Studi Fenomenologi: Pengalaman Perawat dalam Melakukan Triase Lima Level pada Pasien Nyeri Dada di Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah

Astuti, Zulmah (2014) Studi Fenomenologi: Pengalaman Perawat dalam Melakukan Triase Lima Level pada Pasien Nyeri Dada di Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Instalasi gawat darurat (IGD) merupakan bagian yang penting dari sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dimana jumlah kunjungan pasien meningkat setiap tahunnya. Sistem triase digunakan sebagai salah satu solusi untuk mengimbangi peningkatan jumlah kunjungan pasien ke IGD. Triase dalam pelayanan gawat darurat merupakan proses pengumpulan setiap informasi dari pasien, mengkategorikan dan memprioritaskan kebutuhan pasien. Salah satu sistem triase yang digunakan adalah triase lima level yang saat ini banyak diterapkan di Instalasi gawat darurat di beberapa negara termasuk di Indonesia. Rumah sakit di Indoensia yang saat ini menerapkan triase lima adalah Instalasi Gawat darurat RSUP Sanglah, yang berpedoman pada Australian Triage Scale dari Australia. Triase ini membagi pasien dalam lima kategori berdasarkan tingkat urgensinya yang memiliki reliabilitas dan validitas lebih baik dibandingkan dengan triase tiga dan empat level. Proses triase pada umumnya dilakukan pada semua jenis kasus dan kondisi pasien yang datang ke IGD termasuk pasien dengan keluhan nyeri dada. Menetapkan prioritas triase yang sesuai pada pasien nyeri dada tidaklah mudah, karena keluhan nyeri dada tidak selalu mengarah pada gangguan organ jantung namun dapat juga merupakan manifestasi gangguan pada organ lain seperti organ paru-paru, gastroesintestinal, dan musculoskeletal. Fenomena yang terjadi pada pasien nyeri dada di IGD adalah lebih dari 15% pasien mengalami ketidaktepatan dalam prioritas kegawatannya sehingga penanganan menjadi tidak sesuai. Proses dari pengkajian sampai dengan pengambilan keputusan triase melibatkan aspek pengetahuan, pengalaman pelatihan serta pengalaman kerja yang dimiliki oleh perawat itu sendiri. Pengalaman yang dimiliki oleh perawat dalam menghadapi kondisi pasien akan menjadi salah satu dasar bertindak ketika mengahadapi kondisi yang sama dengan pasien yang berbeda. Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk mengetahui sejauh mana perawat triase memaknai pengalamannya saat melakukan proses triase lima level terutama pada pasien dengan keluhan nyeri dada di Instalasi Gawat Darurat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Penelitian dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah Bali. Partisipan yang dipilih dari penelitian ini adalah perawat triase yang mempunyai pengalaman dalam melakukan triase pada pasien nyeri dada dan bersedia untuk menjadi partisipan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pertanyaan bersifat semistruktur. Saturasi diperoleh jika dari partisipan tidak ada lagi muncul tema yang baru. Saturasi data didapatkan dari 6 orang partisipan. Hasil penelitian di analisa menggunakan metode Miles and Huberman (1994). Sebelum melakukan penelitian peneliti mengajukan uji kelaikan etik di institusi setempat dan dinyatakan laik etik. Hasil penelitian mengungkapkan keterkaitan antara 6 tema besar yaitu proses triase pada pasien nyeri dada, tantangan yang dihadapi, respon emosional terhadap tantangan, motivasi dan kepuasan saat menolong, harapan serta upaya yang dilakukan. Proses triase pada pasien nyeri dada yang dilakukan secara umum sudah sesuai dengan petunjuk Australian Triage Scale (ATS) yaitu mulai dari penilaian kondisi umum pasien, penilaian Airway Breathing Circulation (ABC) yang bertujuan untuk menilai kondisi kegawatan pasien, penilaian hemodinamik dengan melakukan pengkajian keluhan penyerta dan pengukuran tanda-tanda vital. Proses selanjutnya pada triase awal adalah penetapan level kegawatan pasien berdasarkan pertimbangan penilaian hemodinamik, survey primer, pemeriksaan EKG serta faktor resiko. Pelaksanaan triase lima level pada pasien dengan nyeri dada, perawat menghadapi beberapa tantangan yaitu triase belum sepenuhnya mandiri perawat, komunikasi dokter dan perawat cenderung satu arah, keterbatasan sarana prasarana, beban kerja tinggi, jumlah petugas terbatas, insentif kurang, serta belum maksimalnya sistem triase yang diterapkan terutama dalam penanganan pasien dengan nyeri dada. Respon emosional muncul saat menghadapi tantangan ini yaitu berupa rasa keprihatinan terhadap keterbatasan sarana prasarana, hubungan dokter dan perawat dan masalah kesejahteraan petugas. Tantangan dan hambatan yang ada tidak menjadikan perawat melalaikan kewajibannya dan tetap menjalankan tugasnya dengan baik karena sebagai individu perawat memiliki berbagai motivasi dalam dirinya sebagai dorongan untuk setiap tindakan yang dilakukan. Hambatan dan tantangan memunculkan harapan terhadap perbaikan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas sumber daya manusia serta terciptanya hubungan yang professional antara dokter dan perawat. Dalam menghadapi tantangan, perawat cenderung proaktif untuk melakukan upaya menyampaikan aspirasinya kepada pihak terkait guna peningkatan pelayanan prima bagi pasien.

