FeriAnggraeniWidaTanti (2009) Uji Performansi Mesin Pengering Kerupuk Tipe Rak dalam Pengukuran Suhu dengan Personal Computer (PC). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara ini dilakukan untuk menurunkan kelembaban nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari pada tekanan uap air di udara. Proses perpindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari pada suhu udara yang dialirkan di sekelilingnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kinerja mesin pengering tipe rak dalam upaya untuk mengetahui effisiensi total mesin. Variable-variabel yang diamati antara lain : a) distribusi suhu udara pengering, b) kecepatan aliran udara, c) kelembaban udara. Pengukuran pada mesin pengering tipe rak dilakukan dengan menggunakan sensor suhu LM-35. Hasil pengukuran suhu dapat dilihat dengan menggunakan komputer yang terhubung dengan LM-35. Dalam penelitian ini diharapkan suhu dalam ruang pengering tidak lebih dari 50oC. Mesin pengering kerupuk tipe rak dalam pengaplikasiannya dapat di gunakan untuk mengeringkan kerupuk secara optimal dengan suhu ruang mendekati seragam. Kecepatan aliran udara terbesar berada pada ruang yang paling dekat dengan sumber panas. Semakin cepat aliran udara membawa uap maka akan mencegah uap tersebut menjenuhkan udara di atas permukaan bahan. untuk setiap ruang perhitungan energi yang tersedia dari hasil pembakaran kayu bakar pada perlakuan I sebesar 113.106,35 KJ, pada perlakuan II sebesar 140.065,408.KJ dan pada perlakuan III sebesar 135.227,106 KJ. Dimana energi yang tersedia merupakan hasil kali antara jumlah bahan bakar selam proses pengeringan dengan nilai kalor bahan bakar. Berdasarkan hasil pengamatan, pada perlakuan 1 berat kerupuk awal 80 kg dengan kadar air basis basah awal sebesar 41.92%, kadar air basis basah akhir sebesar 15.68%, basis kering 18.60%. Setelah dikeringkan selama 4 jam beratnya menjadi 60 kg . Pada perlakuan 2 dengan massa awal 60 kg dengan kadar air basis basah awal sebesar 42.27%, kadar air basis basah akhir sebesar 15.48%, dengan basis kering 21.25%. Penurunan berat kerupuk setelah proses pengeringan 4 jam sebesar 47 kg. Untuk perlakuan 3 dengan massa awal 50 kg dengan kadar air basis basah awal sebesar 48.22%, kadar air basis basah akhir sebesar 5.85%, dengan basis kering 6.22%. Penurunan berat kerupuk setelah proses pengeringan 4 jam sebesar 35 kg. proses pengeringan dapat terjadi jika kombinasi suhu dan kelembaban udara memungknkan bahan melepaskan air agar tercapai kadar air keseimbangan. Hasil yang baik dalam proses pengeringan adalah udara dengan kelembaban rendah dan bersuhu tinggi. Efisiensi mesin pengering yang merupakan perbandingan antara energi efektif dengan energi tersedia dari dari pembakaran kayu bakar sebesar 46.85 % untuk perlakuan I sedangkan untuk perlakuan II sebesar 45.76 % dan untuk perlakuan III sebesar 46.89 %.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2009/282/051000127 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 11 Feb 2010 10:06 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 13:28 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148288 |
Text
051000127.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |