Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi terhadap Pendapatan Usahatani Tebu di Desa Bakalan Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang

Khoirunnisa, Ninin (2013) Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi terhadap Pendapatan Usahatani Tebu di Desa Bakalan Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peningkatan konsumsi terhadap gula yang terjadi di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah produksi gula domestik yang mampu dihasilkan (DGI, 2011). Kekurangan produksi gula tersebut harus ditutupi dengan langkah impor gula. Untuk mengurangi ketergantungan akan gula impor dan meningkatkan kemampuan negara dalam pemenuhan kebutuhan akan gula secara mandiri, sejak tahun 2009 pemerintah mencanangkan program swasembada gula. Swasembada gula dapat dicapai dengan cara meningkatkan produktivitas tebu sehingga dapat meningkatkan produksi gula dalam negeri. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tebu yaitu dengan mencanangkan Program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional serta meningkatkan pendapatan petani (Dirjen Pembiayaan Pertanian, 2011). Melalui program KKP-E ini diharapkan dapat membantu petani khususnya petani tebu untuk mengatasi permasalahan permodalannya. Penelitian ini bertujuan: (1) Menganalisis pengaruh kredit subsidi pupuk luas lahan garapan, jumlah bibit, dan harga pupuk terhadap penggunaan sarana produksi pupuk. (2) Menganalisis pengaruh kredit biaya garap, luas lahan garapan, total penggunaan pupuk, jumlah bibit, upah tenaga kerja terhadap biaya penggunaan tenaga kerja. (3) Menganalisis pengaruh luas lahan garapan, penggunaan pupuk, biaya penggunaan tenaga kerja dan jumlah bibit terhadap produktivitas usahatani tebu. (4) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani tebu. (5) Menganalisis dampak perbedaan kuantitas dan tingkat share bunga KKP-E terhadap produktivitas dan pendapatan usahatani tebu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja di Desa Bakalan Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang dengan pertimbangan lokasi tersebut merupakan salah satu wilayah kerja historis dari Pabrik Gula Krebet Baru selaku perusahan penghasil gula di wilayah penelitian dan terdapat petani yang berusahatani tebu dan melakukan kegiatan kemitraan dengan menggunakan KKP-E dari pihak Pabrik Gula Krebet Baru selaku perusahaan inti. Populasi dalam penelitian ini yaitu petani yang mengambil KKP-E. Sampel petani tebu yang mengambil kredit program KKP-E yaitu sebanyak 30 petani tebu. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dengan kuisioner, dan observasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis simultan dengan pertimbangan analisis simultan dapat mengetahui keterkaitan variabel kredit terhadap beberapa variabel dalam usahatani tebu. Analisis simultan terdiri dari beberapa tahapan yaitu, (1) Identifikasi model, seluruh persamaan dalam penelitian ini tergolong persamaan overidentified. (2) Estimasi Model dilakukan dengan metode 2SLS. (3) Spesifikasi Model, dalam penelitian ini terdiri dari 3 blok ; yaitu blok input produksi yang terdiri atas 9 persamaan, blok produksi yang terdiri atas1 persamaan, dan blok pendapatan yang terdiri atas 5 persamaan. (4) Validasi Model, berdasarkan nilai RMSPE dan U-Theil seluruh persamaan dalam penelitian ini memiliki daya prediksi yang baik. (5) Pengujian Model, menggunakan nilai R 2 dan Uji F. (6) Pengujian Model Penduga Parameter. (7) Simulasi Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk baik pupuk ZA, phonska dan kompos pada usahatani tebu dipengaruhi oleh kredit subsidi pupuk yang merupakan bagian dari KKP-E dan faktor lain yaitu luas lahan garapan, jumlah bibit yang digunakan, dan harga dari masing-masing pupuk. Keempat variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap penggunaan pupuk pada usahatani tebu khususnya kredit subsidi pupuk. Peningkatan satu persen kredit subsidi pupuk akan berpengaruh positif pada peningkatan kuantitas masing-masing pupuk sebesar 0,32 kuintal untuk pupuk ZA, 0,11 kuintal untuk pupuk phonska dan 2,13 kuintal untuk pupuk kompos. Dengan adanya kredit subsidi pupuk, maka petani tebu memiliki tambahan modal, sehingga dapat meningkatkan penggunaan pupuk sebagai input produksi usahatani tebu. Biaya penggunaan tenaga kerja baik tenaga kerja harian dan tenaga borongan pada usahatani tebu dipengaruhi oleh kredit biaya garap yang merupakan bagian dari KKP-E dan faktor lain. Program KKP-E yang diterapkan pada petani tebu peserta KKP-E disertai dengan bimbingan teknis oleh pihak pabrik gula yang bermitra dengan petani tebu tersebut. Adapun faktor lain yang mempengaruhi biaya penggunaan tenaga kerja harian yaitu luas lahan garapan, penggunaan pupuk, jumlah bibit yang digunakan, upah tenaga kerja harian dan kredit biaya garap. