Wahyunadi, NiMadeDewi (2016) Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Terapi Fibrinolitik Pada Penderita St-Elevation Myocardial Infarction (Stemi). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
STEMI merupakan keadaan yang terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak akibat adanya oklusi trombus pada arteri koroner epikardial yang dimanifestasikan dengan munculnya nyeri dada, elevasi segmen ST pada gambaran elektrikal EKG dan meningkatnya biomarker jantung. Tatalaksana yang direkomendasikan pada pasien STEMI adalah dengan melakukan reperfusi segera yang salah satunya dengan cara pemberian terapi fibrinolitik dalam waktu 12 jam setelah munculnya nyeri dada. Sedangkan terapi fibrinolitik sebaiknya diberikan dalam 30 menit setelah pasien tiba di rumah sakit (door to needle time 30 menit). Salah satu jenis fibrinolitik yang paling sering digunakan pada pasien dengan STEMI adalah Streptokinase. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi fibrinolitik pada pasien STEMI yaitu waktu pemberian terapi fibrinolitik, jenis obat fibrinolitik, faktor resiko dan faktor internal. Faktor resiko stemi ada 2 yaitu faktor resiko yang tidak dapat dikontrol seperti usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit keluarga/keturunan dan faktor resiko STEMI yang dapat dikontrol seperti merokok, hipertensi, hiperlipidemia, diabetes dan obesitas. Faktor internal yang juga diperkirakan dapat mempengaruhi keberhasilan terapi fibrinolitik adalah kompleksitas dan kedalaman/letak trombus, jenis trombus, usia trombus koroner, sumbatan pembuluh darah kecil dan adanya vasospasme. Evaluasi yang dapat dilakukan untuk menentukan keberhasilan terapi fibrinolitik adalah dengan mengukur penurunan nyeri dada dan penurunan ST-elevasi pada gambaran EKG. Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan rata-rata waktu pemberian fibrinolitik 298 menit, rata-rata tekanan darah 130.29 mmHg, rata-rata kadar GDA 177.06 mg/dl, rata-rata kadar kolesterol total 181 mg/dl, rata-rata IMT 23.77 % dan rata-rata jumlah rokok per hari pada pasien merokok adalah 1.07 pack. Sedangkan rata-rata keberhasilan terapi fibrinolitik yang diukur berdasarkan penurunan ST-elevasi adalah 55.12% (7-94%) dan rata-rata penurunan nyeri total adalah 3.58 (2-6). Dari hasil analisis bivariat didapatkan bahwa waktu pemberian fibrinolitik (p 0.001, r=-0.787), kadar GDA (p 0.001, r=-0.700), dan jumlah rokok (p=0.013, r=0.420) berhubungan secara signifikan dengan keberhasilan terapi fibrinolitik pada pasien STEMI. Sedangkan tekanan darah (p=0.079, r=-0.305), IMT (p=0.95, r=-0.291) dan kadar kolesterol total (p=0.711, r=-0.066) tidak berhubungan secara signifikan dengan keberhasilan terapi fibrinolitik pada pasien STEMI. Berdasarkan hasil analisis multivariate regresi linier, faktor yang paling dominan hubungannya dengan keberhasilan terapi fibrinolitik pada pasien STEMI berdasarkan penurunan ST-elevasi adalah waktu pemberian fibrinolitik (p 0.001, r=-0.559). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat 3 faktor yang secara signifikan mempengaruhi keberhasilan terapi fibrinolitik pada pasien STEMI yaitu waktu pemberian terapi fibrinolitik, kadar GDA, dan jumlah rokok. Sedangkan faktor seperti tekanan darah, obesitas, dan hiperlipidemia tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberhasilan terapi fibrinolitik pada pasien STEMI. Kemudian faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan terapi fibrinolitik pada pasien STEMI adalah waktu pemberian fibrinolitik.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/616.123 7/WAH/a/2016/041611276 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.1 Diseases of cardiovascular system |
Divisions: | S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 30 Jan 2017 08:43 |
Last Modified: | 30 Jan 2017 08:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158280 |
Actions (login required)
View Item |