Pola Intersepsi pada Tanaman Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vries) Di SubDAS Sayang, Kabupaten Malang

LidyaMegaSariWijaya (2009) Pola Intersepsi pada Tanaman Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vries) Di SubDAS Sayang, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penjarahan hutan atau penebangan liar di kawasan hutan akhir-akhir ini makin marak terjadi dan tidak terkendali. Kawasan ini sebagian besar terjadi pada wilayah tangkapan air pada daerah aliran sungai (DAS), khususnya untuk tanaman pinus. Peran hutan terhadap pengendalian daur air dimulai dari peran tajuk menyimpan air sebagai air intersepsi. Burhanudin (2008) menjelaskan bahwa ada 3 (tiga) tipe bentuk aliran yang jatuh di atas kanopi pohon yaitu : 1. Intersepsi; 2. Aliran batang; 3. Air yang jatuh melalui sela kanopi langsung ke tanah. Intersepsi merupakan air hujan yang yang tertahan di dedaunan kanopi pohon, sedangkan aliran batang adalah air yang mengalir melalui batang dan masuk ke tanah. Dari ketiga tipe bentuk aliran di atas kanopi pohon tersebut, tentu dapat diketahui betapa besar peranan kanopi hutan di wilayah tangkapan air. Infiltrasi, intersepsi, dan storage merupakan bentuk-bentuk simpanan air hujan dalam kawasan DAS. Ketidakseimbangan ini menyebabkan ratio antara debit (limpasan hujan) maksimum pada musim hujan dengan debit minimum pada musim kemarau menjadi sangat besar. Salah satu cara untuk mengetahui simpanan air hujan ini dapat dilakukan dengan mencari pola intersepsi berbagai curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara waktu kejadian hujan terhadap intersepsi pada tanaman pinus dan mengetahui pola intersepsi pada tanaman pinus pada berbagai tingkat curah hujan. Pengambilan data 30 kejadian hujan ini meliputi pengambilan data curah hujan, lolos tajuk, dan aliran batang di tiga titik pengamatan. Alat utama yang digunakan adalah penakar curah hujan manual serta gelas ukur. Pengukuran dilakukan setiap 5 menit kejadian hujan. Kategori hujan yang terjadi selama pengamatan adalah hujan normal (1 kejadian), hujan lebat (9 kejadian) dan hujan sangat lebat (20 kejadian). Intersepsi tertinggi terjadi pada saat awal terjadinya hujan dan berangsur turun mendekati konstan, dengan nilai intersepsi bervariasi antara 0,03 – 4,31 mm. Semakin besarnya curah hujan, lolos tajuk akan semakin besar, begitu pula dengan intersepsinya, namun aliran batang tidak lebih dari 0,5 % total hujan. Intersepsi terkecil terjadi pada hujan dengan intensitas yang tinggi. Persentase intersepsi kumulatif semakin menurun dengan bertambahnya waktu, dengan koefisien determinasi yang bervariasi yaitu antara 0,645-0,990 menggunakan regresi berpangkat y=bXa.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2009/77/050901335
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 07 May 2009 14:15
Last Modified: 21 Oct 2021 06:17
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148343
[thumbnail of 050901335.pdf]
Preview
Text
050901335.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item