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi biaya penggunaan tenaga kerja borongan yaitu luas lahan garapan, upah borongan pengeprasan, upah borongan penglentekan, upah borongan pemanenan dan juga kredit biaya garap. Peningkatan satu persen kredit biaya garap akan berpengaruh positif pada peningkatan biaya penggunaan tenaga kerja yaitu sebesar 0,87 rupiah untuk biaya penggunaan tenaga kerja harian dan 0,7 rupiah untuk biaya penggunaan tenaga kerja borongan. Dengan adanya kredit biaya garap ini, maka petani tebu memiliki tambahan modal untuk membiayai tenaga kerja dalam kegiatan usahatani tebu. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani tebu yaitu luas lahan garapan, penggunaan pupuk ZA, penggunaan pupuk phonska, biaya penggunaan tenaga kerja dan jumlah bibit. Sedangkan penggunaan pupuk kompos tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani tebu, karena kuantitas pupuk kompos yang digunakan oleh semua petani responden relative sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya tetap usahatani tebu yaitu luas lahan garapan, biaya pajak lahan, dan share bunga KKP-E. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya variabel usahatani tebu yaitu luas lahan garapan, produksi usahatani, biaya total penggunaan pupuk, biaya total penggunaan tenaga kerja dan biaya pasca panen usahatani tebu. Keterbatasan penelitian ini yaitu share bunga KKP-E terhadap total biaya usahatani tebu diperhitungkan sebagai biaya tetap usahatani tebu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan usahatani tebu yaitu luas produksi usahatani tebu, rendemen tebu, harga lelang gula dan penerimaan dari tetes. Secara simultan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biaya dan penerimaan usahatani tebu akan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani tebu.

English Abstract

Increased consumption of sugar is happening in Indonesian is not proportional to the number of domestic sugar production that is able to be produced (DGI, 2011). Lack of sugar production should be covered with a sugar import step. To reduce dependence on imported sugar will increase and the ability of countries in the fulfillment of the requirement for sugar independently, since the Government launched the program in 2009 sugar self-sufficiency. Sugar self-sufficiency can be achieved by increasing the productivity of sugarcane so that it can increase the production of sugar in the country. One of the Governments efforts to improve the productivity of sugarcane is the projected credit programs food security and energy in order to improve national food security and to improve the income of farmers (Dirjen Pembiayaan Pertanian, 2011). Through the program, KKP-E is expected to help farmers in particular the sugar cane farmers to cope with the problems of capital. This research aims to: (1) Analyzing the influence of the total arable land area, number of seeds, fertilizer and credit prices for fertilizer subsidy towards the use of the means of production of fertilizer. (2) Analyse the influence of the total arable land area, number of seeds, fertilizer use, labor and credit costs returned towards the cost of labor. (3) Analyse the influence of the total arable land area, fertilizer use, the cost of the use of manpower and the number of seeds of sugar cane farming productivity. (4) Analyzing the influential factors of sugar cane farming income. (5) Analyze the impact of differences in the quantity and share of interest the KKP-E to productivity and the sugarcane farming income on KKP-E farmers. The determination of the location of the research is done intentionally in the Bakalan village Bululawang Subdistrict Malang District with consideration of the location is one of the historical work of the sugar factory producing company as Krebet Baru in the area of research and there is sugar cane farmers who undertake activities partnerships using KKP-E from the sugar factory as the companys Krebet