Pengembangan Sensor Kesegaran Untuk Mendeteksi Umur Simpan Ikan Pindang Tongkol dan Aplikasinya pada Kemasan Pintar

MerniaSofrida (2009) Pengembangan Sensor Kesegaran Untuk Mendeteksi Umur Simpan Ikan Pindang Tongkol dan Aplikasinya pada Kemasan Pintar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kasus keracunan makanan menurut laporan BPOM (2007) telah terjadi minimal sebanyak 48 kasus sepanjang tahun 2006. Adanya produk kadalauarsa dalam pasar yang terkonsumsi oleh konsumen menunjukkan perlu dilakukan tahapan monitoring mulai dari proses produksi sampai penanganan konsumen. Ikan pindang merupakan salah satu produk yang sangat mudah rusak dan memiliki daya awet 3 - 4 hari. Kondisi penyimpanan dan distribusi memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba. Kerusakan yang sering terjadi pada produk perikanan umumnya disebabkan oleh aktivitas mikroba proteolitik menghasilkan senyawa berbau busuk seperti senyawa volatil amina, indol, TVBN. Penentuan kualitas kesegaran ikan pindang hanya dilakukan melalui kualitas organoleptik. Cara tersebut kurang akurat, bersifat subyektif, dan tidak menjamin produk layak dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sensitifitas beberapa jenis indikator pH untuk sensor kesegaran yang diaplikasikan pada kemasan pintar serta mengetahui korelasi antara perubahan warna sensor dengan sifat kimia, mikrobiologi, dan organoleptik ikan pindang tongkol sehingga dapat diketahui umur simpan ikan pindang tongkol. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menjabarkan hubungan antara perubahan warna sensor dengan pengujian analisa kimia, mikrobiologi, dan organoleptik ikan pindang tongkol. Selain itu diinterpretasikan dalam bentuk tabel atau grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensor/ indikator thymol blue merupakan indikator yang paling cepat memberikan respon perubahan warna dan dapat dilihat oleh konsumen secara jelas perubahannya. Sensor thymol blue (TB) mulai mengalami perubahan pada hari ke-7 kemudian methyl orange berubah warna pada hari ke-10 dan respon sensor bromocresol green ditunjukkan pada hari ke-13. Perubahan respon sensor TB ditunjukkan dengan perubahan warna dari ungu menjadi kuning pada hari ke-7 dengan respon sensor (ΔE) sebesar 7.703. Respon sensor TB juga diikuti dengan peningkatan kadar TVBN pindang yang telah melebihi batas maksimal konsumsi 30 mg/ 100 g (Komisi Eropa, 1995) yakni 33.641 mg/ 100 g, TVC 9.01 x 1010 cfu/ g, pH 6.33, kadar TMA 8.4812 mg/ 100 g, dan skor penerimaan panelis terhadap aroma 5.5 dan 4.5 untuk kenampakan (masih dapat diterima). Korelasi antar parameter TVBN, pH, TMA, TVC, aroma dan kenampakan menunjukkan korelasi yang linear terhadap respon sensor TB dengan R2 berturut-turut 0.709, 0.609, 0.2633, 0.865, dan 0.959, 0.896. Semakin lama penyimpanan ikan pindang tongkol semakin tinggi nilai parameter kimia dan mikrobiologi namun menurun pada analisa organoleptik dengan nilai respon sensor yang semakin meningkat.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2009/214/050903078
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 30 Oct 2009 09:58
Last Modified: 21 Oct 2021 08:07
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148216
[thumbnail of 050903078.pdf]
Preview
Text
050903078.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item