Penggunaan tanaman kangkung air (Ipomoea Aquatica) untuk mengurangi kadar unsur besi dan tembaga menggunakan sampel kali jagir di Surabaya.

Nuruddin, Fuad (2011) Penggunaan tanaman kangkung air (Ipomoea Aquatica) untuk mengurangi kadar unsur besi dan tembaga menggunakan sampel kali jagir di Surabaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup di bumi ini. Tanpa adanya air, makhluk hidup tidak bisa bertahan hidup lebih lama. Bumi tempat kehidupan menyediakan banyak air yang bersumber dari air tanah, sungai, danau dan lain-lain yang bisa digunakan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Namun seiring berjalannya waktu, ketersedian air yang semula kualitasnya bersih berubah menjadi kotor dan tidak sesuai peruntukannya sehingga menyebabkan kelestarian alam dan populasi makhluk hidup menjadi terancam. Tempat-tempat untuk memperoleh sumber air berkualitas menjadi sulit untuk ditemukan karena banyak sekali pencemaran dimana-mana, termasuk di Kali Jagir Surabaya. Banyak ditemukan logam berat seperti besi (Fe) dan tembaga (Cu) yang melebihi ambang batas penggunaannya sebagai bahan baku air minum di Kali Jagir Surabaya, sehingga sudah tidak layak lagi air dari Kali Jagir tersebut digunakan sebagai bahan baku air minumbagi masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan tanaman kangkung air ( Ipomoea Aquatica ) yang ditanam pada 3 buah bak, dengan ukuran diameter 25 cm dan tinggi 30 cm. Masingmasing bak ditanam 12 batang tanaman kangkung air dengan panjang antara 20-25 cm dan diisi air sampel dari Kali Jagir sebanyak 2 liter. Penelitian ini berlangsung selama 9 hari, dengan memperhatikan waktu tinggal 3, 6 dan 9 hari. Pada hari ke 3, 6 dan 9, diambil sampel airnya sebanyak 250 ml untuk diujikan di laboratorium, untuk dilihat kandungan unsur besi dan tembaga pada bak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan tanaman kangkung air dalam menyerap unsur Fe dan Cu di perairan. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan tanaman kangkung air untuk menyerap kadar Fe lebih besar dari pada kadar Cu. Penyerapan optimum pada unsur Fe terjadi pada hari ke 6 dengan prosentase penurunan kadar Fe sebesar 67,26 %, sedangkan pada unsur Cu terjadi pada hari ke 3 dengan prosentase penurunan kadar Cu sebesar 16,25 %. Titik jenuh bagi tanaman kangkung air untuk menyerap unsur Fe terjadi pada hari ke 9, sedangkan unsur Cu terjadi pada hari ke 6. Kondisi tanaman kangkung air pada hari ke 9 penelitian ini ada yang mati dan ada yang berkembang biak, terbukti dengan tumbuhnya tunas-tunas baru dari tanaman tersebut.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2011/625/ 051105388
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Pengairan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 01 Mar 2012 11:14
Last Modified: 01 Mar 2012 11:14
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/141126
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item