IkaRahmawati (2009) Studi Alternatif Perencanaan Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, meliputi pada sektor agraris, maritim, industri, perdagangan dan pariwisata. Untuk melanyani tingkat kebutuhan transportasi yang menuntut kecepatan mobabilitas masyarakat dimasa yang akan datang, maka untuk memfasilitaskan pergerakan manusia dan barang sebagai konsukuensi dari usaha peningkatan dan pengembangan sumber daya alam dan manusia dipilih transportasi udara. Untuk kebutuhan sarana transportasi udara pemerintah Kabupaten Banyuwangi membangun Bandar Udara Blimbingsari. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Banyuwangi dengan bertambahnya jumlah penduduk Banyuwangi yang cukup pesat tentunya juga akan mempengaruhi pertumbuhan di bidang ekonomi sehingga mempengaruhi pertambahan jumlah penumpang. Tujuan studi ini adalah mengevaluasi fasilitas sisi udara yang meliputi runway , taxiway , apron dan perkerasan dalam rangka tahap pengembangan tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan jasa penerbangan di tahun yang akan datang. Dalam studi ini pesawat rencana adalah Boeing 737-500 untuk penerbangan domestik. Umur rencana ditentukan 20 tahun. Peramalan penumpang dilakukan dengan metode regresi linier. Dari hasil peramalan didapat : 1. Penerbangan kedatangan tahun 2028 sejumlah 7 pesawat rata-rata per hari. 2. Penerbangan keberangkatan tahun 2028 sejumlah 8 pesawat rata-rata per hari. Perhitungan perencanaan fasilitas sisi udara menggunakan metode FAA. Dari hasil analisis didapatkan bahwa : 1. Panjang runway rencana adalah 3.000 m, lebih panjang dari runway eksisting (2.250 m). Kebutuhan lebar runway adalah 30 m, sama dengan lebar runway eksisting (30 m). 2. Taxiway rencana dengan lebar 30 m, lebih panjang dari taxiway eksisting ( 23 m). Jumlah taxiway rencana sebanyak 2 buah, lebih banyak dari taxiway eksisting (1 buah). 3. Apron eksisting seluas 180x80 m, sedangkan hasil perhitungan didapat 220x100m. Pintu apron ( apron-gate ) rencana didapat 4 pintu tipe A untuk penerbangan. 4. Tebal perkerasan yang didapat berdasarkan hasil perhitungan adalah pada area kritis Tahap I (37 cm) dan Tahap II (38,4 cm), area non kritis Tahap I (30,6 cm) dan Tahap II (31,7cm), serta area transisi Tahap I (23,6 cm) dan Tahap II (23,9 cm ). Tebal perkerasan eksisting adalah 78 cm (area kritis), 57 cm (area nonkritis), dan 38 cm (area transisi). Hasil perhitungan yang didapat lebih kecil dari kondisi eksisting.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2009/154/050901243 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 05 May 2009 12:39 |
Last Modified: | 05 May 2009 12:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139727 |
Actions (login required)
View Item |