Peletarian Pola Permukiman Masyarakat Using di Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi.

TriKurniaHadiMuktiningNur (2010) Peletarian Pola Permukiman Masyarakat Using di Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Warisan budaya masyarakat pada suatu daerah terbentuk melalui sejarah yang panjang yang terjadi secara turun temurun dari beberapa generasi. Salah satu warisan budaya yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi adalah masyarakat Using. Wilayah di Kabupaten Banyuwangi yang masih mempertahankan tradisi dan kebudayaan Using hanya masyarakat Using di Desa Kemiren, sehingga perlu untuk dipertahankan dan dilestarikan karena merupakan identitas Banyuwangi. Adanya perkembangan jaman berpengaruh terhadap perubahan fisik bangunan-bangunan tradisional dan persepsi masyarakat terhadap pelestarian. Selain itu, belum adanya kebijakan pemerintah menyebabkan tidak jelasnya batasan dan arahan pelestarian di Desa Kemiren. Penelitian mengenai pelestarian pola permukiman masyarakat Using di Desa Kemiren merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi karakteristik pola permukiman masyarakat Using, mengetahui beberapa permasalahan dalam pelaksanaan pelestarian dan menyusun arahan pelestarian terhadap pola permukiman Using yang disesuaikan dengan pola permukiman yang asli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi pola permukiman masyarakat berdasarkan sosial budaya dengan analisis dekriptif ekspolatif, analisis behavior mapping , dan analisis family tree . Persepsi masyarakat dan permasalahan yang mempengaruhi pelestarian djelaskan secara deskriptif. Selanjutnya disusun arahan pelestarian terhadap bangunan tradisional dan pola permukiman berdasarkan karakteristiknya. Hasil penelitian menunjukkan pola permukiman Using di Desa Kemiren terbentuk dan dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu elemen sosial budaya, pola hunian tempat tinggal secara mikro, dan pola permukiman secara makro. Elemen sosial budaya pembentuk permukiman diantaranya adalah riwayat terbentuknya desa, tokoh pelindung kampung, kelompok masyarakat, kegiatan mata pencaharian, kegiatan budaya dan religi, dan hubungan kekerabatan. Sejarah pembentukan Desa Kemiren berawal dari pembabatan hutan untuk jalan yang digunakan sebagai acuan permukiman masyarakat yang berkembang secara linier mengikuti jalan tersebut. Tokoh pelindung kampung secara non fisik ditandai adanya sosok yang melindungi Desa Kemiren dari segala musibah, dan secara fisik berupa makam Buyut Cili. Kelompok masyarakat yang berprofesi di bidang seni membentuk pola yang mengelompok pada masingmasing sanggar kesenian. Berdasarkan analisis Behavior mapping pada kegiatan budaya dan religi diketahui bahwa terdapat penggunaan ruang secara temporer pada ruang-ruang tertentu di wilayah desa, seperti sawah, jalan raya, sumber mata air, makam Buyut Cili dan masjid. Diagram family tree menunjukkan keterkaitan antara pola perumahan dan hubungan kekerabatan dalam satu keturunan. Dalam skala mikro tempat tinggal, bangunan Using dapat dikenali melalui bentuk atapnya, yaitu tikel balung, baresan dan cerocogan . Masyarakat Using merupakan masyarakat yang egaliter sehingga tidak ada strata sosial yang membedakan antara ketiga jenis atap rumah dan tidak ada batasan yang tegas antara rumah Using. Sistem kosmis mempengaruhi terhadap pola arah hadap rumah yang cenderung menghadap utara-selatan dan menghadap ke jalan utama. Pola permukiman di Desa Kemiren secara makro adalah memusat di tengah-tengah wilayah desa yang permukimannya linier di sepanjang jalan utama desa dan dikelilingi oleh wilayah pertanian yang luas. Permasalahan yang muncul adalah permasalahan ekonomi berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pelestarian dan keterbatasan penghasilan, permasalahan sosial berkaitan dengan kesadaran masyarakat, perkembangan jaman, permasalahan fisik terkait dengan struktur rumah, dan permasalahan hukum adalah belum adanya aturan dari pemerintah. Arahan pelestarian untuk pola permukiman adalah arahan fisik dan arahan non fisik. Arahan fisik bangunan rumah asli adalah preservasi, konservasi dan perlindungan wajah bangunan; arahan pelestarian untuk bangunan rumah baru adalah replikasi (peniruan), perlindungan wajah bangunan dan adaptasi; arahan pelestarian untuk bangunan non rumah adalah adaptasi; dan arahan pola permukiman. Arahan non fisik terdiri dari aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek hukum.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2010/4/051000255
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 17 Feb 2010 14:34
Last Modified: 20 Oct 2021 03:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140370
[thumbnail of bab_4_bagian_1.pdf]
Preview
Text
bab_4_bagian_1.pdf

Download (9MB) | Preview
[thumbnail of BAB_5.pdf]
Preview
Text
BAB_5.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Bab_4_bagian_3.pdf]
Preview
Text
Bab_4_bagian_3.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of Bab_4_bagian_2.pdf]
Preview
Text
Bab_4_bagian_2.pdf

Download (5MB) | Preview
[thumbnail of Cover.pdf]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of daftar_isi.pdf]
Preview
Text
daftar_isi.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR_PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_2.pdf]
Preview
Text
BAB_2.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of BAB_3.pdf]
Preview
Text
BAB_3.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Bab_1.pdf]
Preview
Text
Bab_1.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item