Studi Aspek Teknis dan Finansial Pengembangan Usaha Ternak Itik Hibrida Pedaging di Peternakan Saonada Kabupaten Jombang.

Alfikri, Saka Nugraha (2013) Studi Aspek Teknis dan Finansial Pengembangan Usaha Ternak Itik Hibrida Pedaging di Peternakan Saonada Kabupaten Jombang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peran itik sebagai penghasil daging di Indonesia menurut data statistik pada tahun 2010 masih rendah yaitu hanya dapat memenuhi 6,4 ribu ton dari kebutuhan itik sebesar 14,3 ribu ton, sehingga kekurangan daging mencapai 7,9 ribu ton. Pembuatan formulasi pakan merupakan salah satu permasalahan dari peternakan ini, pemeliharaan itik secara intensif, 60-70% biaya produksi dipengaruhi oleh biaya pakan. Untuk meningkatkan kapasitas pemeliharaan peternakan diharapkan pakan yang diberikan memiliki harga yang seminimal mungkin dan memiliki nilai nutrisi yang sesuai. Kebutuhan protein itik pedaging adalah 19% dari kebutuhan nutrisi itik, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut pakan yang kita berikan harus mengandung protein minimal 19%. Penelitian ini dilakukan di peternakan Saonada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan diantaranya adalah survei pendahuluan, perumusan masalah, studi literatur, pengumpulan data, penelitian pendahuluan, penentuan formulasi pakan terbaik, dan penambahan skala pemeliharaan. Penelitian pendahuluan digunakan untuk mengetahui hasil pakan yang paling menguntungkan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan formulasi pakan yang menguntungkan dari ke lima penelitian adalah formulasi pakan yang terdiri dari jagung sebanyak 33%, dedak 33%, dan konsentrat 34%. Hasil dari formulasi pakan ini memberikan keuntungan sebesar Rp. 520.870,00 sehingga formulasi tersebut digunakan untuk penggandaan skala dari 100 ekor menjadi 1.000 ekor itik pedaging. Hasil perhitungan analisa finansial menunjukkan bahwa Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp. 19.260/ekor. Setelah dilakukan satu kali dilakukan penelitian pemeliharaan 1.000 ekor itik, harga jual dari penelitian tersebut adalah sebesar Rp. 23.800. Harga jual tersebut memiliki selisih sebesar Rp. 700,00 dari Harga jual yang berdasarkan mark up . Break Even Point (BEP) tercapai pada tingkat penjualan sebesar 3870 ekor atau senilai Rp. 89.394.397,00. Efisiensi usaha (R/C ratio ) sebesar 1,19. Net Present Value (NPV) bernilai positif yaitu sebesar Rp. 52.194.068,00. Internal Rate of Return (IRR) sebesar 43,70% dan Payback Period (PP) selama 1,94 tahun. Berdasarkan studi aspek teknis dan finansial yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan itik untuk 1.000 ekor layak untuk dijalankan.

English Abstract

The contribution of ducks as meat producer in Indonesia according to statistics in 2010 is relatively low, that is, only suffices 6.4 thousand tons of the total 14.3 thousand tons needed; the shortage is about 7.9 thousand tons. The making of food composition is the problem faced by this farm, the duck-breeding intensively, 60-70% of production cost is influenced by the food cost. In order to increase the capacity of the duck breeding, the food that has minimum cost and suitable nutrient value is needed. The need of protein of meat- producing ducks is 19% of the nutrient needed by ducks. So, to suffice this need, the food given must contain protein at least 19%. This study was conducted in Saonada Farm in Sidomulyo, Megaluh, Jombang regency. This study used descriptive method that is, giving general view of the data collected. The procedure of the study consists of some steps, that is, the preliminary survey, the formulation of the problems, the literature study, the data collection, the preliminary study, the decision of the best food composition, and the increase of breeding scale. The preliminary study is used to know the most beneficial food composition. x The results of the preliminary study showed that, from the five studies conducted, the most beneficial food composition is: 33% corns, 33% bran, and 34% concentrate. This composition gives benefit as much as 520.870,00 rupiahs. So, this composition is used to multiply the scale up from 100 to 1.000 meat-producing ducks. The result of the financial analysis calculation shows that the base selling-price is 19.260 rupiahs each. The study of 1.000 meat-producing ducks breeding shows that the base selling-price is 23.800 rupiahs each. The selling price is 700 rupiahs higher than mark-up selling price. The Break Even Point (BEP) is reached in 3870 ducks sold or 89.394.397.00 rupiahs. The effort efficiency (R/C ratio) is 1.19. Net Present Value (NPV) is positive that is 52.194.068.00 rupiahs. Internal Rate of Return (IRR) is 43% and Payback Period (PP) is 1.94 years. Based on the study of the technical and financial aspects conducted can be concluded that the breeding of 1.000 meat- producing ducks is feasible

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2012/375/051301976
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 01 Aug 2013 14:34
Last Modified: 27 Mar 2024 03:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149136
[thumbnail of BAB_I,II,III,IV,V_dan_DAPUS_Password_Removed.pdf] Text
BAB_I,II,III,IV,V_dan_DAPUS_Password_Removed.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of COVER_Password_Removed.pdf] Text
COVER_Password_Removed.pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item