Elemen Ruang Dalam Pada Fasilitas Rawat Inap Rumah Penyembuhan Dan Rehabilitasi Gangguan Jiwa Di Batu Berdasarkan Aspek Keamanan

Firdaus, Wardatul (2015) Elemen Ruang Dalam Pada Fasilitas Rawat Inap Rumah Penyembuhan Dan Rehabilitasi Gangguan Jiwa Di Batu Berdasarkan Aspek Keamanan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kurangnya kapasitas Rumah Sakit Jiwa dan Panti Rehabilitasi Gangguan Jiwa mengakibatkan banyak pasien gangguan jiwa tidak mendapatkan perawatan yang baik. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas perawatan untuk pasien gangguan jiwa. Pada fasilitas perawatan gangguan jiwa, banyak terjadi tindakan negatif dari pasien yang membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Diantaranya, banyak yang memanfaatkan elemen ruang dalam untuk melakukan kekerasan atau melarikan diri. Pasien dapat gantung diri dengan memanfaatkan teralis pada kamar mandi seperti di Rumah Sakit Jiwa Kalimantan dan Surabaya. Pada rumah sakit Jiwa Lawang, pasien memanfaatkan teralis di kamar tidurnya untuk menggantung diri, selain itu pasien pada ruang IPCU RSJ Lawang juga mencoba melarikan diri melalui plafon. Pasien pada ruang ini juga terkadang membenturkan kepala ke dinding yang mengakibatkan luka karena dinding menggunakan material yang keras. Di RS Jiwa Aceh, pasien melarikan diri melalui plafond dan atap. Aspek-aspek pada elemen ruang dalam ruang pada rumah sakit jiwa dapat memberikan pengaruh negatif terhadap keselamatan dan keamanan pasien mental. Seharusnya, fungsi keamanan pasien selain didapatkan dari pengawasan parawat juga bisa didapatkan dari aspek fisik melalui bangunan yang meliputinya.(Saraswati, 2003). Untuk itu, diperlukan desain elemen ruang pada bangunan berdasarkan keamanan pasien. Pada perancangan ini, secara umum dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pengumpulan data, analisis, sintesis, dan pembahasan hasil rancangan. Pada tahap pengumpulan data yaitu mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan survei lapangan pada tapak perancangan, survei pada Rumah Sakit Jiwa dan fasilitas sejenis (Panti Rehabilitasi), wawancara dengan perawat/ pengelola Rumah Sakit Jiwa/ Panti Rehabilitasi, serta dokumentasi mengenai bangunan sejenis beserta elemen-elemen ruang di dalamnya. Data sekunder didapatkan dari literatur atau karya ilmiah mengenai gangguan jiwa, klasifikasi pasien gangguan jiwa, penyembuhan dan rehabilitasi gangguan jiwa, dan kriteria elemen ruang pada ruang rawat inap pasien gangguan jiwa. Studi komparasi dilakukan pada bangunan sejenis dengan melihat kelebihan dan kekurangan elemen ruang yang ada. Tahapan selanjutnya yaitu analisis mengenai perilaku pasien, klasifikasi pasien, dan menganalisis kriteria elemen ruang yang didapatkan dari standard dan karya ilmiah. Desain dan material elemen ruang akan dianalisis sesuai dengan klasifikasi pasien dan perilaku/ karakteristik pasien sehingga elemen ruang akan memberikan keamanan bagi pasien. Pembuatan konsep setelah analisis dilakukan untuk mendapatkan gambaran hasil desain yang akan dirancang. Setelah mendapatkan hasil desain, tahapan selanjutnya yaitu pembahasan hasil desain untuk mengetahui apakah hasil desain sudah sesuai dengan analisis dan konsep desain pada tahapan sebelumnya. Pada desain, dihasilkan tiga jenis ruang pasien yaitu ruang pasien golongan depressed, semi-depressed, dan co-operative. Elemen ruang pada ruang golongan depressed memiliki tingkat keamanan yang paling tinggi sedangkan elemen ruang pada ruang golongan co-oprative memiliki tingkat keamanan yang paling rendah. Pada ruang inap pasien golongan depressed, aspek keamanan didapatkan dari ketinggian plafon yang tidak dapat dijangkau pasien, perabot yang permanen terhadap lantai, tidak terdapat perbedaan ketinggian pada lantai, lantai vii menggunakan material tidak licin dan lunak, serta adanya pelapis dinding yang lunak untuk keamanan pasien. Pada ruang inap pasien semi-depressed, dinding sudah tidak menggunakan pelapis yang lunak, perabot tidak permanen tetapi sulit dipindahkan, ketinggian plafon dapat dijangkau pasien dan plafon menggunakan material yang kuat dan tidak mudah rusak. Pengamanan paling minimal terdapat pada ruang inap pasien co-operative. Pasien pada golongan ini sudah tidak berbahaya, pengamanan lebih dibutuhkan pada ruang yang tidak terjangkau perawat, yaitu ruang tidur dan kamar mandi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2015/12/051500433
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 27 Jan 2015 10:42
Last Modified: 23 Dec 2021 03:39
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/143163
[thumbnail of SKRIPSI%20_1.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI%20_1.pdf

Download (8MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item