AnggiaRetnaningtyas (2010) Efisiensi Proses Ekstraksi Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera) (Kajian Jenis Pelarut dan Lama Pengadukan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman asli India, tapi sekarang telah tersebar hampir diseluruh kawasan tropis. Minyak biji kelor mempunyai berbagai manfaat, antara lain untuk bahan kosmetika, obat-obatan sampai ke minyak goreng dan pelumas. Selain itu, biji kelor juga mengandung senyawa antimikroba yang dapat membunuh bakteri. Minyak biji kelor dapat dihasilkan melalui proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut, salah satu pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi adalah aquades dan etanol. Dari kedua jenis pelarut tersebut, salah satunya dapat meningkatkan efisiensi proses ekstraksi. Selain itu lama pengadukan juga diduga dapat meningkatkan efisiensi proses ekstraksi, oleh karena itu perlu dilakukan beberapa analisa untuk menentukan jenis pelarut dan lama pengadukan yang paling efisien dalam proses ekstraksi yang meliputi analisa rendemen, sisa pelarut, nilai efisiensi, lama pemisahan minyak dengan pelarut dan harga pokok produksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret di Laboratorium Rekayasa Proses dan Sistem Produksi Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor yaitu jenis pelarut yang terdiri dari dua level dan lama pengadukan yang terdiri dari tiga level. Perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh dari penelitian tersebut dianalisis secara statistik menggunakan fasilitas SPSS for Windows 12.0 dengan derajat kepercayaan 95% (a=0,05) dengan menggunakan uji statistik parametrik One Way ANOVA untuk mengetahui signifikasi antara variabel bebas yaitu jenis pelarut dan lama pengadukan terhadap variabel tergantung yaitu efisiensi proses ekstraksi minyak biji kelor. Pelarut yang paling efisien untuk mengekstraksi minyak kelor adalah pelarut etanol 96% yaitu dapat menghasilkan total rendemen yang lebih banyak (21,38%), memiliki jumlah sisa pelarut yang lebih sedikit (23,39%), mempunyai nilai efisiensi yang lebih besar (71,27%), membutuhkan waktu pemisahan yang lebih singkat (5 jam) dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh pelarut aquades meskipun harga pokok produksinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan proses yang menggunakan pelarut aquades. Lama pengadukan tidak mempengaruhi efisiensi proses ekstraksi, namun lama pengadukan yang paling efisien adalah 60 menit karena waktu yang digunakan lebih singkat.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2010/42/051000834 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 24 Mar 2010 15:03 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148510 |
Preview |
Text
051000834.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |