Model Pengembangan Usaha Sapi Potong Dengan Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga Di Kabupaten Jember

Wahyono, Nanang Dwi (2017) Model Pengembangan Usaha Sapi Potong Dengan Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga Di Kabupaten Jember. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Manajemen usaha peternakan rakyat yang ada di Kabupaten Jember tergantung pada ketersediaan sumberdaya, kondisi biofisik lingkungan dan budaya masyarakat, keterbatasan sumberdaya yang dimiliki petani akan berpengaruh terhadap sistem produksi ternak secara tradisional. Keadaan yang demikian merupakan suatu masalah yang kompleks dalam pengembangan usaha sapi potong, oleh karena itu keberhasilan pengembangan usaha peternakan sapi potong sangat beragam dari petani suatu daerah dengan petani didaerah lainya. Kejadian ini mengidentifikasikan bahwa sumberdaya yang dimiliki petani akan berpengaruh pada produksi ternak sapi potong. Melihat permasalahan yang kompleks dalam usaha ternak sapi, maka bagaimana petani harus mengambil keputusan untuk mengalokasikan keterbatasan sumberdaya tersebut serta bagaimana petani memanfaatkan teknologi yang dapat memberikan perbaikan pendapatan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka. Dengan perkataan lain, bagaimana petani dapat mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat diperoleh pendapatan yang maksimum untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis perilaku aktivitas ekonomi rumah tangga peternak sapi potong terutama dalam kegiatan produksi di kabupaten Jember, Menganalisis keterkaitan berbagai aktivitas rumah tangga peternak sapi potong dari peningkatan alokasi tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, Menganalisis dampak besarmya input sapronak dan pendapatan peternak di kabupaten Jember, Menganalisis kebijakan perubahan harga terhadap penerimaan dan pendapatan usaha ternak sapi potong di kabupaten Jember. Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember yaitu di Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. Pemilihan desa dilaksanakan secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa : desa tersebut merupakan desa yang masyarakatnya banyak memelihara ternak, khususnya sapi potong. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi, Pengujian Koefisien Secara Individual (t-test), Koefisien secara Simultan (F-test), Penerimaan Keluarga, Identifikasi Model pada Sistem Persamaan Simultan, Validasi Model, Simulasi Kebijakan Hasil penelitian ini adalah model ekonomi rumahtangga yang dirumuskan dalam penelitian ini mampu menjelaskan perilaku keputusan produksi usahatani dan usahaternak yang dapat berpengaruh pada pendapatan keluarga rumah tangga tani. Keputusan Tenaga kerja pencari rumput, Tenaga kerja ternak sapi dalam keluarga, Biaya konsentrat, Biaya pakan hijauan, Tenaga kerja lahan sawah luar keluarga, Tenaga kerja lahan sawah dalam keluarga, Biaya pupuk lahan sawah, Penerimaan usahatani lahan sawah, Tenaga kerja lahan kebun luar keluarga, Tenaga kerja lahan kebun dalam keluarga, Penerimaan usahatani lahan kebun, Penerimaan usahaternak, Penerimaan keluarga, Pendapatan lahan kebun, Total biaya lahan sawah dan Pendapatan lahan sawah ix Penerimaan usaha ternak sapi potong dipengaruhi oleh jumlah sapi potong yang dipelihara dan jumlah tenaga kerja pencari rumput. Besarnya biaya konsentrat dipengaruhi oleh besarnya biaya pembelian hijauan makanan ternak (HMT). Besarnya biaya HMT dipengaruhi oleh jumlah sapi potong yang dipelihara. Jika kebijakan pemerintah dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan rumah tangga tani, maka skenario kebijakan yang paling efektif adalah skenario bantuan biaya usahatani lahan sawah sebesar Rp1.000.000: Tenaga kerja pencari rumput (0.04%) ; Tenaga kerja ternak sapi dalam keluarga (0.24%) ; Biaya konsentrat (0.00%) ; Biaya pakan hijauan (0.00%) ; Tenaga kerja lahan sawah luar keluarga (439.00%) ; Tenaga kerja lahan sawah dalam keluarga (45.31%) ; Biaya pupuk lahan sawah (4.42%) ; Penerimaan usahatani lahan sawah (7.25%) ; Tenaga kerja lahan kebun luar keluarga (34.07%) ; Tenaga kerja lahan kebun dalam keluarga (0.00%) Penerimaan usahatani lahan kebun (1.593%) ; Penerimaan usahaternak (0.00%); Penerimaan keluarga (30.33%) ; Pendapatan lahan kebun (1.76%) ; Total biaya lahan sawah (44.40%) ; Pendapatan lahan sawah (25.85%) ; Tenaga kerja lahan kebun(5.94%). Jika pemerintah tepat dalam memilih kebijakan, maka target dan sasaran kebijakan akan sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu pendapatan rumahtangga meningkat. Saran dari penelitian ini adalah perlu rekomendasi kebijakan pangan secara simultan untuk usahataniternak, yang terkait dengan perluasan lahan kepemilikan, peningkatan produksi melalui penggunaan input produksi, ketenaga-kerjaan dari dalam dan luar keluarga, penerimaan dan pendapatan usahatani ternak serta pendapatan rumahtangga, pengeluaran konsumsi dan investasi.

