Kusumaningrum, Endah (2016) Strategi Peningkatan Willingness to Pay Perkumpulan Petani Pemakai Air Irigasi (P3A) dalam Konservasi Sumber Daya Air Studi Kasus pada Daerah Irigasi Boro Kabupaten Purworejo. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perubahan iklim global, peningkatan jumlah penduduk dan intensitas kegiatan ekonomi menimbulkan peningkatan kebutuhan sumberdaya air yang sangat cepat. Pemanfaatan air permukaan selain untuk memenuhi kebutuhan irigasi juga mempunyai peran multidimensi yaitu memenuhi kebutuhan rumah tangga/air minum, industri, perikanan maupun rekreasi. Saat ini sektor pertanian menggunakan hampir 80% kebutuhan air total, sedangkan kebutuhan untuk industri dan rumah tangga hanya 20%. Pada tahun 2020, diperkirakan akan terjadi kenaikan kebutuhan air untuk rumah tangga dan industri sebesar 25% – 30%. Realokasi air irigasi untuk kepentingan lain akan memberikan pengaruh negatif pada ekonomi di pedesaan. Kerusakan hutan dan lahan di bagian hulu aliran sungai berdampak negatif pada kondisi setempat dan areal-areal lainnya di hilir (off site) yang berhubungan secara hidrologis termasuk sistem irigasi. Solusi dari permasalahan degradasi sumberdaya air tergantung pada nilai manusia dalam melihat lingkungannya yang pada akhirnya nilai tersebut akan mempengaruhi perilakunya. Terdapat hubungan antara perilaku (keyakinan, persepsi, sikap, konsep sosial dan aksi) dan pembuatan keputusan dalam pengelolaan lingkungan. Kendala dalam melakukan konservasi antara lain masalah pendanaan. Pendanaan untuk program konservasi lebih banyak bersumber dari anggaran pemerintah. Selain itu kebijakan pengelolaan sumberdaya air belum terintegrasi. Kebijakan pengelolaan irigasi perlu dintegrasikan dengan kebijakan sektor lain yaitu sektor kehutanan yang mengelola hutan sebagai pengatur hidrologis yang akan menjaga keberlanjutan ketersediaan air irigasi. Mekanisme imbal jasa sumberdaya air dalam satu sistem DAS merupakan salah satu alternatif yang bisa diterapkan dalam melakukan pendanaan konservasi sumberdaya air. Melalui imbal jasa ini maka hasil dari pembangunan irigasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di hulu yang telah menjaga ketersediaan air irigasi dengan pengelolaan hutan bagi petani di hilir. Untuk mengetahui kesediaan membayar jasa lingkungan air melalui survey langsung kepada pengguna jasa digunakan metode Contingent Valuation Method (CVM). Terdapat hubungan yang kuat antara kesediaan membayar dengan perbaikan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) menganalisis persepsi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) terhadap konservasi sumberdaya air; (b) menganalisis faktor-faktor yang membentuk Willingness to Pay petani pemakai air; (c) menganalisis nilai kesediaan membayar P3A dalam konservasi sumberdaya air; (d) menganalisis strategi untuk meningkatkan WTP pada Perkumpulan Petani Pemakai Air Irigasi (P3A) dalam imbal jasa lingkungan sebagai upaya konservasi sumber daya air. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survey pada responden Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dengan teknik sampel yang digunakan adalah dengan pertimbangan tertentu atau purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ada empat (4) tahap yaitu (1) Analisis deskriptif dengan content analysis untuk menganalisis persepsi P3A terhadap konservasi sumberdaya air; (2) Pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) untuk mengetahui nilai Willingness to Pay P3A dalam konservasi sumberdaya air; (3) Analisis faktor untuk menganalisis faktor-faktor yang membentuk kesediaan membayar (WTP) P3A terhadap konservasi sumberdaya air; (4) Analisis SWOT untuk menganalisis arahan peningkatan strategi Willingness to Pay (WTP) petani pemakai air irigasi sebagai upaya konservasi sumber daya air. Hasil analisa dengan content analysis menunjukkan bahwa Persepsi mengenai konservasi sumberdaya air petani pemakai air perlu ditingkatkan antara lain melalui penyuluhan mengenai pentingnya konservasi dalam keberlanjutan sumberdaya air. Nilai kesediaan membayar petani dalam konservasi sumberdaya air adalah sebesar Rp. 88.438,- dan nilai total WTP di Daerah Irigasi Boro adalah sebesar Rp. 461.340.000,-. Faktor-faktor yang membentuk WTP petani pemakai air secara bersama-sama adalah Pengalaman Usaha Tani, Pengetahuan Kondisi Hulu, Pendapatan, Pengetahuan tentang Perubahan Kualitas Air, Ketrampilan dalam Pemanfaatan Irigasi, dan Ketrampilan dalam Upaya konservasi. Sedangkan jumlah tanggungan keluarga tidak signifikan membentuk WTP P3A. Arahan strategi WTP P3A di Daerah Irigasi Boro dapat dijabarkan sebagai berikut : a.Melakukan koordinasi lebih intensif antara P3A, desa, penyuluh, Dinas terkait imbal jasa lingkungan dalam konservasi sumberdaya air b. Memberikan penyuluhan tentang mekanisme imbal jasa lingkungan dalam konservasi sumberdaya air dan sosialisasi kebijakan yang terkait c. Penguatan Kapasitas Kelembagaan P3A dan pendampingan dalam operasi dan pemeliharaan irigasi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan d. Pelibatan petani P3A dalam perencanaan dan pelaksanaan program imbal jasa lingkungan untuk konservasi sumberdaya air
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/333.913/KUS/s/2016/041611451 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources |
Divisions: | Program Pascasarjana > Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 10 Apr 2017 09:24 |
Last Modified: | 10 Apr 2017 09:24 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155863 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |