Fallo, Yunus (2013) Analisis Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Usia Bendungan Tilong Di Das Tilong Kabupaten Kupang Propinsi Ntt. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
hektar wilayah hutan, sekitar 59 juta hektarnya dalam keadaan kritis. Rusaknya hutan akan berpengaruh pada pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim (Jawa Pos, Selasa 4 September 2007 : hal 14). Hal tersebut seiring dengan banyaknya Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia dengan kondisi kritis. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Depkimpraswil) mengindikasikan adanya 62 DAS kritis. Sumbangan Depkimpraswil dalam rangka reservasi hutan yang rusak mencapai sekitar 43 juta hektar hutan, 23 juta hektar diantaranya berada di areal ke 62 DAS yang kritis tersebut. Prioritas reboisasi akan dilakukan di DAS yang kritis, seperti di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, NTB dan NTT (Agriceli, 2004 : www.tempointeraktif.com). Usaha konservasi DAS telah memberikan dorongan untuk mengembangkan teknologi pendugaan erosi yang mampu membantu memecahkan permasalahan pendugaan laju erosi secara spasial. Studi dilakukan di DAS Tilong Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tujuan studi ini adalah untuk merancang arahan penggunaan lahan yang sesuai kondisi DAS Tilong. Studi terdiri atas beberapa kajian, yaitu ; 1) Analisa pendugaan erosi dan sedimen, 2) Analisa Tingkat Bahaya Erosi, 3) Rancangan arahan penggunaan lahan, dan 4) Rekomendasi lokasi dam pengendali. Pendugaan laju erosi menggunakan AVSWAT 2000. Hasil studi menunjukkan besarnya laju erosi lahan yang terjadi di DAS Tilong dengan kondisi penggunaan lahan eksisting (Tahun 2010) adalah 25.428,155 ton/tahun dengan luas total DAS Tilong 4.948,75 Ha. Sedangkan potensi sedimentasi sebesar 7.319,524 ton/tahun. Tingkat Bahaya Erosi yang terjadi adalah Sangat Berat seluas 3.694,100 ha (74,62 %). Salah satu asumsi penyebab laju erosi lahan yang terjadi sangat besar adalah perubahan tata guna lahan yang terjadi di daerah tersebut. Untuk mengendalikan laju erosi lahan diutamakan pada rekomendasi arahan penggunaan lahan yang berpedoman pada Arahan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT) dan pembangunan dam pengendali sebanyak 8 buah. Selain itu penggunaan lahan sebaiknya memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta kerjasama antara penduduk dan pemerintah setempat sangat diperlukan dalam upaya konservasi tanah dan rehabilitasi lahan.
English Abstract
The forest degradation rate reached 2,83 million ha every year. From the total forest area of 120,5 million ha, about 59 million ha were critical areas. The forest destruction would cause climate change because of the global warming effect (Jawa Pos, Tuesday September 4th 2006: page 14). Besides, the critical Watersheds ini Indonesia increased. The District Home Affairs Department indicated that there were 62 critical Watersheds. This department did reservation in 43 million ha destructive forest where the 23 million ha of them were in the 62 critical Watersheds. Reboitation priority would take place in critical Watersheds such as Java, Sumatera, Sulawesi, Borneo, NTB and NTT (Agriceli, 2004: www.tempointeraktif.com). The watershed conservation efforts had brought motivation to develop the erosion estimation technologies that could assist in solving the erosion rate estimation problems spatially. The study was carried out at Tilong Watershed, Kupang Regencyy of NTT Province. The aim of the study was to design the suitable land utilization direction at The Tilong Watershed. The study was consisted of four discussions: 1) Analysis of Erosion and sediment, 2) Analysis of the erosion danger level, 3) Design of land utilization direction, and 4) Check dam recommendation of location. The erosion rate estimation was analyzed by AVSWAT 2000. The results showed that the value of erosion rate in Tilong Watershed area with existing (year 2010) land utilization condition was 25.428,155 ton/year where the Tilong Watershed total wide was 4.948,75 Ha. Whereas the sediment potential was 7.319,524 ton/year. The Erosion Danger Level was 74,62 %. One of the assumptions why the land erosion rate was very high was because of the misuse of the land in that area. To control the erosion rate, focussed to the recommendation of land utilization direction that referred to The Direction of Area Rehabilitation and Soil Conservation (RLKT) and building of 8 check dam. Meanwhile, the land utilization should notice The RTRW and the cooperation between local inhabitant and the government was needed indeed in the soil conservation and land rehabilitation efforts.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/577.272/FAL/a/041309806 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 577 Ecology > 577.2 Specific factors affecting ecology |
Divisions: | S2/S3 > Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 08 May 2014 09:17 |
Last Modified: | 08 May 2014 09:17 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157712 |
Actions (login required)
View Item |