MujiEstiWahyudi (2008) Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Samarinda Berdasarkan Kesesuaian Lahan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perkembangan Kota Samarinda hingga tahun 2006 masih terpusat pada kawasan perkotaan yang berada dibagian tengah kota sebelah utara Sungai Mahakam khususnya pada sebagian Kecamatan Samarinda Ilir, Samarinda Utara, Samarinda Ulu dan Sungai Kujang seluas 7.340 Ha (RTRW Kota Samarinda 2005-2015, II:2). Sedangkan secara administratif Kota Samarinda yang terdiri dari enam kecamatan memiliki luas hingga 71.800 Ha, yang berarti seluas 64.460 Ha merupakan kawasan hinterland atau sekitar 89,78% belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu faktor penyebab terpusatnya pembangunan di tengah kota secara fisik adalah karena banyaknya hambatan alam baik berupa sungai dan anak sungai ataupun kawasan perbukitan yang menyulitkan perluasan kawasan perkotaan (RDTR Kota Samarinda 2005-2010: II-1) Tujuan dilakukan studi arahan pengembangan kawasan permukiman Kota Samarinda berdasarkan kesesuaian lahan adalah, (i) Mengetahui ketersediaan lahan Kota Samarinda sebagai kawasan permukiman berdasarkan kesesuaian lahan, (ii) Mengetahui tingkat kebutuhan lahan untuk pengembangan kawasan permukiman Kota Samarinda berdasarkan perkembangan penduduk, dan (iii) Merumuskan arahan pengembangan kawasan permukiman di Kota Samarinda berdasarkan ketersediaan lahan. Pada penelitian ini dilakukan analisis klasifikasi kemampuan lahan (SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/1980, No.683/KPTS/1981 dan Lubis (2004)) dengan metode intersect overlay , analisis kesesuaian lahan permukiman (Dinas PU Cipta Karya,1999) dengan metode intersect overlay , analisis proyeksi kependudukan dengan menggunakan metode linier trend model (Suwardjoko Warpani, 1983) dan analisis kebutuhan lahan permukiman dengan menghitung tingkat kebutuhan rumah dan kebutuhan fasilitas berdasarkan standar dan analisis kependudukan. Secara umum ketersediaan lahan potensial, yaitu lahan potensial yang belum terbangun dan bukan merupakan kawasan lindung/militer dan pertanian mencapai 23.923,46 Ha atau sekitar 33,32%. Sedangkan ketersediaan lahan permukiman, untuk lahan prioritas yang memiliki akses dan kelengkapan jaringan utilitas hanya mencapai sekitar 5.767,12 Ha. Untuk lahan cadangan 1 seluas 5.668,49 Ha dan lahan cadangan 2 seluas 12.498,13 Ha. Sedangkan kebutuhan lahan permukiman di Kota Samarinda hingga tahun 2016 berdasarkan perhitungan hanya sekitar 1.051,78 Ha. arahan pengembangan permukiman pada setiap wilayah kecamatan direkomendasikan di wilayah masing-masing terutama pada lahan permukiman prioritas dan secara umum mengarah pada Kecamatan Samarinda Ilir dan Samarinda Utara yang memiliki dukungan ketersediaan lahan prioritas paling luas mencapai lebih dari 1.000 Ha. Sedangkan wilayah kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Samarinda Ulu, Sungai Kunjang, Samarinda Seberang dan Kecamatan Palaran hanya memiliki rata-rata ketersediaan lahan permukiman prioritas seluas 400-900 Ha. Namun bila dilihat dari ketersediaan lahan cadangan di masing-masing kecamatan, terdapat selisih ketersediaan dan kebutuhan lahan yang jauh. sehingga metode pengembangan yang direkomendasikan untuk semua kecamatan tersebut adalah metode pengembangan horisontal.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2008/369/050801936 |
Subjects: | 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 08 Aug 2008 11:10 |
Last Modified: | 08 Aug 2008 11:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139213 |
Actions (login required)
View Item |