Andhika Pratama, Bayu (2017) Permodelan Spasial Indikator Kemiskinan Dengan Ketersediaan Infrastruktur dan Kondisi Sosial. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kecamatan Kasembon memiliki jumlah sebanyak 4.986 rumah tangga dari total 9.373 rumah tangga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin di Kecamatan Kasembon atau sekitar 53,19% dari total jumlah rumah tangga. Infrastruktur memegang peranan penting dalam menciptakan peningkatan ekonomi dan mencakup pula pemberian keuntungan kepada kelompok dan masyarakat miskin terutama pada area yang terisolasi (Battacharayay, 2009). Selain penyediaan infrastruktur, kemiskinan juga dapat timbul akibat dari permasalahan sosial budaya. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kemiskinan di Kecamatan Kasembon serta memodelkan hubungan kemiskinan dengan ketersediaan infrastruktur dan kondisi sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hot Spots Analysis, Social Network Analysis, dan analisis regresi spasial. Metode hot spots analysis bertujuan untuk melihat pola sebaran tingkat pengeluaran masyarakat pada tiap wilayah desa. Metode social network analysis digunakan untuk melihat tingkat partisipasi dan kekerabatan di Kecamatan Kasembon. Regresi spasial digunakan untuk melihat hubungan antara indikator kemiskinan dengan variabel infrastruktur dan kondisi sosial. Variabel teriat pada penelitian ini adalah head count index, poverty gap index, poverty severity index, dan human poverty index. Sedangkan variabel bebas yang digunakan adalah panjang jalan dengan perkerasan aspal dan non-aspal, pengguna sumber air sungai dan non-sungai, jarak menuju pusat pemerintahan kecamatan dan kabupaten, jarak menuju pasar, jarak menuju fasilitas pendidikan dasar dan menengah, serta jarak menuju fasilitas kesehatan. Hasil perhitungan indikator kemiskinan menunjukkan bahwa Desa Pondokagung adalah desa dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Hasil model menunjukkan bahwa kondisi sosial dan infrastruktur berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Kecamatan Kasembon. Parameter kondisi sosial yang berpengaruh adalah densitas. Sedangkan parameter infrastruktur yang berpengaruh adalah panjang jalan aspal. Nilai koefisien densitas merupakan yang terbesar dalam model. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial memiliki hubungan dan pengaruh yang lebih kuat untuk menurunkan kemiskinan di Kecamatan Kasembon. Pada model lokal diketahui bahwa pada nilai koefisien panjang jalan aspal tiap desa memiliki kecenderungan yang tidak jauh berbeda dari model global
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2017/140/051701292 |
Subjects: | 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 08 Mar 2017 11:32 |
Last Modified: | 18 Aug 2022 07:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/145346 |
Text
BAYU ANDHIKA PRATAMA.pdf Download (14MB) |
Actions (login required)
View Item |