MadonaMalikKumbara (2009) Analisis Karakteristik (Tinggi Muka Air, Kecepatan, Tekanan) dengan Debit Rencana di Saluran Transisi dan Saluran Peluncur pada Uji Model Waduk Jehem, Kab.Bangli, Bali”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Hasil Feasibility Study tahun 2005 menunjukkan bahwa upaya pembuatan terowongan pada sungai Tukad Melangit belum berhasil memberikan tambahan ketersediaan air karena posisi sumber air tidak dapat terjangkau dan kuantitas aktual kurang memadai. Sehingga dilakukan upaya pengembangan potensi sumber daya air pada daerah aliran sungai tersebut melalui pembangunan waduk yang sesuai dengan peraturan pemerintah tentang perlunya sertifikasi keamanan terhadap suatu desain, salah satu diantaranya adalah melalui uji laboratorium uji model hidrolika yang menirukan prototype bangunan dengan skala tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik: distribusi kecepatan, jenis aliran, kavitasi, serta aliran getar pada saluran transisi dan saluran peluncur dengan debit kecil (Q 2, Q10, Q20). Uji model Waduk Jehem dilakukan di Laboratorium Hidrolika Jurusan Teknik Pengairan. Pemberian dasar yang bergerak pada hilir bendung dengan menggunakan campuran prosentase dari bahan pasir dan kerikil dimana 90% material tertahan berdiameter 4,7 mm. Peralatan yang digunakan adalah pompa air, alat pengukur debit Rechbox, meteran taraf ( water gauge ), tabung pitot dan alat penyipat datar. Data yang diperoleh dari penelitian adalah tinggi muka air (h), kecepatan aliran (v), dan tekanan (P) tiap section dengan debit kecil (Q2, Q10, Q20) pada saluran transisi dan saluran peluncur. Analisa perhitungan dilakukan untuk mengetahui distribusi kecepatan, jenis aliran, kavitasi dan aliran getar pada saluran transisi dan saluran peluncur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi muka air pada saluran transisi relatif sama, sedangkan pada saluran peluncur, tinggi muka air terendah terjadi pada section 13. Untuk kecepatan tertinggi di saluran transisi terjadi pada section 6, karena merupakan saluran pengarah ke saluran transisi, sedangkan kecepatan pada saluran peluncur, semakin ke bawah semakin cepat. Pada saluran transisi dan saluran peluncur section 9, kecepatan maksimum terjadi di dekat dinding saluran. Pada section 10, kecepatan maksimum terjadi di tengah saluran. Sedangkan pada section 11-14, tidak diketahui distribusi kecepatannya. Untuk tinggi tekan diketahui bahwa semakin besar debit, maka tinggi tekannya semakin kecil. Jenis aliran pada saluran transisi adalah subkritis, sedangkan pada saluran peluncur adalah superkritis. Pada umumnya, kavitasi tidak terjadi pada saluran transisi dan saluran peluncur, namun pada saluran peluncur section 13 kavitasi terjadi. Hal ini disebabkan karena perbedaan tinggi muka air yang cukup besar antara section 12, 13 dan 14. Aliran getar pada saluran peluncur umumnya terjadi di section 14. Sehingga diperlukan perkuatan struktur pada section tersebut.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2009/85/050900771 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 08 Apr 2009 09:14 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 02:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140271 |
Preview |
Text
050900771.pdf Download (15MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |