Dinamika Ruang Bersama pada Permukiman Madura Medalungan di Baran Randugading Malang

Indeswari, Ayu (2013) Dinamika Ruang Bersama pada Permukiman Madura Medalungan di Baran Randugading Malang. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam permukiman tradisional Madura, memiliki ciri khas ruang yang bernama tanean. Tanean tersebut merupakan pusat orientasi massa bangunan hunian, sekaligus menjadi ruang bersama pada permukiman masyarakat Madura Masyarakat Madura banyak melakukan perantauan, terutama pada tahun 1910, yaitu saat masa tanam paksa. Masyarakat Madura Medalungan atau Madura perantauan, biasanya membawa tradisi Madura ke daerah perantauanya, termasuk dalam tradisi berhuninya. Namun, tradisi tersebut diadaptasikan dengan kondisi yang ada di daerah setempat. Pada permukiman masyarakat Madura Medalungan di Baran Randugading, masih terdapat ciri permukiman tradisional Madura. Dusun Baran Randugading merupakan salah satu dari beberapa dusun Baran di kawasan Buring, Malang yang merupakan kantong masyarakat Madura Medalungan atau Madura perantauan. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia, tercipta ruang sosial. Ruang sosial tersebut dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan sifat sosialisasinya. Ruang bersama merupakan tanda keguyuban dalam masyarakat. Dengan adanya keterbatasan ruang, terutama karena ruang secara fisik memiliki nilai ekonomi, keberadaan ruang bersama menjadi bersifat dinamis. Dari deskripsi tersebut, maka disimpulkan bahwa perlu diteliti mengenai ruang bersama di dusun Baran Randugading, dan bagaimana dinamika dalam pemanfaatan ruangnya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka dilakukan penelitian kualitatif etnografi, dengan cara mengamati kehidupan masyarakat terutama yang berkaitan dengan aktivitas bersama. Aktivitas bersama yang dimaksud adalah aktivitas masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang menandakankehidupan bersama yang guyub, gotong royong, dan didasari oleh rasa kebersamaan. Setelah hasil pengamatan awal, maka diketahui bahwa aktivitas bersamanya meliputi aktivitas bersama berdasarkan waktu, secara rutin harian, rutin mingguan, rutin bulanan dan tahunan serta aktivitas bersama insidental atau sewaktu-waktu. Aktivitas bersama tersebut diklasifikasikan lagi berdasarkan pola interaksinya, yaitu wanita , pria dan anak-anak. Dengan pengklasifikasian tersebut mempermudah proses pengumpulan data, analisa dan sintesa. Dari hasil penelitian, maka ditemukan bahwa ruang bersama yang terjadi adalah berdasarkan skalanya, yaitu skala mikro atau hunian, skala meso atau tanean, dan skala makro atau satu dusun. Pembagian berdasar skala tersebut adalah berdasarkan skala penggunaan atau keterlibatan masyarakat, yaitu satu rumah, satu tanean dan satu dusun. Ruang yang kerap kali menjadi tempat terjadinya ruang bersama antara lain adalah ruang depan (balai), teras (emper), pelataran (tanean), jalan, langgar, dapur, dan ruang antar bangunan. Selain itu, keberadaan fasilitas umum juga menjadi magnet terjadinya ruang bersama. Dinamika ruang yang terjadi adalah dinamika penggunaan pada masa lalu dan kini, dinamika atau fleksibilitas penggunaan ruang pada masa kini dan adanya kecenderungan pada masa mendatang. Pada masa lalu, terjadi beberapa perbedaan dalam penggunaan ruang bersamanya. Perbedaan tersebut terutama terjadi pada langgar, pelataran atau tanean , dan dapur. Penggunaan langgar pada masa lalu cenderung sebagai ruang untuk laki-laki, sedangkan pada masa kini merupakan tempat untuk pendidikan Al-Quran untuk anak-anak. Pada ruang pelataran atau tanean , pada masa lalu lebih kuat karakternya sebagai ruang yang lebih banyak untuk laki-laki, atau ruang laki-laki. Pada masa kini, kesan ruang gender tersebut berkurang, sehingga digunakan sebagai ruang yang lebih umum fungsinya, terutama ruang bersama bagi semua kalangan. Sedangkan fungsi dapur, pada masa lalu lebih kuat sebagai ruang untuk wanita, sehingga banyak aktivitas bersama para wanita dilakukan di dapur. Pada saat ini dapur lebih menjadi ruang yang memiliki privasi, meskipun terkadang memang menjadi ruang bersama wanita dengan tetangga dan keluarga. Pada saat-saat khusus masyarakat Baran Randugading menggunakan dapur untuk masak bersama. Ruang untuk perempuan terjadi pada teras dan ruang depan, terutama pada saat pagi dan siang hari. Adanya dinamika dalam bentuk fleksibilitas ruang terjadi, terutama dengan adanya setting dan atribut ruang tertentu. Ruang bersama terbentuk terutama karena adanya setting atau latar ruang yang sesuai, dan atribut ruang biasanya menunjukkan adanya perbedaan dari fungsi ruang. Setting atau latar yang memungkinkan terbentuknya ruang bersama antara lain adalah naungan , keleluasaan dari batasan fisik , kelapangan , kebebasan secara visual, vegetasi, dan adanya fasilitas umum. Sedangkan atribut ruang tergantung pada konteks ruangnya. Misalnya terjadi pada ruang depan (balai), bahwa secara umum merupakan ruang bersama umum, dengan adanya tempat duduk berupa tikar atau perabot. Pada saat ada amben, ruang tersebut pada suatu saat menjadi ruang untuk keluarga, pada saat tertentu menjadi ru

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/302.14/IND/d/041307012
Subjects: 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.1 General topics of social interaction
Divisions: S2/S3 > Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 18 Mar 2014 09:34
Last Modified: 18 Mar 2014 09:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155496
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item