English Abstract

Management farming people who are in Jember depending on the availability of resources, the condition of the biophysical environment and culture, their limited resource farmers will affect the traditional livestock production systems. Such situation is a complex problem in the development of beef cattle business, therefore the successful development of beef cattle breeding business is very diverse from a local farmer with other area farmers. This incident indicates that the resources owned by farmers will affect the production of beef cattle. See complex problems in the cattle business, then how farmers should take the decision to allocate the limited resources and how farmers use technology that can provide income improvement in order to meet their needs. In other words, how farmers can make better use of their resources so as to obtain the maximum revenue to meet the needs of the household. The purpose of this study was to analyze the behavior of the economic activities of farming households beef mainly in production activities in the district of Jember, Analyze linkage various household activities breeder cattle from an increase in the allocation of labor, income and household expenditure, Analyzing the impact of input the means of production of the farm and farmer incomes in Jember district, Analyzing price changes to admission policies and operating revenues of cattle in the district of Jember. The study was conducted in Jember district, namely in the village District of Jember. Village elections conducted by purposive sampling with the consideration that: the village is the village where people are much livestock, especially cattle. The analysis used regression analysis, testing Coefficient by Individual (t-test), as Simultaneous coefficient (F-test), Reception Family, Model Identification in Simultaneous Equation System, Model Validation, Simulation Policy The results of this study are household economic model formulated in this study could explain the behavior of farm production and cattle business decisions that can affect the family farm household income. Decision Labor on grass, labor cattle in the family, cost concentrates, cost forage, labor paddy fields outside the family, labor wetland in the family, cost fertilizer wetland, reception farming paddy fields, Labor garden land outside the family , labor in the family garden land, farm land farming reception, reception of cattle business, reception family, farm land revenue, total cost of wetland and wetland revenue. Acceptance of beef cattle business is affected by the number of beef cattle are maintained and the amount of labor on grass. The cost of the concentrate is affected by the cost of the purchase of green fodder (HMT). The cost of HMT is affected by the number of beef cattle are reared. If government policy is intended to increase the acceptance of farm households, the most effective policy scenarios are scenarios assistance wetland farming costs Rp 1,000,000: labor on grass (12:04%); labor in the family cattle (0.24%); cost concentrates (0.00%); cost of green feed (0.00%); wetland labor outside the xi family (439.00%); wetland labor in the family (45.31%); fertilizer costs wetland (4:42%); wetland farm receipts (7:25%); labor outside the family garden land (34.07%); labor in the family garden land (0.00%) revenue farming agricultural lands (1.593%); acceptance cattle business (0.00%); Acceptance of the family (30.33%); Revenue garden land (1.76%); The total cost of wetland (44.40%); revenue wetland (25.85%); labor force agricultural lands (5.94%). If the government is right in choosing policies, targets and policy goals will be in accordance with the results of this study, household income increases. Suggestions from this study is necessary on food policy simultaneously to usahataniternak, associated with the expansion of land ownership, the increase in production through the use of production inputs, employment within and outside the family, receipts and farm income livestock and household income, consumption expenditure and investment

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/636.01/WAH/m/2017/061707128
Uncontrolled Keywords: FARM MANGEMENT, FARM MANAGEMENT - ECONOMIC ASPECTS, HOUSEHOLDS - ECONOMIC ASPECTS, INDONESIA - JEMBER
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals > 636.208 2 Cattle and related animals (Breeding)
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 18 Aug 2017 03:00
Last Modified: 21 Nov 2020 15:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/1426
[thumbnail of NANANG DWI WAHYONO.pdf]
Preview
Text
NANANG DWI WAHYONO.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item