ArifiantoHidayat (2010) Perumusan Aliansi Strategis Agroindustri Sari Apel di Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Agroindustri sari apel di Kota Batu didominasi oleh sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Bentuk kerjasama yang bisa dilakukan oleh UMKM sari apel dengan distributor adalah aliansi strategis atau kemitraan. Selama ini istilah kemitraan ini telah dikenal dengan sejumlah nama, diantaranya strategi kerjasama dengan pelanggan (strategic customer alliance), strategi kerjasama dengan pemasok (strategic supplier alliance) dan pemanfaatan sumber daya kemitraan (partnership sourcing). Waktu pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010 di Kelurahan Songgokerto dan Kecamatan Bumiaji Kota Batu Propinsi Jawa Timur. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive. Analisa data dilakukan dengan metode AHP( Analytical Hierarcy Process) dan metode skala ordinal. Terdapat 3 variabel yang menentukan tingkat kepentingan pelaku aliansi. Variabel tersebut adalah produk, distribusi, dan pasar. UMKM dan distributor sari apel menilai faktor produk adalah "Penting", faktor distribusi memiliki nilai "Cukup Penting", dan faktor pasar memiliki nilai "Sangat Penting". Hubungan kerjasama antara UMKM dan distributor sari apel adalah konsinyasi. Aliansi yang mungkin terjadi antara UMKM dengan distributor adalah tipe aliansi logistik, aliansi promosi, dan aliansi non ekuitas. Hirarki perumusan aliansi strategis adalah pada faktor kepercayaan antar mitra kerja yang memiliki bobot prioritas 55% dengan faktor pendukung adalah kemampuan membuat keputusan dengan bobot prioritas 24% dan faktor kekuatan komitmen jangka panjang dengan bobot prioritas 21%. Tujuan aliansi meningkatkan volume dan nilai penjualan 49,3% dengan tujuan pendukung adalah meningkatkan kepuasan/loyalitas konsumen dengan bobot prioritas 33,3% dan tujuan meningkatkan efisiensi produk dengan bobot prioritas 17,4%. Strategi pengembangan sistem pembayaran yang fleksibel dengan bobot prioritas sebesar 37,8% dengan strategi pendukung adalah Pengembangan teknologi dan sarana produksi dengan bobot prioritas 31,1%, Pengembangan sistem pemasaran dengan bobot prioritas 20,1 %, dan Peningkatan komitmen antar mitra dengan instansi lain dengan bobot prioritas 11%.
English Abstract
Apple cider Agro-industry in Batu is dominated by micro, small, and medium business sector enterprises (SMEs). Forms of cooperation that can be done by apple cider SMEs with distributors is a strategic alliance or partnership. During this time, strategic alliance has been known by several names such as strategic customer alliance, strategic supplier alliance, and partnership sourcing. The experiment was conducted in July to August 2010 in Songgokerto Village, Bumiaji District, Batu City, East Java Province. Location determining of this research is done on purpose (purposive method). Data analysis is done by AHP method (Analytical Hierarchy Process) and Ordinal scale method. There are 3 variables that determine the level of alliance stakeholder interest. Variables are product, distribution, and market. SMEs and distributor of apple cider assessed product factor is "Important", distribution factor has a "Quite Important" value, and market factor has a "Very Important" value. Relations of cooperation between SMEs and distributor of apple cider is a consignment. Alliances that may occur between SMEs with a distributor is an alliance of logistics, promotional alliance, and non-equity alliance. Hierarchy of strategic alliance formulation is factors of trust between partners that has a weight 55 % of priority. Factors of decision making ability that has a weight 24% of priority and factors of long-term commitment that has a weight 21% of priority become supporting factors. The purpose of alliance is to increase sales volume and sales value that has a weight 49% of priority. Customer loyalty improvement that has a weight 33,3% of priority and product efficiency improvement that has a weight 17,4% of priority become supporting purposes. The flexible payment system development strategy has a weight 37,8% of priority. Technology and production utility development that has a weight 31,1% of priority, marketing system development that has a weight 20,1 % of priority, and commitment between partners working with other agencies improvement that has a weight 11% of priority become supporting strategy.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2010/242/051003732 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 23 Dec 2010 13:37 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 04:49 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148466 |
Text
051003732.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |