Aplikasi Model Evapoklimatonomi Untuk Menduga Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Debit Aliran Sungai (Studi Kasus DAS Coban Rondo)

AnggunEtikaPutriasri (2008) Aplikasi Model Evapoklimatonomi Untuk Menduga Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Debit Aliran Sungai (Studi Kasus DAS Coban Rondo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kondisi DAS Coban Rondo Hulu (yang merupakan subsub DAS Brantas) telah mengalami kerusakan akibat pengalih fungsian lahan. Kondisi ini membuat air hujan cepat melimpas dan sangat mempengaruhi kemampuan tanah dalam meresapkan air. Berkaitan dengan hal ini, maka diperlukan suatu kajian tentang dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit aliran sungai dengan menggunakan Model Evapoklimatonomi. Model ini memiliki keuntungan yaitu dapat memperkirakan besarnya limpasan bulanan secara akurat dengan data masukan (input) yang sangat minimum. Pemodelan hidrologi dengan menggunakan Model Evapoklimatonomi memuat 7 parameter yang berkaitan dengan kondisi biofisik DAS yaitu : albedo (a), faktor reduksi/nisbah limpasan langsung (n p ), nilai ambang curah hujan (P N ), lengas tanah (m), nilai evaporiti (e p ), ukuran kehilangan air di bawah permukaan lahan (V N ), dan ukuran penguapan lengas tanah (V E ). Dari hasil penelitian diperoleh nilai nilai parameter tersebut sebagai berikut : a = 0,14, n p = 0,05, P N = 100, m = 300, e p = 0,15, V N = 0,10, V E = 0,41, dimana parameter a dan n p adalah parameter yang paling sensitif dalam model ini. Nilai kesalahan absolut ratarata debit aliran sungai hasil kalibrasi terhadap data terukur adalah sebesar 3,11%. Simulasi pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap debit aliran sungai dilakukan dengan tujuan mengetahui luas minimal kawasan resapan yang harus terjaga, mengetahui kelayakan secara hidrologis terhadap hasil perencanaan yang ada sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDRT), dan mengetahui kondisi idial komposisi penggunaan lahan yang layak secara hidrologis. Hasil penelitian diperoleh Kondisi Eksisting memiliki nilai Q maksimum /Q minimum = 7,31. Luas lahan resapan dari kondisi eksisting sebesar 67,87% dan berkurang sampai dengan 33,94% (berdasarkan hasil simulasi) tidak menunjukkan perubahan nilai Q maksimum /Q minimum yang signifikan, dimana nilainya berkisar antara 6,68 sampai dengan 11,80. Komposisi penggunaan lahan yang idial meliputi hutan seluas 10,79 km 2 (60,77%), kebun/perkebunan seluas 2,16 km 2 (12,17%), semak/belukar seluas 0,20 km 2 (1,11%), pemukiman seluas 0,68 km 2 (3,83%), tegalan/ladang seluas 1,06 km 2 (5,99%), dan sawah tadah hujan seluas 2,86 km 2 (16,13%) dengan nilai Q maksimum /Q minimum sebesar 7,31.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2008/764/050900096
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Pengairan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 23 Jan 2009 11:01
Last Modified: 23 Jan 2009 11:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139605
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item