Model Simulasi Curah Hujan Dengan Rainfall Simulator Untuk Analisa Intersepsi Tanaman Pinus oocarpa

IndahMayasari (2009) Model Simulasi Curah Hujan Dengan Rainfall Simulator Untuk Analisa Intersepsi Tanaman Pinus oocarpa. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkembangan kota mengakibatkan berkurangnya kawasan hutan. Apalagi sekarang banyak terjadi penebangan hutan dan lahan dibiarkan kosong tanpa adanya kegiatan penutupan lahan. Hal ini adalah salah satu penyebab terjadinya bahaya banjir yang banyak terjadi pada musim penghujan, karena tingginya aliran permukaan. Maka dari itu, lahan yang kosong sebaiknya segera dilakukan penutupan vegetasi, agar bahaya banjir dapat berkurang dan dapat meningkatkan intersepsi total. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan besarnya air yang terintersepsi oleh tajuk tanaman, menentukan hubungan antara intensitas hujan dengan kehilangan intersepsi berdasarkan beda tinggi tanaman (umur tanaman) dan kerapatan jarak tanam. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Teknik Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, jurusan Teknik Pertanian, Universitas Brawijaya Malang, sedangkan kalibrasi dilakukan dengan pengambilan data di lapang yang dilaksanakan di Desa Pujon Kabupaten Malang. Penelitian merupakan penelitian experimental yang terdiri dari 45 perlakuan dan 3x ulangan untuk pengambilan data aliran permukaan (dengan bibit tanaman), masing-masing pada tinggi tanaman I, II, III, dan dengan kerapatan 25%, 35%, 45%, 55%, dan 65%. Pengambilan data tetesan hujan (tanpa bibit tanaman), dengan 3 perlakuan dan 3x ulangan , yaitu masing-masing dengan intensitas curah hujan sedang (tekanan 2 Psi, 2.5 Psi, 2.75 Psi). Alat dan bahan yang digunakan antara lain : air, tanaman Pinus oocarpa , elastis, rangkaian alat rainfall simulator, microsprayer , pompa air, kran air, pengatur tekanan dan frekuensi putaran pompa, pipa air, ombrometer , Stopwatch, alat tulis dan buku catatan. Pelaksanaan penelitian terdapat dua tahap. Pertama membuat rmodel simulasi curah hujan dengan menggunakan rainfall simulator , dan dihasilkan nilai koefisien sebaran air 81.21%. Sedang kondisi tetesan hujan pada tekanan rendah (2, 2.5, 2.75 Psi) adalah hujan sedang, lebih dari itu adalah hujan lebat hingga berlebihan. Kedua pengambilan data, yaitu tanpa bibit tanaman (dihasilkan data hujan), dan dengan bibit tanaman (dihasilkan data aliran permukaan), sedang selisih antara kedua data merupakan besarnya intersepsi tegakan tajuk. Hubungan antara intensitas hujan dan intersepsi berdasar beda tinggi dihasilkan hubungan yang linear, dimana semakin tinggi tegakan maka semakin besar intersepsi dan sebaliknya. Sedangkan hubungan antara intensitas hujan dengan intersepsi tajuk berdasar tingkat kerapatan adalah semakin rapat jarak tanam maka intersepsi semakin besar, dan sebaliknya semakin jarang tegakan maka intersepsi semakin rendah. Dan pada dasarnya intensitas hujan dalam kondisi hujan sedang, tingkat hujan tidak banyak berpengaruh terhadap besarnya intersepsi karena kapasitas intersepsi adalah sama untuk tinggi dan kerapatan tanaman yang sama. Kapasitas intersepsi dan curah hujan mempunyai hubungan yang nyata. Apabila dimodelkan secara matematik, maka model matematika hubungan antara kapasitas intersepsi dan curah hujan adalah pada Tanaman tinggi I (15-20 cm), umur 4 bulan pada kerapatan 25% memiliki model matematik y = 0.0896 x -0.2258, dengan koefisien determinasi R2 = 77.58%, kerapatan 35%; y = 0.1015 x -0.2054, dengan koefisien determinasi R2 = 80.5%, kerapatan 45%; y = 0.1084 x -0.1921, dengan koefisien determinasi R2 = 81.05%, kerapatan 55%; y = 0.143 x -0.2305, dengan koefisien determinasi R2 = 83.26%, kerapatan 65%; y = 0.16 x -0.2317, dengan koefisien determinasi R2 = 81.39%. sedangkan pada Tanaman tinggi II (20-30 cm), umur 6 bulan : kerapatan 25%; y = 0.1035 x -0.2694, dengan koefisien determinasi R2 = 80.09%, kerapatan 35%; y = 0.1308 x -0.2147, dengan koefisien determinasi R2 = 84.1%, kerapatan 45%; y = 0.138 x -0.1876, dengan koefisien determinasi R2 = 79.03%, kerapatan 55%; y = 0.1428 x -0.161, dengan koefisien determinasi R2 = 80.3%, kerapatan 65%; y = 0.1729 x -0.2142, dengan koefisien determinasi R2 = 83.71%. Dan pada Tanaman tinggi III (20-30 cm), umur 8 bulan : kerapatan 25%; y = 0.1469 x -0.1797, dengan koefisien determinasi R2 = 85.32%, kerapatan 35%; y = 0.1564 x -0.1824, dengan koefisien determinasi R2 = 84.52%, kerapatan 45%; y = 0.1793 x -0.2223, dengan koefisien determinasi R2 = 82.59%, kerapatan 55%; y = 0.1937 x -0.1699, dengan koefisien determinasi R2 = 70.65%, kerapatan 65%; y = 0.2061 x -0.1901, dengan koefisien determinasi R2 = 84.08%, dimana rata-rata koefisien determinasi yang dihasilkan adalah di atas 70% sehingga seberapa kuat hubungan antara intensitas hujan dan kapasitas intersepsi, maka dihasilkan hubungan yang positif baik.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2008/232/050900190
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 06 Feb 2009 09:21
Last Modified: 21 Oct 2021 07:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148010
[thumbnail of 050900190.pdf]
Preview
Text
050900190.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item