Suhardi, ChristianJulio (2017) Pengaruh Paparan Ketamin Terhadap Kadar Kalsium Intraseluler Dan Jumlah Sel Limfosit T Cd8+ Pada Tikus Model Sepsis. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam jiwa disebabkan oleh disregulasi dari respon tubuh pasien terhadap infeksi. Respon imun tubuh terhadap sepsis diawali oleh fase hiperinflamasi, yang ditandai dengan badai sitokin, dilanjutkan dengan fase hipoinflamasi di mana terjadi reaktivasi dari virus yang dorman di dalam tubuh dan imunosupresi yang disebabkan apoptosis yang tidak terkontrol pada sel imun termasuk sel limfosit T CD8 yang dapat dipertahankan sampai beberapa bulan sejak sepsis terjadi sehingga memudahkan terjadinya infeksi sekunder. Infeksi sekunder ini diduga menjadi penyebab kegagalan terapi serta tingginya mortalitas pada sepsis. Sehingga saat ini imunoterapi merupakan salah satu pilihan dalam terapi sepsis. Ketamin sebagai suatu agen anestesi pilihan pada kondisi sepsis oleh karena efeknya yang baik pada stabilitas hemodinamik. Ketamin juga belakangan diketahui dapat meningkatkan survivabilitas pada tikus, menurunkan sitokin proinflamasi pada fase hiperinflamasi, dan penurunan laju apoptosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketamin terhadap kadar kalsium intraseluler sel T CD8 dan jumlah sel T CD8 pada sepsis. Penelitian ini menggunakan desain experimental laboratorik metode Randomized Post Test Only Controlled Group dengan tikus wistar jantan (Rattus Novergicus) sebagai sampel penelitian. Penelitian ini pertama dilakukan dengan membagi tikus menjadi kelompok kontrol negatif yang sehat, kontrol positif, dan kelompok terapi ketamin dengan dosis ketamin masing – masing 2,5; 5; atau 10 mg/ kg. Tikus kelompok kontrol positif dan perlakuan kemudian diinduksi menjadi model sepsis polimikrobial dengan metode Fecal Induced Peritonitis ( FIP). Tikus kemudian dievaluasi dengan Murine Sepsis Score (MSS) pada 1 dan 24 jam pasca induksi FIP. Setelah 24 jam, tikus akan dikorbankan untuk diambil darahnya, dan diukur kadar kalsium intraseluler dan jumlah sel T CD8nya dengan flowsitometer dan pemeriksaan darah lengkap. Hasil dari penelitian dianalisis dengan menggunakan SPSS 18.0 untuk windows dengan tingkat signifikansi p=0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Dari hasi penelitian didapatkan perbedaan jumlah sel limfosit T CD8 yang signifikan antara kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol positif ( p= 0,038 uji post-hoc Tukey) dan pemberian ketamin baik dosis 2,5 mg/kgBB; 5mg/kgBB, maupun 10 mg/ kgBB dapat mencegah penurunan ini hingga mendekati normal (p=0,427, p=0,994, dan p=0,180, uji post-hoc Tukey). Akan tetapi tidak didapatkan perbedaan pada kadar kalsium intraseluler sel limfosit T CD8 yang signifikan antar kelompok ( p=0,055, uji One-Way ANOVA). Selain itu, pada pengukuran skor MSS 24 jam pasca induksi FIP, didapatkan perbedaan signifikan antara kelompok kontrol negatif dan kontrol positif (p= 0,001 uji post-hoc Tukey) dan pemberian ketamin pada dosis 5mg/kgBB menunjukkan penurunan skor MSS yang signifikan dibandingkan dengan kontrol positif ( p=0,004, uji post-hoc Tukey) yang menggambarkan perbaikan kondisi klinis tikus. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi sepsis menyebabkan penurunan jumlah sel limfosit T CD8 dan penurunan ini dapat dicegah dengan pemberian ketamin dengan dosis optimum 5 mg/kgBB sekalipun tidak didapatkan perbedaan kadar kalsium intraseluler pada sel limfosit T CD8 yang signifikan antar kelompok. Perbaikan jumlah sel T CD8 ini sejalan dengan perbaikan kondisi klinis pada tikus model sepsis.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/616.944/SUH/p/2017/041702320 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.9 Other disease |
Divisions: | S2/S3 > Magister Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 03 May 2017 14:06 |
Last Modified: | 03 May 2017 14:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158458 |
Actions (login required)
View Item |