Model Penataan Kawasan Konservasi Mata Air di Kecamatan Bumiaji Kota Batu,

Ningrum, HardianCahya (2012) Model Penataan Kawasan Konservasi Mata Air di Kecamatan Bumiaji Kota Batu,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mata air merupakan salah satu sumber bagi penyedia air baku utama yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Peran Kota Batu sebagai Kota Wisata mengakibatkan banyak terjadi pembangunan sehingga fungsi utama sebagai kawasan resapan air hujan semakin berkurang. Kecamatan Bumiaji yang memiliki 71 mata air memerlukan perhatian khusus dalam hal konservasi mata air. Upaya konservasi mata air dapat dilakukan dengan pembuatan zonasi mata air sehingga diketahui upaya konservasi pada guna lahan yang sesuai dan dapat diterapkan pada zonasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk (a) Mengetahui karakteristik mata air di Kecamatan Bumiaji Kota Batu, (b) Mengetahui perubahan guna lahan terhadap mata air di Kecamatan Bumiaji Kota Batu, dan (c) Menyusun rekomendasi zonasi konservasi di sekitar mata air di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-evaluatif. Metode peelitian deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik mata air. Sedangkan penelitian evaluatif digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan guna lahan di Kecamatan Bumiaji terhadap perubahan titik sebaran mata air sehingga dapat teridentifikasi luasan perubahan lahan dan jumlah sebaran mata air. Berdasarkan kedua analisis tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk merekomendasikan zonasi konservasi dan tindakan konservasi yang sesuai untuk diterapkan di daerah sekitar mata air. Konsep perlindungan sumber air baku digunakan untuk membuat zonasi konservasi mata air beserta peraturan aktivitas larangan pada tiap zona, sehingga dapat diketahui jenis perlindungan mata air yang dapat diterapkan pada tiap zonasi. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik mata air terdiri dari lokasi mata air, keberadaan bangunan fisik mata air (broncaptering) dan kualitas mata air. Pada lokasi penelitian diketahui bahwa mayoritas mata air berada di guna lahan berupa pertanian. Hal tersebut ditunjukkan setelah dilakukan buffering sejauh 200 meter dari titik mata air. Namun hampir 50% mata air di Kecamatan Bumiaji belum memiliki bangunan pelindung mata air (broncapetring). Sedangkan untuk kualitas mata air, berdasarkan Kepmen Kesehatan RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum dan hasil uji Labolatorium Air dan Air Tanah Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya diketahui bahwa secara fisika dan kimia air pada mata air di tiap guna lahan memenuhi syarat sebagai air bersih yang dapat digunakan sehari-hari oleh masyarakat sekitar. Berdasarkan rumusan masalah kedua dapat diketahui bahwa perubahan guna lahan dapat berpengaruh terhadap kondisi mata air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jumlah luasan hutan sebesar 4,72 % berdampak terhadap kenaikan jumlah mata air sebesar 5 %. Penambahan luasan hutan tersebut karena adanya upaya penghijauan hutan setelah terjadinya bencana tanah longsor pada tahun 2003-2004 oleh pemerintah, yaitu Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan dan Pertanian, Perum Jasa Tirta bersama dengan lembaga peduli lingkungan dan masyarakat sekitar. Dalam penentuan sampel mata air untuk pemodelan zonasi mata air dilakukan beberapa tahapan, yaitu (a) analisis kelas debit mata air, (b) analisis guna lahan dilihat berdasarkan tingkat keberagaman guna lahan dan prosentase guna lahan tertinggi, dan (c) status pengelolaan mata air. Setelah dilakukan tahapan tersebut diperoleh masingmasing tiga mata air untuk tiap guna lahan, yaitu guna lahan permukiman, pertanian dan perkebunan. Mata air yang akan dimodelkan pada guna lahan berupa pemukiman adalah Mata Air Soyie, Mata Air Rembyung dan Mata Air Slayur. Mata air pada guna lahan pertanian, yaitu Mata Air Lodengkol, Mata Air Kuriah dan Mata Air Brau 2. Dan mata air pada guna lahan perkebunan adalah Mata Air Dompyong,Mata Air Jeblokan 1 dan Mata Air Rewuk 1. Tiap mata air masing-masing memiliki tiga zonasi dengan peraturan pada tiap zonasinya. Sehingga upaya perlindungan yang dapat diterapkan adalah perlindungan fisik berupa keberadaan broncaptering pada Zona 1. Untuk Zona 2 dan Zona 3 dilakukan upaya konservasi secara vegetatif maupun mekanis yang disesuaikan dengan kondisi guna lahan yang ada.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2012/88/0512001068
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 30 Aug 2012 10:00
Last Modified: 21 Oct 2021 02:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/141802
[thumbnail of COVER.pdf]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of LEMBAR_PERSETUJUAN.pdf]
Preview
Text
LEMBAR_PERSETUJUAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of SURAT_PERNYATAAN.pdf]
Preview
Text
SURAT_PERNYATAAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR_ISI.pdf]
Preview
Text
DAFTAR_ISI.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_I_PENDAHULUAN.pdf]
Preview
Text
BAB_I_PENDAHULUAN.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_III_METODE_PENELITIAN.pdf]
Preview
Text
BAB_III_METODE_PENELITIAN.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of BAB_V_KESIMPULAN_DAN_SARAN.pdf]
Preview
Text
BAB_V_KESIMPULAN_DAN_SARAN.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item