Baru. The population in this research are farmers who take the KKP-E. Sugar cane farmer who took the sample of credit programs KKP-E sugar cane farmers as much as 30 farmers. Data collection techniques used are interviews with questionnaires, and observation. Data analysis methods are used, namely, to analyse the factors affecting the production and the income of farming sugar cane which is simultaneous with the analysis. Simultaneous analysis consists of several stages, namely, (1) the identification of the model, the whole equation in this research is overidentified. (2) the estimation of the model, is performed 2SLS model. (3) the specification of the model, in this study consists of 3 blocks; blocks inputs of production consists of 9 equations, block the production consists of 1 equation and block the income consists of 5 equations. (4) Validation of the Model, based on the value of the U-Theil RMSPE and the whole equation in this study had a good prediction, (5) Testing the Model, using the value of R 2 and F Test. (6) Testing parameters of assumption model and (7) Simulation model. The results showed that use of either fertilizer, ZA, phonska and kompos on sugar cane farming is affected by fertilizer subsidies on credit that is part of the KKP-E and other factors, namely, the amount of arable land area, number of seeds, and the price of fertilizer, respectively. All four of these variables affect the real use of fertilizer on sugarcane farming in particular credit subsidies for fertilizer. Increased one percent credit subsidies for fertilizer will effect positively on increasing the quantity of fertilizer each of 0.32 kiuntal for ZA fertilizer 0.11 kuintal to phonska fertilizer and 2.13 kuintal to compost. The cost of using good labor daily labor and energy wholesale on sugar cane farming is affected by the cost of credit for working which is part of the KKP-E and other factors. The KKP-E Program is applied to the sugar cane farmer attendees the KKP-E is accompanied by technical guidance by parties to the sugar factory in partnership with the sugar cane farmers. For the daily use of labor costs are influenced by extensive farmland, fertilizer use, number of seeds are used, daily labor wages and credit costs returned. This influential work on cost of credit positive in the increased cost of labor usage, accounting for 0.87 percent for cost of daily labor usage and 0.7 percent for the use of a labor contract. . With the cost of this work on credit, then the sugar cane farmers have additional capital to finance labor in sugar cane farming activities. The factors that affect the production of sugar cane farming is extensive farmland, ZA fertilizer are used, phonska fertilizer are used, the cost of the use of manpower and the number of seeds are used. While the use of compost does not affect the production of sugar cane farming is real. The factors affecting sugar cane farming is a fixed cost that is farmland, land taxes, fees and interest the KKP-E. The factors that affect variable cost is sugar cane farming area of farmland, farming production, total costs, cost of fertilizer usage, cost of labor usage and costs of post-harvest in sugar cane farming. The factors influencing revenue of farming sugar cane farming is extensive sugar cane productivity, rendement, the auction price and the revenue of the drops. Simultaneously the factors that affect the cost and revenue of sugar cane farming would affect the sugar cane farming income. The impact of the KKP-E policy of increased quantity of the doubling of the quantity of the KKP-E previously against the sugar cane production and farm income. This policy will increase the production of sugar cane farming of 3.15 percent and increase the income of farming of sugar cane of 3,065 percent. The impact of such variables is influenced by the simultaneous use of fertilizer, costs of labor, the sugar cane farming production, total variable costs, the total cost of farming and finally on the income of

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/332.71/KHO/p/041309282
Subjects: 300 Social sciences > 332 Financial economics > 332.7 Credit
Divisions: S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 03 Mar 2014 17:26
Last Modified: 03 Mar 2014 17:26
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155811
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item