Kompetensi Pendidikan Kriya Tekstil untuk Mengangkat Potensi Batik di Kabupaten Tuban

Widodo, Takari (2012) Kompetensi Pendidikan Kriya Tekstil untuk Mengangkat Potensi Batik di Kabupaten Tuban. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Industri batik merupakan salah satu industry yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Tuban, disamping potensi kerajinan lainnya Keberadaan produsen batik Tuban mayoritas masih berskala kecil, namun keberadaannya tetap penting. Potensi ini sesungguhnya diharapkan mampu menyerap tenaga kerja terutama memberi peluang kerja baru untuk berwirausaha. Dengan adanya Undang-Undang No 32 tahun 2004 Pemerintah Daerah bisa mengembangkan potensi daerah dengan lebih optimal, baik itu potensi sumberdaya manusia atau sumberdaya alam. Studi yang berjudul Kompetensi Pendidikan Kriya Tekstil Untuk Mengangkat Potensi Batik di Kabupaten Tuban ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengrajin batik, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pendidikan kriya tekstil untuk mengangkat potensi Batik dan mengetahui pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk standar pendidikan kompetensi kriya tekstil di Kabupaten Tuban. Metode pengumpulan data dilakukan dengan survey primer dan survey sekunder. Data-data yang telah diperoleh diolah dengan 3 tipe analisis yaitu analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik pengrajin, analisis faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pendidikan kriya tekstil, sedangkan yang terakhir analisis SWOT untuk mengetahui arahan yang harus dilakukan untuk pengembangan. Hasil yang diperoleh dari studi tersebut adalah sebagai berikut karakteristik dari pengrajin yaitu tenaga kerja didominasi oleh perempuan yaitu 77 tenaga kerja perempuan atau 89 %, usia tenaga kerja yang dominan adalah 40 tahun sebanyak 39 pengrajin atau 45 %, tingkat pendidikan pengrajin paling banyak adalah tamat SD/sederajat yaitu sebanyak 46 pengrajin atau 53 %, lamanya menjadi pengrajin yang terbesar adalah selama 21 tahun yaitu sebanyak 31 pengrajin atau 36 %, dan keterampilan pengrajin paling besar berasal dari belajar sendiri/keluarga yaitu sebanyak 44 unit usaha atau 51%. Faktor yang berpengaruh ada 4 faktor yaitu: 1) Faktor pelatihan menenun dengan motif. 2) Faktor pengembangkan untuk pangsa pasar. 3) Faktor pelatihan untuk mendorong kreatifitas dalam kreasi motif batik, dan 4) Faktor pemilihan jenis bahan baku. Berdasarkan hasil analisis faktor dan SWOT kuadran yang diperoleh adalah pada selective maintenance strategy di mana faktor eksternal lebih mempengaruhi perkembangan kriya tekstil di Kabupaten Tuban, maka konsep pengembangannya yang dipilih adalah dengan menggunakan peluang yang ada untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki, maka dibuat suatu arahan berupa memperluas jejaring pemasaran dengan peningkatan mutu kualitas SDM pengajar dan pelatihan, pengembangan kreatifitas melalui pelatihan sampai dengan simulasi atau praktek lapangan kewirausahaan.

English Abstract

Batik industry is one of potential industry to be developed in Tuban Regency, beside other craft industries The existing batik producers have small scale majority but the existing is still important. The potential is expected to absorb workforce by giving a chance a new work opportunity to be entrepreneur. By presence the Law No. 32 of 2004 local government could develop a more optimal regional potential, both the potential for human or natural resources The study, titled Craft Textiles Education Competence To Lift Potential of Batik in Tuban regency aimed to investigate the characteristics of batik craftsmen, knowing the factors that influence the education craft competence to raise the potential of Batik textiles and knowing the development of Vocational School (SMK) for the education standards of competence textile craft in Tuban. Methods of data collection is done by the primary survey and secondary survey. The data have been obtained is treated with 3 types of analysis that is descriptive analysis used to determine the characteristics of the craftsman, factor analysis was used to analyze the factors that influence the competence of textile craft education while SWOT analysis to determine the direction that should be done for development. Results obtained from these studies is characteristic of the craftsman is a dominant female labor force 77 or 89% of women work, the dominant labor force age is 40 years were 39 craftsmen or 45%, education level craftsmen is at most primary school/equivalent as many as 46 craftsmen or 53%, the length of the craftsmen of the biggest is for 21 years as many as 31 craftsmen or 36%, the greatest craftsmen skills mostly come from studying your own/family business even as many as 44 units or 51%. There are four factors that influence : 1) factor of training weaves with a pattern. 2) factors for the development of market share. 3) Factors training to encourage creativity in batik creations, and 4) Factor the choice of raw materials. Based on the results of factor analysis and the SWOT quadrant are obtained in the selective maintenance strategy, in which external factors influence the development of textile craft in Tuban Regency. The selected development concept ia to use existing opportunities to reduce the weaknesses, so it is made a direction of expanding the marketing network to improve the quality of teaching and training of human resources quality, creative development through training or practice to simulate the field of entrepreneurship.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/373.246/WID/k/041200699
Subjects: 300 Social sciences > 373 Secondary education > 373.2 Secondary schools and programs of specific kinds, levels, curricula, focus
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 30 May 2012 12:26
Last Modified: 30 May 2012 12:26
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157296
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item