English Abstract

Emergency Department (ED) is an important part of health care system in hospital where number of patient visits increase each year. Triage system is used as one of solutions to offset increase of number patient visits to ED. Triage in emergency care is process of collecting any information from patient, categorize and prioritize needs of patient. One of triage system used is a five-level triage is currently widely applied in ED in several countries including Indonesia. Hospitals in Indonesia are currently applying five-level triage is ED in Sanglah Hospital which is based on Australasian Triage Scale from Australian. This triage divides patients into five categories based on level of urgency which has reliability and validity better than three and four-level triage compared. Triage process is generally carried out on all types of cases and patient conditions who come to ED including patients with chest pain. Determine priority of triage that appropriate to patient with chest pain is not easy because complaints of chest pain do not always lead to heart disorders but it may also be manifestation in o r organs disorders such as lungs, gastroesintestinal, and musculoskeletal. phenomenon that occurs in patients with chest pain in ED is more than 15% of patients experienced inaccuracies in priority level of emergency so treatment become inappropriate. process of assessment until triage decisions making involve aspects of knowledge, training and working experiences that possessed by nurses mselves. Experiences of nurse face of patients condition become one of basic to do treatment when facing same conditions with different patients. refore it becomes very important to know extent of triage nurses to interpret ir experiences in doing five-level triage process, especially in patients with chest pain in ED. This study used qualitative design with interpretive phenomenological approach. study was conducted in ED Sanglah Hospital. Participants in this study were selected from triage nurse who has experiences in doing triage in patients with chest pain and willing to be a participant. Data were collected through in-depth interviews with semi- structured questions. Data has reached saturation if re are no more new mes emerge from participant. Saturation of data obtained from 6 participants. results of this study were analyzed using Miles and Huberman (1994) method. Before conducting study, researchers propose ethical clearance test in local institutions and declared research feasible in ethics. results of this study reveal relationship between 6 major mes that is process of triage in patients with chest pain, challenges, emotional responses to challenge, motivation and satisfaction when help, hope and efforts have done. Generally, Process of triage in patient with chest pain has been done according to Australasian Triage Scale (ATS) guidelines. Process of triage is lead from general assessment n Airway, Breathing, Circulation (ABC) assessment which aims to assess emergency patient condition. After that process of triage is continued with hemodynamic assessment by assessing comorbid complaints and measurement of vital signs. final process of triage is determination level of emergency patients based on ABC interference and added results of Electro Cardio Graph (ECG) include risk factor of heart disorder. Nurses have several challenges in implement five-level triage to patients with chest pain that are triage process was not fully carried out by nurses independently, one way communication between nurses and doctors, limited of infrastructure, high workload, limited of nursing staff, lack of salary (incentive), and triage process not yet applied optimally especially in management of patients with chest pain. Emotional response will present when face of se challenges, re is sense of apprehension to infrastructure limitations, relationship between doctors and nurses and welfare of emergency staff issues. Challenges and obstacles that nurses face do not make nurses neglect ir duties and continued ir task well because nurses as individual has variety of motivations in mselves as encouragement for any action taken. Challenges and obstacles provide a hope to improved infrastructure, increasing quality of human resources and creating a professional relationship between doctors and nurses through discussions cases regularly. In face of ir challenges, nurses tend to be proactive make efforts to express ir aspirations to hospital management in order to increase excellent service for patients.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/616.025/AST/s/041406628
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases
Divisions: S2/S3 > Magister Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 21 Oct 2014 08:50
Last Modified: 21 Oct 2014 08:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158216
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item