Ekspresi PARP1, BZLF1-EBV, dan Jumlah Sel Nekrotik pada Jaringan Karsinoma Nasofaring

Fajri, WahyuNurLaili (2012) Ekspresi PARP1, BZLF1-EBV, dan Jumlah Sel Nekrotik pada Jaringan Karsinoma Nasofaring. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan salah satu kanker yang merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan di daerah telinga hidung tenggorokan, kepala dan leher (THT-KL). Sel-sel jaringan nasofaring yang terinfeksi Epstein Barr Virus (EBV) akan terpapar oleh Latent Membrane Protein 1 (LMP1). Integrasi DNA virus dengan DNA inang akan mengaktifkan Poly(ADPribose) Polymerase- 1 (PARP1) dalam sel inang. Hal ini sebagai reaksi proteksi sel terhadap kerusakan DNA akibat paparan EBV tersebut. Selain itu, LMP1 sebagai onkoprotein EBV yang utama yang berperan dalam pertumbuhan sel virus itu sendiri, dan juga akan mengaktifkan BamHI-Z Leftward Reading Frame 1 (BZLF1)-EBV akan menghambat p53 dalam menginduksi resisten apoptosis, metastasis, dan modulasi sistem imun sel inang. BZLF1 berperan sebagai aktivator transkripsi yang berperan dalam mengaktifkan ekspresi protein virus saat infeksi litik awal. Hubungan dan pengaruh antara ekspresi PARP1, BZLF1-EBV, dan jumlah nekrotik pada jaringan karsinoma nasofaring masih belum jelas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui mengetahui hubungan dan pengaruh antara status jaringan, persentase nekrosis, intensitas ekspresi BZLF1 dan PARP1 pada jaringan KNF. Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2011 sampai dengan Mei 2012. Metode penelitian dilakukan dengan Imunofluoresense Pewarnaan Ganda ( Double-Staining ). Antibodi yang digunakan antara lain, antibodi primer EBVBZLF1- Mouse anti-Epstein-barr Virus Monoclonal Antibody (Lifespan Biosciences) (1:1000), dan anti-PARP1 antibody (M-C-10) (1:1500), sedangkan antibodi sekunder yang digunakan adalah Goat anti-mouse IgG-FITC (Santa Cruz Biotechnology) (1:1500) dan Goat-anti mouse IgG-R yang terlabel Rhodamin (Santa Cruz Biotechnology) (1:1500). Sampel yang digunakan adalah jaringan KNF tipe 2, tipe 3, dan jaringan polip (pembanding). Pengamatan dilakukan dengan menggunakan Confocal Laser Scanning Microscope (CLSM) Olympus. Visualisasi dilakukan pada tiga bidang pandang tiap preparat. Pengukuran intensitas ekspresi BZLF1 dan PARP1 pada tiap bidang pandang diambil 5 titik. Penghitungan sel yang mengalami kerusakan inti sel dilakukan dengan mikroskop BX-53 (Olympus), satu preparat diamati sebanyak tiga bidang pandang. Persentase jumlah sel yang mengalami kerusakan inti sel dan intensitas ekspresi BZLF1 dan PARP1 dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0. Dilakukan pengujian normalitas dan Test of Homogeneity of Variances . Ketika hasil uji menunjukkan data yang menyebar normal dan varians sama (homogen) maka uji beda rata-rata dilakukan dengan uji one-way ANOVA dengan α= 0.05, dengan uji lanjutan Tukey . Sedangkan apabila data menyebar normal dan varians yang tidak sama (heterogen) maka uji beda rata-rata dilakukan dengan uji Brown-Forsy , dengan uji lanjutan Games-Howell . Untuk mengetahui hubungan antara kerusakan sel dan intensitas BZLF1 dan PARP1 terhadap status jaringan maka dilakukan analisis korelasi, sedangkan untuk mengetahui pengaruh antar variabel digunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan sel yang dominan terjadi adalah karioreksis (fragmentasi inti sel) baik pada polip dan KNF. Karioreksis lebih banyak ditemukan pada polip (66.63%) dibandingkan pada KNF Tipe 2 (51.08%) dan Tipe 3 (56.41%). Piknosis ditemukan sebesar 9.85% pada polip, 11.52% pada KNF Tipe 2, dan 10.51% pada KNF Tipe 3. Kariolisis ditemukan sebesar 5.54% pada polip, 7.17% pada KNF Tipe 2, dan 12.80% pada KNF Tipe 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas ekspresi BZLF1 maupun PARP1 pada jaringan KNF Tipe 2 dan Tipe 3 cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan jaringan polip. Nilai intensitas ekspresi BZLF1 pada polip 1.79 Int/sel, KNF Tipe 2 2.76 Int/sel, dan KNF Tipe 3 4.36 Int/sel, sedangkan nilai intensitas ekspresi PARP1 pada polip 2.25 Int/sel, KNF Tipe 2 3.31 Int/sel, dan KNF Tipe 3 5.93 Int/sel. Intensitas ekspresi BZLF1 maupun PARP1 pada jaringan polip lebih rendah daripada KNF. Pada keadaan polip diduga tingkat keparahan penyakit, paparan EBV, dan kerusakan DNA yang terjadi adalah lebih rendah dibandingkan dengan KNF, sehingga proteksi sel terhadap paparan infeksi dari lingkungan juga tidak sebesar pada KNF. Sedangkan ekspresi PARP1 lebih tinggi bila dibandingkan dengan BZLF1 pada jaringan polip maupun KNF, hal ini karena PARP1 tetap disintesis meskipun dalam jumlah yang sedikit dalam keadaan normal, sedangkan BZLF1 baru akan terekspresi ketika EBV sudah mencapai tahapan litik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kerusakan inti sel yang dominan terjadi adalah karioreksis baik pada polip maupun KNF. Antara intensitas ekspresi BZLF1 dan PARP1 terdapat korelasi positif, yang artinya bahwa tingginya nilai intensitas ekspresi BZLF1 diikuti dengan tingginya nilai intensitas PARP1. Persentase jumlah sel yang mengalami nekrosis tidak berkorelasi dengan intensitas ekspresi BZLF1 dan PARP1. Persentase nekrosis juga tidak berkorelasi dengan status jaringan. Intensitas ekspresi BZLF1 maupun PARP1 terhadap status jaringan berkorelasi positif, yang artinya bahwa semakin tinggi tingkat keparahan KNF sejalan dengan semakin tingginya nilai intensitas ekspresi BZLF1 maupun PARP1. Kariolisis merupakan satu-satunya kerusakan sel yang berpengaruh secara signifikan terhadap status jaringan, sedangkan piknosis dan karioreksis tidak berpengaruh secara signifikan.

