Analisis Hubung Singkat Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 kV Saat Kawat Netral Putus Dengan Sistem Multigrounded Common Neutral.

EkoSeptianto (2009) Analisis Hubung Singkat Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 kV Saat Kawat Netral Putus Dengan Sistem Multigrounded Common Neutral. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Gangguan pada jaringan distribusi biasanya berupa gangguan hubung singkat. Pada sistem distribusi jaringan tegangan menengah 20 kV tiga fasa empat kawat dengan sistem Multigrounded Common Neutral (Y-4W-MGCN) dapat terjadi kawat netal putus. Terputusnya kawat netral dapat berakibat pada berubahnya besar arus gangguan hubung singkat yang terjadi dan menyebabkan kesalahan kerja OCR ( Over Current Relay ) dan GFR ( Ground Fault Relay ). Dalam skripsi ini dianalisis besarnya arus gangguan hubung singkat saat kawat netral putus dan penyesuaian seting kerja OCR dan GFR pada Penyulang utama Krapyak 3 di Gardu Induk Krapyak wilayah operasional PT. PLN (Persero) APJ Semarang. Analisis dilakukan berdasarkan jarak titik putusnya kawat netral dan titik gangguan dengan berdasarkan konfigurasi penghantar yang digunakan. Dari hasil analisis dengan arus dasar 1.575 A, besar arus gangguan hubung singkat minimum pada titik gangguan yang terletak di ujung akhir saluran yang berjarak 10 km dari Gardu Induk dengan kondisi kawat netral tidak putus maupun kawat netral yang putus di tengah-tengah saluran dan di dekat Gardu Induk adalah relatif sama, yaitu sebesar 0,22 pu untuk gangguan tiga fasa dan 0,36 pu untuk gangguan dua fasa serta 0,21 pu untuk gangguan satu fasa ke tanah. Sedangkan besar arus gangguan hubung singkat maksimum pada titik gangguan yang terletak di dekat Gardu Induk adalah sama untuk gangguan fasa saat kawat netral tidak putus maupun kawat netral putus di tengah-tengah saluran dan di dekat Gardu Induk yaitu sebesar 5,30 pu untuk gangguan tiga fasa dan 4,59 pu untuk gangguan dua fasa. Perbedaan signifikan nilai arus gangguan maksimum terlihat pada gangguan satu fasa ke tanah yaitu sebesar 12,12 pu saat kawat netral tidak putus dan menurun sebesar 9,05 pu ketika kawat netral putus di tengah-tengah saluran serta 4,79 pu untuk kawat netral putus di dekat Gardu Induk. Seting arus untuk OCR sebesar 2,9 A didasarkan pada nilai arus gangguan minimum tiga fasa yaitu 0,22 pu. Sedangkan seting arus untuk GFR sebesar 2,8 A didasarkan pada nilai arus gangguan minimum satu fasa ke tanah yaitu sebesar 0,21 pu. Karena arus gangguan fasa maksimum saat kawat netral tidak putus maupun kawat netral putus relatif sama, maka seting waktu untuk OCR tetap sebesar 100 ms. Sedangkan seting waktu untuk GFR mengalami perubahan, yang sebelumnya sebesar 150 ms menjadi 165 ms ketika kawat netral putus di tengah-tengah saluran dan menjadi 196 ms ketika kawat netral putus di dekat Gardu Induk.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2009/182/050901402
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics > 621.3 Electrical, magnetic, optical, communications, computer engineering; electronics, lighting
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Elektro
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 12 May 2009 08:55
Last Modified: 12 May 2009 08:55
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139759
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item