Ruang Bersama Pada Permukiman Dusun Bongso Wetan Gresik.

Ardianti, Intan (2014) Ruang Bersama Pada Permukiman Dusun Bongso Wetan Gresik. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ruang bersama merupakan ruang yang mewadahi interaksi inderawi, berbagi bersama, berkegiatan bersama maupun bergantian, dengan sifat interaksi yang berarti penting dan stabil untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan azas saling menghargai yang menunjukkan kebersamaan dan keguyuban. Permukiman Dusun Bongso Wetan Gresik yang berpenduduk awalnya berasal dari Madura, beragama Hindu dan Islam memiliki budaya kerukunan dan kebersamaan dalam berbagai aktivitasnya. Ruang bersama selain menunjukkan kebersamaan juga sejalan dengan respon terhadap berkembangnya permukiman masyarakat sehingga perlu diketahui pola pemanfaatan ruang bersama baik menurut interaksi sosial maupun aktivitas budaya dan keagamaan masyarakat. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pengamatan utama, yaitu pada interaksi sosial serta aktivitas budaya dan keagamaan masyarakat yang ada di lingkungan Dusun Bongso Wetan. Dalam setiap interaksi sosial menunjukkan adanya aktivitas bersama sedangkan pada aktivitas budaya dan keagamaan terdapat kegotongroyongan masyarakat dalam beraktivitas. Pengamatan pada tempat digunakan untuk pengamatan pada aktivitas rutin yang menggunakan tempat tertentu. Pengamatan terhadap pelaku dilakukan pada aktivitas atau kegiatan yang membutuhkan beberapa tempat dan ada pergerakan. Setiap hasil pengamatan dan identifikasi aktivitas dianalisis aktivitasnya bagaimana, pelaku, ruang sebagai wadah (elemen fix, semi fix dan non fix) dan waktu pelaksanaan aktivitas. Analisis terhadap aktivitas, pelaku, ruang fisik dan waktu dapat menunjukkan bagaimana pola pemanfaatan ruang bersama pada permukiman dusun Bongso Wetan. Pola pemanfaatan ruang bersama berdasarkan interaksi sosial masyarakat berupa ruang terbuka yang tersebar pada kawasan permukiman mengikuti pola hunian dan jalan yaitu pada teras rumah (skala mikro); halaman rumah (skala meso); dan toko, warung, tempat ibadah, lahan pertanian dan jalan kampung (skala makro). Penggunaan ruangnya terdapat saling superimposed dengan ruang yang paling banyak aktivitas yang ditampung adalah pertigaan jalan, pinggir jalan, amben di pinggir jalan dan halaman rumah karena memiliki aksesibilitas, keleluasaan dan fleksibilitas. Pola pemanfaatan ruang bersama berdasarkan aktivitas budaya dan keagamaan sesuai dengan jenis aktivitasnya yaitu pada ruang dalam dan teras rumah (skala mikro); halaman rumah (skala meso); dan di jalan kampung termasuk pertigaan, bangunan fasilitas umum yang ada di kampung (balai dusun, punden, makam, masjid, pura dan mushola). Ruang yang paling banyak menampung jenis aktivitas yaitu pada pertigaan, jalan kampung dan tempat ibadah (pura dan masjid). Jalan kampung banyak digunakan karena memiliki aksesibilitas, keleluasaan dan fleksibilitas. Ruang masjid dan pura walaupun merupakan tempat ibadah yang memiliki aksesibilitas terbatas sering digunakan untuk aktivitas budaya dan keagamaan. Jalan yang paling sering digunakan pada bagian barat daya permukiman khususnya di sekitar pertigaan karena terdapat integrasi beberapa area dengan elemen ruangnya sehingga dapat digunakan baik untuk interaksi sosial maupun aktivitas budaya dan keagamaan. Integrasi berbagai ruang seperti warung, pos jaga, amben, pada pertigaan jalan dan kedekatan dengan fasilitas umum menjadikan ruang bersama banyak digunakan.

English Abstract

Common space as a place for human interaction, share with each other, group or alternate activities with allimportant and stable interactions to fulfill human needs base on respect principle shows the existence of togetherness and communality. People of Dusun Bongso Wetan Gresik settlement originally from Madura Island with their religion Islam and Hindu have harmonious culture and togetherness within doing their activities. The use of common space not only shows existence of togetherness but also responses to the developing of human settlement, so it will important to find out the use of common space pattern by observing human social interaction also community cultural and ritual activities. Method of this research was qualitative approach as a research procedure with descriptive data that is written or spoken (interview result) by people of Dusun Bongso Wetan and their observable behavior. Primary data acquired by observing human social interaction and also community cultural and ritual activities. Each social interaction shows group activity and the cultural and ritual activities shows mutual cooperation of these people. Place centered mapping used to observing regularly activities in certain place. Person centered mapping used to observing activities which need several places and movement of these people while doing the cultural and ritual activities. Activity observation and identification result analyzed by the activity itself, its user, space (fixed element, semi-fixed element and non-fixed element) and its time. Analysis of the activity, user, space (physical) and time shows the use of common space pattern in Dusun Bongso Wetan settlement. The use of common space pattern base on social interaction configured by open space spread around the settlement area following the housing and street from the house living room and porch (micro spatial scale); house yard (meso spatial scale); and shops, food stall, mosque, temple, farmland and street space (macro spatial scale). The use of space superimposed with most commonly used area on T-intersection of street, roadside, amben around roadside and house yard because these areas have accessibility, flexibility and unrestricted area. The use of common space pattern base on cultural and ritual activities follow the housing and street base on the type and process of activity that is inside the house, porch (micro spatial scale); house yard (meso spatial scale); and street space include the T-intersection, public facility buildings (balai dusun, punden-community holy place, grave, mosque and temple). The most commonly used area for serving activities is on T-intersection of street, temple and mosque. Street space has accessibility, flexibility and unrestricted space. The temple and mosque are restricted space, but commonly used for group cultural and ritual activities. The area often used as a place for social interaction, cultural and ritual activity on street space around the southwest side of the settlement especially T-intersection because the area integrated with other element.Integration of several common areas i.e. food stall, guardhouse, amben, T-intersection location and close to public facilities make an area commonly used by the community as a common space.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/302.14/ARD/p/041500564
Subjects: 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.1 General topics of social interaction
Divisions: S2/S3 > Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Fakultas Teknik
Depositing User: Samsul Arifin
Date Deposited: 24 Mar 2015 15:25
Last Modified: 24 Mar 2015 15:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155494
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item