English Abstract

Nasopharyngeal carcinomas (NPC) is one of malignant cancer that arises in respiratory organ, especially in epi lial tissue (carcinoma) that covers lining surface, inner mucosa and crypts of nasopharynx. Latent infection of EBV associated with expression of nine latent proteins. Latent Membrane Protein 1 (LMP1) is one of latent proteins, and mayor EBV oncoprotein, with functions including virus growth, and to activate BamHI-Z Leftward Reading Frame 1 (BZLF1)-EBV, which can inhibit p53 to induce apoptotic resistance, metastasis, and immune modulation. body will respond to expansion of EBV infection with activation of Poly(ADP-ribose)Polymerase- 1 (PARP1). PARP1 is one of early DNA damage responses, toge r with o r DNA sensing molecules, such as DNA-PK, ATM and p53. BZLF1 is a protein that plays a role in lytic phase of EBV and to activate virus protein expression in early lytic infection. Correlation between PARP1, BZLF1-EBV, and necrotic percentage in nasopharyngeal carcinoma tissue are still unclear. objective of study is to observe correlation and regression between tissue prognosis, amount of necrosis, intensity of expression BZLF1 and PARP1 in nasopharyngeal carcinoma tissue. Observation was carried on April 2011 until May 2012. EBVBZLF1 antibody-Mouse anti-Epstein-Barr virus monoclonal antibody (1:1000), and anti-PARP1 antibody (MC-10) (1:1500) for first primary antibody, Goat anti-mouse IgG-FITC (1:1500) and Goat anti-mouse IgG labeled R-Rhodamin (1:1500) for secondary antibody. This research used sample NPC tissue and polyp tissue. This research use Confocal Laser Scanning Microscope (CLSM) with Olympus FluoView software version 1.7a for observation. Visualization performed on three fields of view of each sections. Measurement of intensity of each field of view is taken in 5 points. Observations and measurements take on location of expression of BZLF1 and PARP1. All hematoxylineosin–stained slides were observed by using BX-53 microscope with cellSens Standard software, 400x magnification. histopathology analyze based on characteristics of necrotic cell pyknosis, karyorrhexsis, and karyolysis. Cells on each preparation was calculated on three fields of view. Value of percentage of damaged cells derived from number of damaged cells (pyknosis, karyorrhexsis, and karyolysis) compared with overall cell number. percentage number of damaged cells and BZLF1 and PARP1 expression intensity were analyzed using SPSS 16.0 by one-way ANOVA test with α = 0.05, beside that we use correlate and regression analyze. results showed that karryorhexis dominated both in polyp and NPC tissue than o r cells both in polyp and NPC. Karyorrhexsis more commonly found in polyp (66.63 %) compared with NPC Type 2 (51.08 %) and NPC Type 3 (56.41 %). And karyorrhexsis more commonly found than pyknosis and karyolysis. Percentage of pyknosis are 9.85% in polyp, 11.52% in NPC Type 2, and 10.51% in NPC Type 3. Percentage of karyolysis are 5.54% in polyp, 7.17% in NPC Type 2, and 12.80% in NPC Type 3. intensity of expression of BZLF1 are 1.79 Int/cell in polyp, NPC Type 2 2.76 Int/cell, and NPC Type 3 4.36 Int/cell, and intensity of expression PARP1 2.25 Int/cell in polyp, NPC Type 2 3.31 Int/cell, and NPC Type 3 5.93 Int/cell. intensity of expression of BZLF1 and PARP1 in polyp tissue is lower than NPC. conclusions were PARP1 expression intensity higher than BZLF1 indicated that re were very severe DNA damage that induces appearance of repair process by PARP1, and karryorhexis dominated both in polyp and NPC tissue than o r cells suggested that EBV is still in development in early lytic phase. Based on research result we can conclude that karryorhexis dominated both in polyp and NPC tissue than o r cells both in polyp and NPC. re was positive correlation between intensity of expression BZLF1 and PARP1, it means that high of intensity of expression BZLF1 followed with high of PARP1. Percentage of necrotic cell is not correlated with intensity of expression BZLF1 and PARP1. Percentage of necrotic cell is not correlated with tissue status. Intensity of expression BZLF1 and PARP1 is correlated with tissue status, it means that high of tissue status followed of intensity of expression BZLF1 and PARP1. Karyolysis is one of type necrotic cell that have significant regression with tissue status.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/616.994 2/FAJ/e/041204196
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.9 Other disease
Divisions: S2/S3 > Magister Matematika, Fakultas MIPA
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 07 Jun 2013 10:09
Last Modified: 07 Jun 2013 10:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158467
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item