Studi Keamanan Minuman Rasa Jeruk Siap Minum dalam Kemasan Gelas Plastik yang Beredar Dikota Malang : kajian Pewarna, Pemanis, dan Pengawet Sintetik

RizkiIkaNoviyanti (2009) Studi Keamanan Minuman Rasa Jeruk Siap Minum dalam Kemasan Gelas Plastik yang Beredar Dikota Malang : kajian Pewarna, Pemanis, dan Pengawet Sintetik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Di Indonesia penggunaan bahan tambahan makanan seperti pemanis buatan, pewarna, dan pengawet sintetis semakin meningkat. Banyak produk minuman yang beredar menggunakan bahan tambahan makanan dari senyawa kimia dan turunannya baik yang diizinkan maupun yang dilarang. Penggunaan bahan kimia yang dilarang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini di fokuskan pada karakteristik dari pemanis buatan, pewarna sintetis, pengawet sintetis, dan bahan tambahan kimia lain pada produk minuman rasa jeruk. Metode Penelitian yang dilakukan dengan dua tahap yang pertama survei terhadap minuman rasa jeruk yang dilanjutkan dengan pengambilan sampel secara acak. Tahap kedua analisa secara kimia dengan tiga kali ulangan. Setelah melakukan survei dapatkan delapan sampel minuman rasa jeruk yaitu A, B, C, D, E, F, G, H. Berdasarkan hasil penelitian pada kedelapan sampel minuman rasa jeruk A, B, C, D, E, F, G, H terdapat enam sampel produk yang menggunakan benzoat yaitu A, B, C, F, G, H, dengan rerata 439,74 ppm sampai 720,02 ppm. dan produk yang lainnya menggunakan kalium sorbat. Untuk produk C sudah melebihi batas maksimum yaitu 600 ppm. Hasil analisa siklamat menunjukkan empat produk menggunakan pemanis siklamat yaitu A, B, D, H dengan rerata 176,46 ppm sampai 415,51 ppm dan empat produk yang lain menggunakan aspartam. Kedelapan sampel positif menggunakan sakarin dengan rerata 185,94 ppm sampai 370,29 ppm. Pewarna sintetis yang digunakan kedelapan sampel yaitu Tartazine dan sunset yellow. Tujuh merk menggunakan pewarna sintetis sunset yellow yaitu A, B, D, E, F, G, H dengan rerata antara 4,45 ppm sampai 51,94 ppm. Dan satu merk menggunakan Tartazin yaitu merk C dengan rerata 0,75 ppm. Rerata hasil total gula minuman rasa buah jeruk berkisar antara 3,52 % sampai 12,47 %, dan total padatan terlarut berkisar antara 3,5° Brix sampai 12,2° Brix. Tingkat kecerahan warna produk (L*) antara 22,17 sampai 24,63. Dengan rerata tingkat kemerahan (a*) antara 4,8 sampai 7,4. Sedangkan tingkat kekuningan (b*) rerata antara 8,23 sampai 10,5. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh industri pangan pada pemakaian bahan tambahan pangan yaitu dosis penggunaan Natrium Benzoat, Sakarin, dan siklamat melebihi batas yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Selain itu kedelapan produk tidak mencantumkan pemanis sakarin dalam label kemasan. Peraturan penggunaan bahan tambahan pangan yang berlaku di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Oleh karena itu perlu adanya ketegasan dari Pemerintah dan pemberian sanksi apabila terdapat pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku, juga perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap keamanan produk minuman.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2009/250/050903536
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 22 Dec 2009 10:52
Last Modified: 21 Oct 2021 12:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148254
[thumbnail of 050903536.pdf]
Preview
Text
050903536.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item