Mi Cincau Hitam (Mesona Palustris Bl.) Sebagai Hepatoprotektor Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Minyak Jelantah Terhadap Kadar Sgpt Dan Sgot.

Cahyaningrum, Atika Ruri (2015) Mi Cincau Hitam (Mesona Palustris Bl.) Sebagai Hepatoprotektor Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Minyak Jelantah Terhadap Kadar Sgpt Dan Sgot. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Seiring berkembangnya waktu, masyarakat rentan terpapar radikal bebas salah satunya dari makanan yang dikonsumsi. Makanan yang mengandung radikal tersebut dapat berasal dari penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang atau biasa disebut minyak jelantah. Akibatnya intensitas proses oksidasi sel-sel tubuh normal menjadi semakin tinggi dan menimbulkan kerusakan yang lebih banyak. Organ tubuh yang dapat menetralisir racun adalah hati. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka hati akan mengalami kerusakan baik dari fungsi kerja maupun dari kondisi organ hati itu sendiri. Senyawa antioksidan dibutuhkan untuk mengurasi resiko tersebut. Salah satu tanaman yang mengandung antioksidan adalah cincau hitam. Ekstrak cincau hitam terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena adanya senyawa-senyawa fenol berupa protocatechuic acid, p-hydroxybenzoic acid, vanilic acid, caffeic acid (CA), dan syringic acid. Olahan berbasis cincau hitam seringkali dikembangkan dalam bentuk minuman seperti pelengkap es campur, jelly drink, maupun produk effervescent. Untuk itu dalam penelitian ini, mi cincau hitam, dimana selain memberikan energi, produk ini juga diduga dapat memberikan efek sebagai hepatoprotektor. Hal ini dikarena kandungan antioksidan, terutama senyawa fenol pada cincau hitam. Selain itu, juga mi cincau hitam berfungsi sebagai makanan penyeimbang untuk mengurangi jumlah radikal di dalam tubuh karena pengonsumsian makanan yang diolah menggunakan minyak jelantah. Dalam penelitian ini diperoleh enam perlakuan dengan faktor pertama adalah rasio bubuk simplisia cincau hitam : air adalah 1:10 (A1) dan 1:15 (A2). Faktor kedua adalah proporsi penambahan ampas cincau hitam yaitu 5% (B1), 7,5% (B2), dan 10% (B3). Kandungan fenol dari perlakuan AIBI, A1B2, A1B3, A2B1, A2B2, dan A2B3 berturut-turut adalah 215 ppm, 223,96 ppm, 233,55 ppm, 200,84 ppm, 226,88 ppm, dan 238,96 ppm. Sedangkan aktivitas antioksidan perlakuan AIBI, A1B2, A1B3, A2B1, A2B2, dan A2B3 berturut-turut adalah 25,42%, 32,93%, 36,10%, 29,15%, 38,01%,dan 38,02%. Perlakuan terbaik mi cincau hitam diperoleh pada rasio bubuk simplisia cincau hitam : air sebesar 1:15 dan penambahan ampas cincau hitam sebanyak 7.5%. Pengujian secara in vivo membuktikan bahwa mi cincau hitam dapat berperan sebagai hepatoprotektor pada tikus yang diinduksi minyak jelantah. Kadar SGPT pada kontrol positif, kontrol negatif, perlakuan I, dan perlakuan II berturut-turut adalah 80,17 U/L, 76,17 U/L, 60,33 U/L, dan 61,0 U/L. Sedangkan kadar SGOT pada kontrol positif, kontrol negatif, perlakuan I, dan perlakuan II berturut-turut adalah 192,5 U/L, 134,5 U/L, 127,33 U/L, dan 129,83 U/L.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2015/506/2015/051508795
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 04 Feb 2016 11:13
Last Modified: 13 Mar 2022 04:16
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/150433
[thumbnail of SKRIPSI_-_Atika_Ruri_Cahyaningrum_-_115100800111011.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_-_Atika_Ruri_Cahyaningrum_-_115100800111011.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item