Andriani, Agustina (2012) Analisis Faktor Polowijo Relatif (Fpr) Daerah Irigasi Tawing Kabupaten Trenggalek. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk seluruh mahluk hidup. Pemberian air di Daerah Irigasi Tawing diduga berlebihan. Hal ini bisa diketahui dari dari data tanaman dan pembagian air yang tercatat secara periodik. Dengan demikian perlu diteliti apakah hal ini disebabkan oleh penentuan koefisien tanaman yang terlalu besar atau tidak sesuai lagi dengan kebutuhan tanaman. Faktor Polowijo Relatif (FPR) adalah suatu faktor pemberian air yang didasarkan pada kebutuhan air untuk polowijo. FPR adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan kebutuhan air irigasi yang dihitung berdasarkan perbandingan kebutuhan air tanaman dengan jenis tanaman yang lain. Tujuan penelitian untuk membandingkan koefisien tanaman dengan metode Faktor Polowijo Relatif (FPR), pengaruh perhitungan metode FPR terhadap pemberian air pada daerah irigasi tawing. Manfaat penelitian ini adalah untuk perbaikan pola pemberian air irigasi bagi tanaman sehingga dengan demikian pemanfaatan air dapat digunakan dengan optimal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni mengambil lokasi studi di Daerah Irigasi Tawing Kabupaten Trenggalek. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi peta lokasi, peta skema eksploitasi, data tanah, data curah hujan, data iklim, data tanaman dan pengolahan tanah, serta data debit intake. Data dianalisis menggunakan perhitungan evapotranspirasi potensial, perhitungan kebutuhan air tanaman, kebutuhan air selama penyiapan lahan, kebutuhan air lahan, dan perhitungan kebutuhan air irigasi. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa Koefisien Tanaman Konversi (KTK) tanaman polowijo dalam perhitungan kebutuhan air irigasi dengan metode FPR terlalu besar. KTK padi garap 6, bibit 20, tanam 4 dan polowijo 1. Nilai Faktor Luas Tanaman Konversi (FLTK) tanaman padi garap 2.869, bibit 1.617, tanam 1.352 dan polowijo adalah 1. Untuk menyetarakan KTK dan FLTK, maka KTK harus dikalikan dengan Angka Penyetara Standard (APS). APS padi garap 0.478, bibit 0.080, tanam 0.338, dan polowijo 1. Kesimpulan penelitian yang didapatkan bahwa terdapat perbandingan KTK dan FLTK, sehingga perlu konversi terhadap nilai tersebut dengan APS. Nilai batas FTK untuk masing – masing pola tata tanam berbeda.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2012/345/051205597 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 22 Jan 2013 14:50 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:20 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/149108 |
Text
JURNAL.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
SKRIPSI.pdf Restricted to Registered users only Download (19MB) |
Actions (login required)
View Item |