Pelarut dan Lama Ekstraksi Terbaik dalam Pembuatan Pektin dari Limbah Buah Nangka (Jerami dan Kulit)

Margani, AthikaDyah (2013) Pelarut dan Lama Ekstraksi Terbaik dalam Pembuatan Pektin dari Limbah Buah Nangka (Jerami dan Kulit). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Nangka ( Artocarpus heteropyllus ) merupakan buah yang banyak ditemukan di Indonesia. Pengolahan buah nangka menjadi keripik buah, sari buah, dodol, manisan, sirup, selai, dan pasta menghasilkan limbah sebanyak 65-80% dari berat keseluruhan buah nangka. Limbah tersebut terdiri dari kulit buah, jerami nangka dan biji. Jerami nangka menempati porsi yang cukup besar yaitu 40-50% dari total limbah yang dihasilkan. Kulit nangka diketahui mempunyai kandungan pektin cukup besar, dimana rendemen pektin pada kulit nangka dengan bahan baku basah nilainya 4,7%, sedangkan menggunakan bahan baku kering nilainya mencapai 22,5%.Nilai pektin yang cukup besar ini membuat limbah buah nangka (kulit dan jerami) berpotensi untuk diolah menjadi sumber bahan baku pektin. Pektin merupakan asam poligalakturonat yang mengandung metil ester. Pektin merupakan pangan fungsional bernilai tinggi yang berguna secara luas dalam pembentukan gel dan bahan penstabil pada produk sari buah, bahan pembuatan jelly, dan jam . Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis pelarut yang terdiri dari 2 level yaitu asam klorida dan asam sitrat dengan pH=1,5. Faktor kedua adalah lama ekstraksi yang terdiri dari 3 level yaitu 30, 90 dan 150 menit. Penelitian dilakukan sebanyak 3 kali ulangan sehingga didapat 18 satuan percobaan. Bahan yang digunakan adalah limbah buah nangka (kulit dan jerami) yang sudah ditepungkan terlebih dahulu. Analisis yang dilakukan yaitu analisis rendemen, berat ekivalen, kadar metoksil, kadar galaktronat, dan kadar abu. Penentukan perlakuan terbaik pada pektin limbah nangka digunakan metode multiple atribut (metode Zeleny). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pektin dari limbah nangka yang dihasilkan dalam penelitian ini sudah memenuhi standar, yaitu pada kadar metoksil dan kadar asam galakturonat. Kadar metoksil pektin limbah nangka ini berkisar antara 8,47% – 9,25% yang termasuk pektin bermetoksil tinggi, sedangkan kadar asam galakturonat dari hasil terbaik sudah memenuhi standar yaitu minimal 35%. Pektin dari limbah nangka terbaik diperoleh dari perlakuan dengan menggunakan pelarut asam sitrat dan lama waktu ekstraksi 150 menit. Hasil analisa terbaik dari penelitian ini adalah rendemen 10,21%, kadar metoksil 9,25%, berat ekivalen 1088,43 g/mol, kadar abu 2,79%, dan kadar asam galakturonat 47,40%.

English Abstract

Jackfruit ( Artocarpus heteropyllus ) is a fruit that is found in Indonesia. Processing into chips jackfruit fruit, fruit juice, lunkhead, sweets, syrup, butter, and pasta produce much waste as 65-80% of the overall weight of the jackfruit. The waste consists of fruit leather, jackfruit and seed straw. Straw jackfruit take place a sizable portion is 40-50% of the total waste produced. Jackfruit skins are known have contain enough pectin, where the yield of pectin on jackfruit skin with wet raw materials worth 4.7%, while the use of dry raw materials the amount to 22.5%. The Value of pectin is large enough to make jackfruit waste (bark and straw) have potential be processed to be raw material pectin. Pectin is poligalakturonat acid containing methyl ester. Pectin is a high-value functional foods are widely use in the formed of a gel and a stabilizer in fruit juice products, jelly-making materials, and jam. This research method use randomized block design (RBD) by using 2 factors. The first factor is the type of solvent which consists of two levels, namely hydrochloric acid and citric acid with pH = 1.5. The second factor is extract duration which consists of 3 levels: 30, 90 and 150 minutes. Research conducted 3 times in order to get 18 units of the experiment. Materials used are jackfruit waste (bark and straw) first have already be powdered. The Analysis which is cunducted by an analysis of yield, equivalent weight, methoxyl content, galaktronat levels, and ash content. To select best treatment at sewage jackfruit used Pectin multiple attribute method (Zeleny method). Based on the results of this research can be concluded that pectin from jackfruit waste generated in this research have fullfilled the standards of the methoxyl content and acid levels galakturonat. Jackfruit waste methoxyl pectin levels ranged from 8.47% - 9.25% which includes high metoksil pectin, whereas acid levels galakturonat of best results already fuulfill the minimum standard of 35%. The best Pectin of jackfruit waste derived from the treatment with citric acid using solvent extraction and extract duration 150 minutes. Results of analysis of research this is the best yield 10.21%, methoxyl contain 9.25%, equivalent weight 1088.43 g / mol, ash contain 2.79%, and galakturonat acid levels 47.40%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2013/248/051310730
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 15 Nov 2013 10:03
Last Modified: 22 Oct 2021 02:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149355
[thumbnail of Laporan_Skripsi_Athika_Dyah_M_0811030087_Pektin_dari_Limbah_Nangka.pdf]
Preview
Text
Laporan_Skripsi_Athika_Dyah_M_0811030087_Pektin_dari_Limbah_Nangka.pdf

Download (10MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item