan dengan metode SCH.

English Abstract

In order to support Government Program in producing 10 million ton rice surplus in 2014, it is necessary to use strategy through productivity improvement, management improvement, area expansion and reducing consumption. Tumpang Irrigation Area (Daerah Irigasi – DI) is one of DI in Kabupaten Malang with irrigation area covers 614 Ha. DI Tumpang function as facilities in supporting government program in realizing 10 million ton rice surplus. Based on evaluation result in existing condition re are realization of paddy and crop plant planting pattern in DI Tumpang for 204%. By condition means in water availability as intake for water needs in field is medium, this is by concerning evaluation result of water availability using K factor toward balance and water distribution by existing condition. From this evaluation result we gain means value of K factor that is K ≥ 1 with water distribution occurs continuously and no rotation event. Based on this, author conduct re-planting planning by increasing paddy planting intensity and by water distribution system that is by using SCH (stagnant content head) and SRI (system rice of intensification) method. Based on discussion result with planting pattern paddy+crop+sugarcane - paddy+crop+sugarcane - paddy+crop/o r plants+sugarcane we obtained paddy planting intensity become 245%. From evaluation result in water distribution and recapitulation of rotation event, it is known that rotation event using SCH method is more common than SRI method. For modus debit in rotation event using SCH method is 6 times and using SRI method is not rotation event. While for minimum debit in rotation event using SCH method is 14 times and SRI method is not rotation event. Based on irrigation water need recapitulation result, in one year planting period it is known that paddy water need using SRI method is 41% more costeffective compared with SCH method.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/631.587/HUD/k/041202527
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: S2/S3 > Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 14 Nov 2012 14:57
Last Modified: 30 Mar 2022 07:16
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158907
[thumbnail of M. Nurul Huda.pdf]
Preview
Text
M. Nurul Huda.pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item