Pambudi, Bagus (2012) Implementation of the National Program for Community Empowerment in Rural Areas (PNPM-Rural) in Sidayu Village, Indonesia. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pada tahun 2008, Pemerintah Indonesia meluncurkan program nasional untuk pemberdayaan masyarakat di daerah pedesaan (PNPM-pedesaan) untuk mengurangi jumlah orang miskin serta memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan. Desain PNPM-Pedesaan didasarkan pada pendahulunya, yaitu, Program Pengembangan Kecamatan (KDP / PPK). Sekarang, PNPM-Rural adalah program pemberdayaan masyarakat terbesar di Indonesia dan mungkin di dunia yang dipandang dari biaya dan ruang lingkup lokasi yang mencakup 4.805 kecamatan pedesaan dan 70.000 desa. Individu dan komunitas di desa adalah target utama PNPM-Pedesaan serta pelaksana program utama. Dengan demikian, sangat menarik untuk melakukan penelitian di tingkat desa untuk menganalisis dan menggambarkan implementasi PNPM-pedesaan vis-à-vis dampaknya pada kemiskinan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan perubahan yang terjadi terkait dengan tujuan PNPM-pedesaan dalam mengurangi kemiskinan dengan menggunakan data implementasi PNPM-pedesaan di desa Sidia selama tiga tahun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan mengumpulkan data primer dan sekunder melalui observasi, dokumentasi, catatan arsip, dan wawancara terpandu semi-struktur dengan responden terkait di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten. Kerangka penelitian terdiri dari lima bab. Bab pertama menjelaskan latar belakang penelitian termasuk tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, metodologi, dan karakteristik area studi. Bab kedua menjelaskan deskripsi umum program, aktor pemberdayaan dalam program ini, tahapan kegiatan PNPM-pedesaan, dan diimplementasikan di desa. Bab ketiga menggambarkan unsur-unsur pemberdayaan program yaitu partisipasi masyarakat, akses ke informasi, akuntabilitas, dan kapasitas organisasi lokal. Bab keempat memberikan informasi detail tentang dampak dari program pengurangan kemiskinan termasuk kebutuhan primer desa, kemiskinan dan penyebabnya, keterlibatan orang miskin dalam program, faktor pendukung dan membatasi, dan efektivitas PNPM-pedesaan. Akhirnya, bab terakhir merangkum implementasi PNPM-pedesaan di Desa Sidia dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan implementasi program. Secara umum, program ini telah diimplementasikan dengan cukup baik dalam hal partisipasi, akses ke informasi, akuntabilitas, dan kapasitas organisasi lokal. Informasi dua arah mengalir dari pelaksana program kepada peserta dan sebaliknya. Peserta mulai memiliki keberanian untuk menyuarakan ide-ide mereka dalam musyawarah. Pelaksana program menerapkan PNPM-Rural sesuai dengan kebijakan dan prinsip-prinsip program. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas diterapkan oleh pelaksana program dalam melakukan PNPM-pedesaan di Desa Sidayakan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pelaksana program dan masyarakat untuk mengimplementasikan program di lapangan. Budaya dalam menghormati para pemimpin, keinginan implementer program, dan dukungan pemerintah desa menjadi faktor pendukung di wilayah studi. Di sisi lain, pendidikan rendah dari penduduk desa Sidia, keterlambatan pencairan dana, dan anggaran terbatas yang dimiliki oleh desa adalah faktor-faktor yang membatasi pelaksanaan program. Implementasi PNPM-pedesaan di desa Sidia dianggap efektif dalam memberikan peluang bagi masyarakat dan orang miskin untuk mengelola agenda pembangunan, dana, dan peluang kerja mereka sendiri. Program ini juga mampu meningkatkan pendapatan orang miskin, keterampilan dan pengetahuan tentang anggota organisasi PNPM-pedesaan. Namun, ia memiliki efektivitas terbatas dalam meningkatkan kepercayaan diri kaum miskin dan mengurangi jumlah rumah tangga miskin di desa Sidayakan. Namun demikian, dalam upaya untuk meningkatkan implementasi PNPM-pedesaan, pelaksana organisasi PNPM-pedesaan dalam kolaborasi dengan elit desa lebih baik mengembangkan peran orang miskin dalam pengembangan dengan mendorong mereka untuk menjadi peserta aktif. Terkait dengan akses informasi dan akuntabilitas, pelaksana program seharusnya memperluas penyebaran informasi dengan menggunakan media alternatif seperti papan informasi, spanduk, dan poster. Jika tidak, pemerintah daerah harus mengatur anggaran minimum yang dialokasikan untuk proyek non-fisik dan meningkatkan kemampuan aparatur untuk menghindari masalah yang muncul karena keterlambatan pencairan dana.
