Rancangan Model Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Bidang Perlindungan Sosial Bagi Kelompok Miskin.

Erzawan, Ardhi (2015) Rancangan Model Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Bidang Perlindungan Sosial Bagi Kelompok Miskin. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kemiskinan masih menjadi salah satu isu utama dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Masalah lain yang juga dikenali adalah meningkatnya kerentanan penduduk terutama penduduk miskin dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Sistem perlindungan dan jaminan sosial perlu dimiliki agar ketahanan masyarakat dapat terjaga dalam menghadapi shock baik faktor eksternal atau faktor internal. Banyak permasalahan muncul pada pelaksanaan program perlindungan sosial yang ada, mulai dari tidak efektif dan efisiennya program perlindungan sosial, terbatasnya kepesertaan kelompok miskin dalam menjangkau program perlindungan sosial dan masih adanya salah sasaran dalam penyaluran bantuan. Untuk itu dikembangkan penelitian “Rancangan Model Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap bidang Perlindungan Sosial bagi Kelompok Miskin di Kecamatan Kedamean, Gresik”. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Kedamean dengan alasan karena kecamatan ini mempunyai lebih banyak potensi permasalahan sosial dimana potensi sumber daya manusia relatif sama bila dibangingkan dengan kecamatan lain. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif Deskriptif menggunakan pendekatan studi kasus, data dicari melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan metode “SWOT Analisis” serta teori Pemberdayaan 5-P oleh Edi Suharto serta menggunakan purposive sampling dalam menentukan informan. Ruang lingkup penelitian meliputi kelompok miskin yang berhak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan, kelompok miskin memiliki jaminan sosial, bantuan sosial atau perlindungan sosial lainnya dan penduduk di usia tua dan semua warga penyandang cacat memiliki jaminan penghasilan pada tingkat garis kemiskinan nasional atau di bawahnya. Dari hasil eksplorasi awal, meneliti implementasi program sosial di wilayah Kedamean ditemukan kesenjangan sosial (gap) implementasi program sosial di kecamatan kedamean yaitu tidak seimbangnya kebutuhan dan persediaan akan program sosial, dimana cakupan program sosial yang berjalan di wilayah tersebut ternyata tidak sebanding dengan besarnya jumlah penduduk miskin di wilayah Kedamean yang berjumlah 6.942 RTM atau 24.710 jiwa. Adapun yang cakupannya relatif besar adalah Raskin, BLSM dan PKH, yang notabene ketiga program ini merupakan program kompensasi kebijakan penyesuaian subsidi BBM tahun 2013 (bisa sewaktu-waktu dihilangkan programnya). Selanjutnya berdasarkan evaluasi efektifitas terjadi ketidakefektifan yang disebabkan, antara lain Terbatasnya jumlah penerima manfaat program sosial, Program sosial cenderung tidak berjalan dengan efektif dan efisien (cenderung tumpang tindih, tidak merata, tidak terkoordinasi, belum terintegrasi dengan perencanaan regular pemerintah, dan lainnya), dan Relatif masih terdapat ketidakvalitan data keluarga miskin. Program perlindungan sosial yang berjalan di kecamatan Kedamean yang notabene mayoritas berasal dari APBD Gresik ini bersifat lintas sektoral, jadi koordinasi dan sinergi seharusnya mendapat perhatian utama baik dari segi proporsional maupun prioritas sehinggga program - program tersebut dapat berjalan optimal dan efektif.Terdapat faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal yang memberikan pengaruh atas rancangan modal pelayanan terpadu bidang sosial, adapun faktor Internal adalah tenaga administrasi, peralatan teknologi informasi, peran aparatur dan anggaran, sedangkan faktor Eksternal adalah keadaan penduduk, kearifan lokal, konsisi sosial ekonomi, kondisi sosial budaya, kebijakan pemeritnah daerah, sinkronisasi data, validitas data, koordinasi antar pelaksana program pemerintah, dukungan pihak luar, adanya tim adhoc TKPKD. Dari hasil analisa SWOT menunjukkan dampak faktor internal dan eksternal pada Kecamatan terhadap “Rancangan Model Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap bidang Perlindungan Sosial” menunjukkan faktor internal dengan hasil negative dan faktor eksternal memberikan hasil positif dengan catatan pelaksanaan tiga faktor pendukung seperti Dukungan anggaran , Regulasi pelayanan terpadu dan Pusat data lingkup kecamatan dillakukan. Dari hasil analisa SWOT, posisi kuadran SWOT ada di kuadran 3, dimana menandakan rancangan model yang akan dibentuk sedang menghadapi peluang / potensi yang besar, tetapi di lain pihak menghadapi kelemahan internal. Rekomendasi dari analisa SWOT adalah meminimalkan masalah internal sehingga dapat mencapai dan mengoptimalkan peluang yang ada sehingga merubah kondisi menjadi lebih baik dan berkembang (strategi W-O). Desain pelayanan satu atap yang terintegrasi dengan program secara terpadu didesain untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin agar mereka terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip pemberdayaan masyarakat sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka dan keluar dari garis kemiskinan. Adapun komponen yang sekaligus fungsi dari “Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap” ini antara lain Pusat Basis Data Terpadu (sosialisasi program, identifikasi penerima target bantuan sosial dan analisis penerima target bantuan sosial), Pusat Koordinasi dan Pelayanan Kelompok Miskin (Pusat Perkumpulan Petugas Pendamping Program, Pusat Pelayanan Pengaduan Masyarakat, Penyatuan Wadah Pemberdayaan dalam Satu Kelompok), Sistem Pendukung, Monitoring dan Evaluasi dan fungsi Pemberdayaan berbasis Capacity Building (Kapasitas) maupun Technical Building (Teknik).

English Abstract

Poverty remains one of the major issues in the implementation of the national development. Other problem that also identified increased is vulnerable people, especially the poor in get fulfillment of basic needs. Protection and social security systems need to be owned in order that community endurance can be maintained in the face a shock either external factors or internal factors. Many problems arise in implementation existing social protection programs, from ineffective and inefficient social protection programs, the limited participation of the poor in reach social protection programs and the persistence of wrong target in the distribution of aid. For that reason, we make research "Model Planning of Integrated One Stop Service Unit of Social Protection for the Poor in Sub Kedamean, Gresik". Location of research conducted in the District Kedamean with reason because this district has more potential social problems where the potential human resources are relatively equal with other districts. This study was a descriptive qualitative study using a case study approach, the data search through interviews, observation and documentation. Furthermore, the data is processed by using the "SWOT Analysis" and Empowerment theory 5-P by Edi Suharto, using purposive sampling in determining the informant. The scope of the study includes the poor that have right to access health care and education, the poor have social security, social assistance or other social protection and residents in old age and all people with disabilities have income security at the level of the national poverty line or below. From the results of the initial exploration, when examining the implementation of social programs in Kedamean region, are found social inequality (gap) in the district Kedamean which is supply and demand of social program is imbalance, where the coverage of social programs that run in the region was not proportional to the size of poor people ini Kedamean region, amounting to 6.942 poor family or 24.710 poor inhabitants. the relatively large scope is Raskin, BLSM and PKH, which is actually three programs is a program of the fuel subsidy compensation adjustment policies in 2013 (this program can be removed at any time). Furthermore, based on the evaluation of the effectiveness, ineffectiveness case caused, among other limited number of receiver social programs, social programs tend not to work effectively and efficiently (tend to overlap, uneven, uncoordinated, yet integrated with regular planning of the government, and others), and there is a poor family data that is still not valid. Social protection programs that are running in the district Kedamean that majority come from the budget Gresik is mostly cross - sectoral, so coordination and synergy should have most attention, in terms of both proportional and priority, so as the program can be run optimally and effectively.There are internal factors (strengths and weaknesses) and external influence on the design of the social capital integrated services, while the Internal factors are administrative personnel, information technology equipment, human resources, and the role of the budget, while the external factor is the state of the population, local knowledge, socio economic condition , social and cultural conditions, government policy areas, data synchronization, data validity, coordination among government program managers, external support, the existence of an ad hoc team like TKPKD. From the results of SWOT analysis shows the impact of internal and external factors in the sub-district of the "Model Planning of Integrated One Stop Service Unit of Social Protection for the Poor in Sub Kedamean, Gresik" shows the results of a negative on internal factors and external factors provide a positive results with condition if pass from then three contributing factors such as budget support, integrated services regulation and the scope of the Data Center in sub-district Kedamean. From the results of SWOT analysis, SWOT quadrant position in quadrant 3, which indicates that the model design will be formed are facing great opportunities / potential, but on the other hand facing internal weaknesses. Recommendations of SWOT analysis is to minimize the internal problems that can achieve and optimize the opportunities that exist to change the condition becomes better and evolve (WO strategies). Model of an integrated one-stop service with an integrated program, designed to develop the potential and strengthen the capacity of the poor people so that they are involved in development based on the principles of community development in order to increase their income and out of poverty. components as a function of the "One Stop Service Unit", among others is integrated Data Base Center (socialization programs, identification of the target recipients social assistance and analysis of the target recipients of social assistance), Coordination and Service Center of the poor category (Central Society for Companion Program Officer or Program Consultans, Public Complaints Service Center, Unification Containers Empowerment Institutions / Organizations in One Group), Support System, Monitoring and Evaluation and also function - based Empowerment Capacity Building and Technical Building.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/362.5/ERZ/r/041500415
Subjects: 300 Social sciences > 362 Social problems of and services to groups of people > 362.5 Poor people
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Depositing User: Samsul Arifin
Date Deposited: 25 Mar 2015 10:35
Last Modified: 25 Mar 2015 10:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157139
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item