Pengaruh Aktivitas Masyarakat terhadap Kerusakan Hutan Mangrove Kota Probolinggo

MurvinaHayuni (2008) Pengaruh Aktivitas Masyarakat terhadap Kerusakan Hutan Mangrove Kota Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kota Probolinggo merupakan salah satu wilayah yang memiliki daerah pesisir di bagian utara, yang ditumbuhi oleh pohon mangrove. Keberadaan hutan mangrove di Kota Probolinggo memiliki panjang 7 km dengan lebar (panjang melintang utara-selatan) 30 meter ( Sumber : RTRW Pesisir Probolinggo ) yang terdapat di Kelurahan Ketapang, Kelurahan Pilang, Kelurahan Sukabumi, Kelurahan Mayangan, dan Kelurahan Mangunharjo. Mangrove di Kota Probolinggo memiliki fungsi sebagai penyanggah daerah pantai dengan daratan, yaitu menghindarkan kerusakan pantai dalam bentuk abrasi maupun akreasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fisik hutan mangrove dan tingkat kerusakannya, dan menganalisis aktivitas masyarakat yang berpengaruh terhadap hutan mangrove, serta kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi aktivitas tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-evaluatif. Data dikumpulkan dari observasi langsung, kuisoner, wawancara, dan dari instansi terkait. Analisis data meliputi analisis data eksplatori mengenai kondisi fisik hutan mangrove, evaluasi tingkat kerusakan hutan mangrove, analisis mengenai aktivitas masyarakat yang berpengaruh terhadap kondisi hutan mangrove, analisis dampak aktivitas masyarakat terhadap hutan mangrove dilengkapi dengan analisis crosstab , analisis deskriptif mengenai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, serta analisis korelasi antara kondisi sosial ekonomi terhadap aktivitas masyarakat yang berpengaruh terhadap hutan mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove di pesisir Kota Probolinggo terdiri dari 8 jenis mangrove dengan spesies yang paling dominan ialah Rhizophora mucronata , Avicennia alba , dan Sonneratia alba . Kepadatan tertinggi mangrove terdapat di wilayah Km 4 dan 7 yaitu di Kelurahan Sukabumi dan Mangunharjo. Sedangkan kepadatan mangrove terendah berada di Km 5 yaitu di Kelurahan Mayangan bagian barat. Hutan mangrove di Kota Probolinggo mengalami tingkat kerusakan sedang dengan rentang nilai berkisar antara 230-270. Hal tersebut dilihat dari parameter tingkat kerapatan permudaan dan pohon mangrove, lebar jalur mangrove, tingkat abrasi, serta kualitas air dan tanah. Penebangan hutan mangrove masih banyak dilakukan oleh masyarakat terutama di Kelurahan Pilang dan Mangunharjo yang memberikan dampak negatif sebesar 15% dari keseluruhan aktivitas yang ada. Aktivitas pembuatan tambak sudah tidak dilakukan oleh masyarakat, karena produktivitas tambak yang semakin menurun dari tahun ke tahun, sehingga menyebabkan adanya 18% tambak yang sudah tidak produktif lagi. Namun, kegiatan ini memberikan dampak negatif yang cukup besar bagi wilayah mangrove yaitu sebesar 18% dari seluruh kegiatan yang ada. Aktivitas pembuangan limbah lebih banyak dilakukan oleh masyarakat yang bermukim di Kelurahan Mayangan, yang dapat menyebabkan tertutupnya akar nafas mangrove sehigga dapat menyebabkan kematian pohon mangrove, serta memberikan dampak negatif paling besar di wilayah studi yaitu 36% dari seluruh aktivitas masyarakat yang ada. Penangkapan fauna mangrove banyak dilakukan oleh masyarakat pada Km 2, 3, 4, dan 5 untuk dijual dan menambah penghasilan. Penangkapan fauna mangrove dalam jumlah yang cukup besar dan akan berakibat pada proses pembusukan serasah daun mangrove yang berguguran. Aktivitas ini berdampak negatif dengan besaran 13% dari seluruh jumlah aktivitas yang ada . Penanaman kembali hutan mangrove oleh pemerintah dilakukan pada tahun 2005 dianggap tidak berhasil karena tingkat keberhasilannya hanya sekitar 33-67%. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti masih kurangnya keterlibatan masyarakat dalam proses penanaman, proses pembibitan dan penanaman yang salah, dan kurang adanya keberlanjutan dari program penanaman ini. Penebangan hutan mangrove dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, pengetahuan tentang pengelolaan mangrove, masa tinggal masyarakat, dan sumber mata pencaharian. Aktivitas pembuatan tambak dipengeruhi oleh sumber mata pencaharian, dan tingkat pendapatan. Aktivitas pembuangan limbah di area mangrove ialah pengetahuan tentang pengelolaan mangrove dan jarak rumah. Aktivitas penangkapan fauna mangrove ialah pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan hutan mangrove dan jarak rumah dengan mangrove. Rekomendasi yang diberikan berupa saran bagi pihak terkait untuk meningkatkan upaya pelestarian mangrove seperti penegasan hukum, penyuluhan mengenai pola tambak yang benar, system pembuangan limbah yang benar, dan adanya keberlanjutan pada program penanaman kembali.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2008/597/050802845
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 26 Sep 2008 09:17
Last Modified: 26 Sep 2008 09:17
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139429
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item