Fenomena Kemiskinan Dari Perspektif Kepala Rumah Tangga Perempuan Miskin.

Ahmad, NurRois (2015) Fenomena Kemiskinan Dari Perspektif Kepala Rumah Tangga Perempuan Miskin. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Diskripsi dan konsep kemiskinan telah banyak ditelaah oleh berbagai pihak, baik pemerintah, akademisi, LSM maupun pihak-pihak lain yang saling berkolaborasi dengan pihak-pihak tertentu, dimana selama ini studi tersebut pada umumnya dalam mendiskripsikan kemiskinan masih menggunakan persepsi objektif. Kemiskinan tersebut diukur dari persepsi orang luar yaitu orang yang tidak mengalami kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan perlu dipahami melalui berbagai perspektif dari berbagai aktor yang terkait, selain dari para praktisi dan para pengambil kebijakan termasuk dari pemerintahan (top-down perspectives), kemiskinan perlu dipahami pula secara subjektif oleh mereka yang benar-benar mengalami kemiskinan (bottom-up perspectives) karena Kemiskinan merupakan realitas sosial yang sebenarnya hanya mereka yang mengalami kemiskinan sendirilah yang tahu secara pasti, tentang apa sebenarnya kemiskinan itu. Salah satu fenomena kemiskinan yang ada yaitu kemiskinan yang terjadi pada perempuan, yang dikenal dengan istilah feminisasi kemiskinan (Pearce, 1978:28). Meskipun seorang laki-laki dan perempuan sama-sama miskin, kemiskinan itu disebabkan oleh alasan yang berbeda, pengalaman yang berbeda, serta kemampuan yang berbeda pula dalam menghadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena kemiskinan dari sudut pandang perempuan miskin yang menjadi kepala rumah tangga, yaitu untuk mengetahui bagaimana (1) pandangan makna kemiskinan, (2) penyebab kemiskinan, serta (3) strategi dan tindakan penanggulangan kemiskinan oleh kepala rumah tangga perempuan (KRTP) miskin. Peneliti ingin menjelaskan secara empiris bagaimana fenomena kemiskinan dikontruksikan oleh KRTP miskin menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Penentuan informan dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi, sedang analisa data menggunakan metode analisis data fenomenologi Van Kaam (Kuswarno, 2009:p. 69-70). Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dan penyebab, serta startegi kemiskinan dimaknai dengan cukup bervariasi oleh KRTP miskin, meski secara umum memiliki kesamaan. Makna kemiskinan dari perspektif perempuan miskin di Desa Wonorejo dimaknai sebagai “suatu keadaan yang berbeda dari yang lain/ keadaan tidak semestinya”. Selain itu secara simbolik kemiskinan juga dimaknai sebagai “ketidak-pemilikan aset berupa tanah (sawah)”. Kedua makna tersebut merupakan persepsi yang muncul dari pengalaman kegiatan ekonomi dan hasil interaksi sosial yang selama ini dilakukan. Factor penyebab kemiskinan yang dialami KRTP miskin sangat kompleks, meliputi factor ekonomi, social/ cultural, structural, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, namun penyebab utama berdasarkan persepsi KRTP miskin yaitu karena ketidakpemilikan aset tanah viii (sawah) dan kurangnya modal. Strategi yang menjadi keinginan/ harapan KRTP miskin dalam berupaya bertahan dan bisa berkembang yaitu masih dalam lingkup pekerjaan utama yang telah/ pernah dilakukan sebelumnya, yaitu berupa keinginan dalam pengembangan modal usaha. Adapun tindakan yang dilakukan oleh KRTP hanya pada lingkup bertahan dengan kondisi kemiskinannya, yaitu dengan menjalani sikap hidup sangat sederhana, konsumsi hanya diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan makanan pokok, melibatkan anggota keluarga untuk bekerja, menggaduh (jasa memelihara) hewan ternak sebagai tabungan, menjadi buruh serabutan saat musim panen dan berhutang bila terpaksa.

English Abstract

Description and concept of poverty has been widely studied by various parties, including government, academia, NGOs and other parties that collaborate with certain parties, whereabaout these studies are generally describing poverty in objective perception. Poverty is measured from outside the perception of people who do not experience poverty itself. Poverty needs to be understood through the various perspectives of the various parties concerned, apart from the practitioners and policy makers, including from government (top-down perspectives), poverty should also be understood subjectively by those who actually experiencing poverty (bottom-up perspectives) because poverty is a social reality that in fact only those who experience poverty alone knows for sure, about what exactly it is. One of the phenomena of poverty is poverty among women, which is known as the feminization of poverty (Pearce, 1978: 28). Although a male and female equally poor, poverty is caused by different reasons, different experiences, and different abilities into practice. This study aims to determine the phenomenon of poverty from the perspective of poor women who became head of the household, to describe (1) the meaning of poverty, (2) the causes of poverty, and (3) strategies and actions to reduce poverty by poor female household heads (KRTP). Researchers want to explain empirically how the phenomenon of poverty in poor KRTP understood by using qualitative method with phenomenological approach. Location of the study conducted in the Wonorejo Village, Singosari, Malang. Determination of informants conducted by purposive sampling method. Data collected through interviews and observation, data analyzed by using analysis phenomenology Van Kaam method (Kuswarno, 2009: p. 69-70). The results showed that the meaning and causes, as well as poverty strategy is interpreted varies by poor female household heads, although generally have in common. The Meaning of poverty from the perspective of poor women in the Wonorejo village defined as "a situation that is different from the others / circumstances undue". In addition, poverty is also interpreted symbolically as "lack of ownership of assets such as land (paddy field)". The second meaning is the perception that emerged from the experience of economic activity and social interaction results that had been done. The Factors of poverty experienced by poor KRTP are very complex, including economic factors, social / cultural, structural, natural resources and human resources, but the main cause is based on the perception of poor KRTP which is due to lack of land ownership of assets (paddy field) and the lack of capital. The strategy of the desire / hope poor KRTP in trying to survive and can thrive is still within the scope of the major work which has been / never been done before, which is the desire in the development of venture capital. The actions taken by poor KRTP to survive only on the scope of the conditions of poverty, which is by living a very simple life stance, prioritizing basic food needs, involving family members to work, menggaduh (maintaining services) livestock as savings, became a handyman at harvest time and owe when forced.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/362.5/AHM/f/041502367
Subjects: 300 Social sciences > 362 Social problems of and services to groups of people > 362.5 Poor people
Divisions: S2/S3 > Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Depositing User: Samsul Arifin
Date Deposited: 24 Apr 2015 16:09
Last Modified: 24 Apr 2015 16:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157136
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item