Penataan Guna Lahan Berdasarkan Limpasan Air Hujan di Kota Tarakan

Indryastuti, RatihWahyuDyah (2013) Penataan Guna Lahan Berdasarkan Limpasan Air Hujan di Kota Tarakan. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perencanaan ruang pada hakekatnya adalah menata ruang secara terpadu dan menyeluruh, menyangkut semua aspek geografi, biologi, fisik, ekonomi dan sosial yang harus ditelaah, dianalisis dan dirumuskan menjadi satu kesatuan dari berbagai kegiatan pemanfaatan ruang. Masalah yang sering timbul di DAS adalah semakin meningkatnya aliran permukaan akibat alih fungsi lahan, sehingga berpengaruh terhadap besarnya debit puncak pada outlet DAS. Alih fungsi lahan juga menyebabkan tanah menjadi semakin keras akibat adanya perubahan alih fungsi oleh manusia, sehingga kemampuan infiltrasi tanah semakin berkurang. Apabila tidak dilakukan penataan lebih lanjut akan menyebabkan peningkatan debit puncak setiap tahunnya, sehingga daerah tengah dan hilir DAS akan berpotensi terkena dampak bencana banjir. Banjir yang terus berlangsung di Indonesia disebabkan oleh empat hal yaitu faktor hujan yang lebat, penurunan resistensi DAS terhadap banjir, kesalahan pembangunan alur sungai dan pendangkalan sungai. Faktor hujan merupakan faktor alami yang dapat menyebabkan banjir namun faktor ini tidak selamanya menyebabkan banjir karena tergantung besar intensitasnya. Faktor penutup lahan yang akan berpengaruh cukup signifikan dalam pengurangan ataupun peningkatan aliran permukaan. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode analisis evaluatif , untuk mengetahui pengaruh guna lahan terhadap debit limpasan yang ada di Kota Tarakan, kemudian untuk mengetahui tingkat kesesuaian guna lahan sesuai dengan peraturan tata ruang, serta analisis preskriptif untuk mengetahui arahan guna lahan yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi Besarnya debit aliran dipengaruhi oleh nilai koefisien yang berarti dipengaruhi oleh guna lahan yang ada di masing-masing DAS. Luasan tata guna lahan akan berpengaruh pada jumlah serapan air dan jumlah air yang melimpas pada suatu DAS. Berkurangnya laju dan volume air limpasan berkaitan dengan perubahan (penurunan) koefisien pengaliran. Semakin banyak luasan lahan terbangun akan membuat nilai C semakin besar, maka akan semakin besar juga air hujan yang menjadi air larian. Untuk tingkat ketidaksesuaian guna lahan di masing-masing DAS memiliki nilai yang cukup beragam. Tingkat ketidaksesuaian ini dapat berhubungan dengan nilai koefisien pengaliran, karena ketidaksesuaiannya berada pada kawasan hutan. Rekomendasi yang dilakukan berdasarkan analisa yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu perhitungan debit limpasan dan analisa kesesuaian lahan dan dilakukan di masing-masing DAS. Mayoritas DAS yang ada di Kota Tarakan diarahkan untuk dikendalikan pertumbuhan guna lahannya.Pengendalian guna lahan ini dapat dilakukan dengan cara meratakan pembangunan permukian di DAS yang lain, sehingga tidak terpusat hanya di beberapa titik saja. Di beberapa DAS terdapat pula rekomendasi untuk menambah guna lahan permukiman. Terdapat 7 DAS yang lebih diarahkan untuk pengembangan permukiman untuk menampung pertambahan jumlah penduduk yang tidak dapat ditampung pada wilayah DAS lainnya.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/333.731 3/IND/p/041307770
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.7 Land, recreational and wilderness areas, energy
Divisions: S2/S3 > Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 07 Nov 2013 11:11
Last Modified: 07 Nov 2013 11:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155841
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item