English Abstract
In 2008, Government of Indonesia launched a National Program for Community Empowerment in Rural Areas (PNPM-Rural) in order to reduce the number of poor people as well as to empower community in rural areas. The design of PNPM-Rural is based on its predecessor, that is, Kecamatan Development Program (KDP/PPK). Now, PNPM-Rural is the largest community empowerment programs in Indonesia and possibly in the world viewed from the cost and scope of location which covers 4,805 rural sub-districts and 70,000 villages. Individuals and community in the village are the main targets of PNPM-Rural as well as the main program implementers. Thus, it is very interesting to conduct a research in the village level in order to analyze and describe the implementation of PNPM-Rural vis-à-vis its impact on poverty. The main objective of this research is to explain the changes that occurred related with the goals of PNPM-Rural in reducing poverty by using data of the implementation of PNPM-Rural in Sidayu village for three years. This research was conducted by using qualitative method and collecting primary and secondary data through observation, documentations, archival records, and semi-structure guided interviews with relevant respondent in village, sub-district, and regency level. The framework of research consists of five chapters. The first chapter explains the background of study including research objectives, research questions, methodology, and characteristic of study area. The second chapter explains the general description of the program, empowerment actors in the program, stages of PNPM-Rural, and implemented activities in the village. The third chapter describes the elements of empowerment of the program namely community participation, access to information, accountability, and local organization capacity. The fourth chapter gives detail information about the impact of the program on poverty reduction including village primary needs, poverty and its causes, the involvement of the poor in the program, supporting and constraining factors, and effectiveness of PNPM-Rural. Finally, the last chapter summarizes the implementation of PNPM-Rural in Sidayu Village and provides recommendation for improving implementation of the program. In general, the program has implemented quite well in terms of participation, access to information, accountability, and local organization capacity. Two-way information flows from the program implementers to the participants and vice versa. Participants start to have courage to voice their ideas in the deliberations. Program implementers implement PNPM-Rural in accordance with policies and principles of the program. In addition, transparency and accountability are applied by program implementers in conducting PNPM-Rural in Sidayu village. There are some factors that affect program implementers and the community to implement the program in the field. The culture in respecting the leaders, eagerness of program implementers, and village government supportsare become supporting factors in the study area. On the other hand, low level education of Sidayu village residents, the lateness of fund disbursement,and limited budget possessed by the village are the factors that constrain the implementation of the program. The implementation of PNPM-Rural in Sidayu village is considered as effective in providing opportunities to the community and the poor to manage their own development agenda, fund, and job opportunities. The program is also capable of increasing the income of the poor, skills and knowledge of the members of PNPM-Rural organizations. However, it has limited effectiveness in increasing self confidence of the poor and reducing the number of poor households in Sidayu Village. Nevertheless, in an attempt to improve the implementation of PNPM-Rural, the implementer organizations of PNPM-Rural in collaboration with village elite had better develop the role of poor people in the development by encouraging them to be active participants. Related with access of information and accountability, program implementers are supposed to widen the dissemination of information by using alternative media such as information board, banner, and poster. Otherwise, local government should regulate the minimum budget allocated for non-physical projects and escalate the capability of its apparatus in order to avoid surfaced problems due to the lateness of fund disbursement.
| Item Type: | Thesis (Magister) |
|---|---|
| Identification Number: | TES/354.279 4/PAM/i/041204182 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 354 Public administration of economy and environment > 354.2 General considerations of public administration |
| Depositing User: | Endro Setyobudi |
| Date Deposited: | 28 Nov 2012 16:21 |
| Last Modified: | 28 Nov 2012 16:21 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/156997 |
Actions (login required)
 |
View Item |