Efek Ketamin Dalam Menghambat Penurunan Limfosit B Dan Peningkatan Kadar Kalsium Intraseluler Limfosit B Pada Tikus Wistar Model Sepsis.

Waafi, AfiyfKaysa (2017) Efek Ketamin Dalam Menghambat Penurunan Limfosit B Dan Peningkatan Kadar Kalsium Intraseluler Limfosit B Pada Tikus Wistar Model Sepsis. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sepsis adalah sebuah sindroma klinis yang terjadi oleh karena respon inflamasi sistemik terhadap infeksi berat dan berhubungan dengan disfungsi organ dan kematian. Berdasarkan respon imun yang terjadi sepsis dibagi menjadi dua fase, yaitu fase hiperinflamasi dimana terjadi inflamasi berlebihan oleh karena badai sitokin, dilanjutkan fase hipoinflamasi dimana terjadi kondisi imunosupresi / disfungsi imun oleh karena apoptosis dari sel-sel imun tubuh baik alami maupun adaptif. Apoptosis berperan penting dalam terjadinya kondisi imunosupresi dan diyakini menjadi faktor utama dalam morbiditas dan mortalitas sepsis oleh karena ketidakmampuan tubuh dalam eradikasi patogen dan terjadi infeksi sekunder yang memperberat kondisi sepsis itu sendiri. Kalsium merupakan second messenger intraseluler yang penting dan berhubungan dengan metabolisme sel menghasilkan ATP dan proses sinyal lainnya seperti apoptosis sel. Kalsium diketahui meningkat pada sel imun yang mengalami sepsis dan berkaitan dengan terjadinya apoptosis dan disfungsi imun. Kalsium yang berlebihan dan persisten akan mengaktivasi jalur apoptosis intrinsik dan ER stress yang juga terjadi pada kondisi sepsis. Sel limfosit T CD4 dan limfosit B adalah sel yang rawan terjadi apoptosis dan berhubungan dengan perburukan klinis pasien sepsis. Peningkatan kalsium intraseluler pada kondisi sepsis diketahui berhubungan dengan adanya aktivasi kanal TRPM2 oleh karena ROS dan sitokin pro inflamasi. Ketamin sebagai antagonis NMDA reseptor saat ini banyak diteliti untuk dikembangkan dalam terapi sepsis. Ketamin diketahui menurunkan aktivasi NF-κB dan produksi sitokin pro inflamasi pada kondisi sepsis. Penelitian in vitro sebelumnya menunjukan bahwa ketamin menurunkan kadar kalsium intraseluler dan caspase 3 pada kultur HUVEC kondisi sepsis. Penelitian ini dilakukan secara in vivo pada tikus wistar jantan usia 6 bulan dengan berat badan 150-250 gram dengan desain post test only controlled grup. Tikus sebanyak 40 ekor dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, kontrol positif (induksi sepsis), perlakuan A (induksi sepsis + ketamin 2,5mg/kgBB), perlakuan B (induksi sepsis + ketamin 5 mg/kgBB), dan perlakuan C (Induksi sepsis + ketamin 10 mg/kgBB). Induksi sepsis dilakukan dengan metode fecal-induced peritonitis (FIP) dengan menyuntikan larutan feses tikus donor dengan konsentrasi 100mg/ml dan dosis 5ml/kgBB secara intraperitoneal. Monitoring tikus dilakukan dengan penilaian Murine Sepsis Score (MSS) untuk melihat perkembangan sepsis secara klinis pada 1 jam dan 24 jam pasca FIP. Injeksi ketamin intraperitoneal sesuai dosis masing-masing kelompok dilakukan pada 1 jam pasca induksi. Tikus dieutanasia dengan kloroform dan dibedah pada 24 jam setelah induksi untuk diambil darahnya sebagai bahan analisis flowcytometry. Reagen yang digunakan pada penelitian ini adalah FITC anti Fluo3 AM sebagai marker kalsium intraseluler yang diproduksi Invitrogen dengan nomor katalog F14218, dan PE anti CD45RA sebagai marker limfosit B pada tikus yang diproduksi Biolegend dengan nomor katalog 202307. Jumlah sel B pada masing-masing kelompok didapatkan dari presentase limfosit B pada flowcytometry dan limfosit total yang dihitung dengan hemositometer akan dianalisis secara kuantitatif. Kalsium intraseluler dianalisis semi-kuantitatif dengan menggunakan mean fluorescence intensity (MFI) dari marker kalsium di flowcytometry. Dari studi ini, analisis data dengan tingkat kepercayaan 95%, ditemukan adanya perbedaan signifikan jumlah sel limfosit B antar kelompok perlakuan (p 0,05) dan didapatkan jumlah sel limfosit B yang lebih tinggi secara signifikan pada kelompok A (p=0,008) dan kelompok B (p=0,008) dibandingkan dengan kontrol positif. Penelitian ini ix juga mendapatkan adanya perbedaan signifikan dari MFI antar kelompok perlakuan (p 0,05) dan didapatkan peningkatan MFI pada kontrol positif dibandingkan kontrol negatif (p=0,002) serta ketamin menurunkan MFI secara signifikan pada kelompok A (p=0,000), kelompok B (p=0,001) dan kelompok C (p=0,001) dibandingkan kontrol positif. Selain itu, terdapat korelasi yang sedang antara kadar kalsium intraseluler limfosit B terhadap jumlah sel B (r= -0,533) yang ditemukan dari penelitian ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan penurunan jumlah sel limfosit B di sirkulasi pada kondisi sepsis meskipun tidak signifikan dibandingkan kondisi sehat. Hal ini dimungkinkan oleh karena rentang nilai normal limfosit pada tikus yang begitu lebar, dan presentase limfosit B yang kecil pada darah sehingga tidak menggambarkan secara keseluruhan respon imun yang terjadi. Penggunaan ketamin berpengaruh dengan terjadi peningkatan signifikan pada dosis perlakuan A dan perlakuan B yang menunjukan bahwa ketamin menghambat terjadinya apoptosis sel limfosit B pada tikus sepsis. Pada kondisi sepsis juga terdapat peningkatan kalsium intraseluler pada sel limfosit B dan ketamin secara signifikan menurunkan kadar kalsium intraseluler. Penggunaan ketamin dalam menurunkan kadar kalsium intraseluler dan mencegah apoptosis sel limfosit B perlu diteliti lebih lanjut. Penggunaan ketamin dalam kondisi sepsis memberikan harapan dalam terapi sepsis selain ketamin menurunkan aktivasi NF-κB dan sitokin proinflamasi pada fase awal sepsis, ketamin juga meregulasi peningkatan kalsium pada sel limfosit B dan dapat menghambat apoptosis yang terjadi di fase lanjut.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/615.781/WAA/e/2017/041702322
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.7 Pharmacokinetics
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Biomedis, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 02 May 2017 14:36
Last Modified: 02 May 2017 14:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158186
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item