Studi Fenomenologi : Pengalaman Keluarga Pasien Gawat Darurat Prioritas 2 (P2) Dalam Berkomunikasi Dengan Perawat Di Instalasi Gawat Darurat.

Jamil, Mokhtar (2015) Studi Fenomenologi : Pengalaman Keluarga Pasien Gawat Darurat Prioritas 2 (P2) Dalam Berkomunikasi Dengan Perawat Di Instalasi Gawat Darurat. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pendahuluan : Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah bagian terdepan dan sangat berperan di rumah sakit, Permasalahan tersering di IGD adalah jumlah pasien dan keluarga yang datang melebihi kapasitas, lamanya waktu tunggu, dan penggunaan ambulan sebagai sarana layanan pre hospital. Pasien dan keluarga yang dibawa ke IGD mempunyai persepsi bahwa sakit yang dialami bersifat parah, Persepsi tersebut tidak sepenuhnya benar karena pasien yang masuk ke IGD bervariasi dari kasus P1, P2 atau P3. Penanganan pasien di P2 adalah tindakan menyetabilkan kondisi dan mengobservasi pasien. Tindakan observasi yang dilakukan idealnya selama 2 jam, tetapi yang sering terjadi, obsevasi yang dilakukan sering memanjang dan lama, pasien tanpa diberikan tindakan apapun. Komunikasi untuk menjelaskan bahwa kondisi pasien termasuk prioritas 2 yang mempunyai waktu tunggu 30 menit – 2 jam jarang diberikan sehingga membuat keluarga merasa tidak terurus. Tujuanpenelitian : Mengekplorasi pengalaman keluarga pasien gawat darurat prioritas 2 (P2) dalam berkomunikasi dengan perawat di Iinstalasi Gawat Darurat. Desainpenelitian: Kualitatifdenganpendekatanfenomenologi interpretatif yang melibatkan6keluarga pasien prioritas 2 (P2) di Instalai Gawat Darurat RS Wava Husada Malang. Data dikumpulkanmelaluiwawancaramendalamdandianalisisdenganmenggunakananalisatematik Braun &Clarke. Hasilpenelitian: Penelitian ini menghasilkan 6 tema dari hasil analisis data yang dilakukan. Tema yang ditemukan adalah penanganan menyetabilkan pasien lebih utama, kebutuhan keluarga terhadap komunikasi tidak terpenuhi, pasien dan keluarga merasa terabaikan, kesulitan keluarga berkomunikasi dengan perawat, keluarga tidak bisa menolak atuan yang berlaku dan keluarga berharap bisa berkomunikasi dengan perawat. Kesimpulan dan saran:Keluarga menganggap bahwa penanganan pasien lebih utama daripada komunikasi, adanya perasaan terabaikan dan baik keluarga maupun pasien terhadap proses pemberian layanan di IGD. Kesulitan keluarga berkomunikasi dengan perawat dan keengganan perawat memberi penjelasan kepada keluarga menjadi hambatan tersendiri bagi keluarga. Keluarga mempunyai harapan agar perawat lebih komunikatif, memberi penjelasan tentang kondisi pasien dan menjelaskan kepada eluarga perawat penanggung jawab pasien. Menjalankan komunikasi 2 arah merupakan tantangan untuk keluarga maupun perawat, diperlukan kejelasan aturan dan adanya SOP tentang isi komunikasi yang disampaikan kepada keluarga. Kata kunci :pengalaman keluarga, komunikasi, perawat, IGD

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/616.02JAM/s/2015/041507913
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases
Divisions: S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 13 Nov 2015 12:00
Last Modified: 13 Nov 2015 12:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158244
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item