Penentuan Lokasi Terminal Sampang Kabupaten Sampang

FildaImania (2010) Penentuan Lokasi Terminal Sampang Kabupaten Sampang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Keberadaan Terminal Sampang masih kurang optimal dalam menjalankan fungsinya. Hal ini ditandai dengan adanya permasalahan yang berkaitan dengan lokasi terminal yang berada di dalam kota, sirkulasi kendaraan di dalam terminal, dan luas terminal yang ± 9.235 m 2 belum memenuhi standart penetapan lokasi terminal yaitu KepMen Hub No.31 tahun 1995. Hingga tanggal 23 Februari 2009 terjadi banjir di 3 desa pada Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang, yaitu Kelurahan Dalpenang, Kelurahan Gunung Sekar dan Desa Panggung dimana lokasi Terminal Sampang berada di Kelurahan Gunung Sekar sering terkena dampak banjir pada saat hujan lebat, hal ini menyebabkan penumpang dan angkutan umum tidak mau masuk ke dalam terminal. Lokasi Terminal Sampang juga berada di wilayah perdagangan sehingga meningkatkan volume kendaraan pada jalan disekitar terminal, di tambah lagi adanya kendaraan dan angkutan umum yang parkir di sekitar terminal menyebabkan tundaan terutama di Jalan Teuku Umar. Menyadari permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Sampang merasa perlu untuk melakukan upaya pengembangan Terminal Sampang untuk mengatasi permasalahan yang ada dan mengantisipasi permasalahan transportasi di masa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis alternatif lokasi terminal, dan menentukan lokasi alternatif lokasi Terminal Sampang Kabupaten Sampang. Metode analisis yang digunakan meliputi analisis deskriptif evaluatif untuk mengetahui alternatif lokasi terminal. Analisis development untuk penentuan lokasi Terminal Sampang dengan metode Analisis Multi Kriteria dan Analytic Hierarcy Process . Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai bobot tertinggi dari hasil perhitungan Analisis Multi Kriteria Desa Pangongsean memiliki nilai tertinggi dalam kriteria jaringan jalan, sedangkan dalam kriteria jumlah trayek Desa Torjun dan Desa Pangongsean memiliki nilai tertinggi, dalam kriteria kondisi lahan Desa Pangongsean memiliki nilai tertinggi, dan dalam kriteria jarak lokasi Desa Aengsareh memiliki nilai tertinggi. Analytic Hierarcy Process yaitu jaringan jalan sebesar 0,390, kemudian kondisi lahan sebesar 0,315, jarak lokasi 0,180, dan jumlah trayek sebesar 1,115. Pemilihan Desa Pangongsean sebagai lokasi terminal disebabkan besarnya nilai bobot yang diperoleh yaitu sebesar 0,871. Bobot tersebut berasal dari penggabungan nilai prioritas berdasarkan sudut pandang para ahli sebagai responden yang kemudian dikalikan dengan nilai utilitas. Desa Torjun merupakan alternatif penentuan lokasi Terminal Sampang setelah Desa Pangongsean. Hal ini disebabkan nilai bobot Desa Torjun berada di posisi kedua setelah Desa Pangongsean yaitu sebesar 0,606, kemudian Desa Aengsareh sebesar 0,547, Desa Paterongan sebesar 0,343, dan yang terakhir Kelurahan Polagan sebesar 0,281.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2010/18/051000301
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 02 Mar 2010 11:56
Last Modified: 20 Oct 2021 02:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140325
[thumbnail of 051000301.pdf]
Preview
Text
051000301.pdf

Download (8MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item